18

5.5K 460 31
                                        

🍁🍁🍁

Aska masih saja terdiam, tangannya yang memegang hp bergetar membuat hp itu jatuh begitu saja. Ia takut, sangat takut jika Biru kembali membencinya. Aska memejamkan mata saat rasa pusing kembali mengambil alih.

Aska kembali meringkuk menjambak rambutnya, deru nafasnya sangat cepat. Aska menggigit bibir bawahnya mencoba menahan erangan, ia tak ingin merepotkan orang.

"Bun-da ..." tak ada suara namun Aska terus menggumamkan sang bunda. Ia sangat merindukannya, pelukan hangatnya, suara lembutnya, Aska merindukan sosok malaikat tak bersayap itu.

Ia sangat iri melihat teman-temannya yang selalu mendapat perhatian dari sosok ibu, Aska juga ingin seperti mereka yang mendapat perlakuan manis dari ibu.

Kenangan masa lalu kembali terputar di otaknya. Dimana ia sangat bahagia bersama keluarganya, ditengah rasa sakit Aska tersenyum mengingat semua kenangan manisnya.

Flasback

"Bunda ayok kejal adek!"

Seorang balita terus berlari di halaman mansion, ditangannya menggengam dua tangkai bunga Anyelir merah dan putih.

"Nakal nya anak bunda humm, memetik bunga tanpa izin bunda. Lihat bunga-bunga bunda jadi tidak cantik karna ulahmu Bumi," ucap Dira gemas sambil berusaha menangkap sang pelaku atas rusaknya taman mansion.

"Kejar terus bun adek nya! Semangat," teriak Aldi yang duduk di ayunan taman bersama ketiga putranya yang lain.

"Adek kabur bang Wula mendukung mu!" Aksa tak mau kalah menyemangati sang adik.

Aska kecil terus berlari menghindari sang bunda yang terus mengejarnya sesekali menoleh kebelakang guna memastikan jaraknya aman.

Mata bulatnya membola melihat sang bunda yang sudah tepat dibelakanganya lalu menangkat dan menggendonya. Dira berhasil menangkap si kecil lalu mengangkatnya setinggi mungkin lalu berputar.

Tawa keduanya terdengar begitu riang, Aldi, Mudra, Biru dan Aksa tak ingin diam saja mereka langsung menghampiri keduanya dan mereka tertawa bersama.

Dira membenarkan posisi Aska dipangkuannya, lumayan berat karna Aska itu sangat gembul dan enak dipeluk. Buktinya sekarang Dira memeluk Aska erat dan mencium pipi tembemnya.

"Iii bunda geli," rengek Aska.

"Hahaha ... habisnya Bumi bulat gemes kan jadinya," ucap Dira seraya menurunkan Aska.

"Iya lah gimana bunda aja, ini bungannya bunda. Meski Aska memetik sembalang bunga bunda tapi ini juga Aska kembalikan ke bunda. Kalna ini adalah hali ibu."

"Bunga Anyelil melah, melambangkan cinta yang mendalam. Bumi sangat mencintai bunda, Bumi sayang bunda sangat ... sangat dalam. Bunda segalanya bagi Bumi." Aska memberikan bunga Anyelir merah itu kepada Dira yang senang hati menerimanya sambil menahan haru.

"Bungan Anyelil putih melambangkan cinta yang abadi. Sampai kapan pun Bumi akan mencintai bunda, apapun yang teljadi dimasa depan Bumi akan terus menyayangi dan mencintai bunda kalna bunda adalah malaikan hebat yang Allah kilim buat Bumi." Aska memberikan bunga Anyelir putih itu.

Dira yang tak tahan langsung memeluk Aska dan menangis karna terharu. Dalam hati ia terus mengucapkan syukur karna memiliki anak sebaik dan setulus Aska.

Aska membalas pelukan sang bunda yang menjadi candu baginya.

Dira merasa menjadi ibu yang paling beruntung, Aska berbeda dengan anak lainnya yang selalu gensi dan ragu menyampaikan rasa sayang secara langsung anak lain cenderung memilih menggunakan media sosial dan hanya sebatas postingan saja. Aska justru secara blak-blakan menunjukan rasa sayangnya baik dengannucapan maupun tindakannya yang membuat hati tersentuh.

Cerita Aska✔endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang