🍁🍁🍁Kini disinilah Aska berdiri, didepan rumah sakit yang cukup besar. Rumah sakit ini sudah seperti rumahnya sendiri ia sering keluar masuk tempat ini. Tempat ini juga menjadi saksi cerita perjuangan Aska selama 3 tahun terakhir ini dan mungkin ini tahun ke-empatnya.
Disampinya sudah ada teman-temannya yang siap menemaninya. Aska sungguh beruntung karna masih memiliki orang-orang yang sayang terhadapnya. Tidak buta akan hadirnya dan tidak tuli akan suaranya.
Aska dan yang lainnya berjalan menuju ruang Dokter Zidan. Dokter yang membantu Aska berjuang selalu menyemangatinya disaat rasa sakitnya tak bisa ditahan. Dokter Zidan juga sudah seperti abangnya. Aska memiliki abang yang banyak bahkan mereka sangat menyayangi Aska tapi kenapa abang kandungnya sendiri sangat membencinya? Mereka orang luar begitu perhatian tapi kenapa abangnya sendiri tidak?
Terkadang Aska berpikir apa cerita hidupnya sama seperti cerita yang ada di wattpad atau wabtoon atau apalah itu yang akan berujung tragis di endingnya atau heppy ending. Aska harap ceritanya akan berakhir happy ending tapi takdir tidak ada yang tau kan?
Tok
Tok
TokGala mengetuk pintu ruang Zidan setelah mendapat izin mereka masuk.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
"Datang juga kamu Ka, kemarin kemana? Abang tungguin ga dateng dateng,"tegur Zidan.
"Maaf bang,"cicit Aska.
"Ini yang terakhir kalinya ya kamu lupa transpusi. Jangan dibiasain males terus pura-pura lupa ga baik ini jugakan untuk tubuh kamu,"ceramah Zidan,"dan kalian harus selalu seret Aska kalo dia lupa nanti abang kasih jadwal bulanannya"lanjut Zidan.
"Oke siap,"jawab Arfan dan Gio bersamaan.
"Kalian bisa keluar dulu? Abang mau bicara sebagai dokter Aska,"pinta Zidan yang langsung diangguki oleh Arfan Gio dan Gala dan merekapun keluar.
Aska dan Zidan kini saling berhadapan terhalang oleh meja kerja Zidan. Aska menggigit bibir dalamnya takut, meski ini bukan pertama kalinya tapi tetap saja rasa takut itu ada ia takut sakitnya bertambah prah dan waktunya semakin sedikit.
"Santai Ka, ini bukan pertama kalinya kamu transpusi,"ujar Zidan yang mencoba membuat Aska tidak terlalu tegang.
"Tapi tetap saja Aska takut bang,"lirih Aska.
"Tak apa, kita mulai pemeriksaanya ya setelah itu baru kita lakukan transpusi." Zidan menuntun Aska untuk berbaring diranjang pesakitan lalu mulai memeriksa Aska.
"Baiklah, karna kemarin kamu telat melakukan transpusi jadi sedikit berpengaruh pada tubuhmu. Setengah jam lagi kita lakukan transpusi oke?"
Aska hanya mengangguk menurut jujur badanya sangat lemas sekarang.
"Mau ditemenin sama yang lain?"tawar Zidan dan diangguki oleh Aska. Zidan pun keluar tak lama Zidan masuk bersama yang lain bahkan sekarang ada Andre dan Andra.
"Abang ambil kantong darah dulu,"pamit Zidan lalu pergi.
Hening. Tak ada pembicaraan semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Aska menutup matanya saat semua memburam telinganya juga mulai berdengung tangannya mencengkram erat selimutnya. Gala yang melihatnya menghampiri Aska dan duduk dikursi yang berada disampingranjang lalu menggenggam erat tangan Aska. Yang lain juga ikut mendekat.
"Jangan takut, kita disini,"ucap Gala lembut tangan kirinya menggengam erat tangan Aska dan tangan kananya mengusap surai hitam Aska.
"Makasih, tapi Aska tetep takut hiks,"lirih Aska, mata yang terpejam itu mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aska✔end
Teen FictionIni hanya cerita tentang seorang anak yang tiba-tiba menjadi sebuah bayangan dikeluarganya. Ada namun tak dilihat, bersuara namun tak terdengar apa keluarganya ini buta dan tuli? 🚫kekerasan dalam keluarga (KDRT) 🚫setelah baca jangan durhaka, ingat...