7

5.8K 481 25
                                    


🍁🍁🍁

"AAAAA.."
"SIAPA LO?"

Cewe itu yang tadi menutup mukanya dengan buku kini menatap sengit kearah Aska. Ia berjalan dengan angkuhnya sambil berkacak pinggang.

"Harusnya gw yang tanya. Lo siapa?"ucap cewek itu sambil menunjuk Aska tepat dihadapan mukanya. Aska menepis tangan itu sedikit kasar.

"Lo nyasar atau gimana? Ngapain di kamar gw?"tanya Aska.

"Lo kali yang nyasar. Ini kamar kakek gw,"

"Kakek lo dari hongkong. Ini kamar gw."

"Kakek gw bukan dari hongkong tapi dari Prancis. Sekarang lo pergi sebelum gw tendang lo,"

"Disini ada kakek lo?"tanya Aska berusaha sabar.
Cewek itu menatap sekeliling kamar.

"Mu..mungkin lagi ketaman jalan-jalan,"jawabnya tak yakin. "Udah sekarang lo pergi.. pergiii,"cewek itu mendorong dorong punggung Aska hingga sekarang mereka berada diluar kamar.

"Apaan sih lo. Ini kamar gw bukan kamar kakek lo."tegas Aska.

"Lo salah kamar."tegas cewek itu. Aska mengacak rambutnya kesal.

Clek

Pintu kamar yang bersebrangan dengan kamar Aska terbuka menampilkan sosok wanita peruh baya.

"Loh? Raya ngapain disitu?"tanya wanita itu.

"Hah?"cewek itu loding.
"Bentar, bukanya kata mama kakek dikamar VVIP c?"tanya cewek itu.
"J sayang bukan c"terang wanita itu.

Cewek itu menatap Aska yang sedang melipat tangan didada dengan menyandarkan tubuhnya dipintu. Lalu melihat tulisan yang tertempel dipintu 'VVIPc'.  Senyum konyol tercetak dibibir manisnya.

"Heheheh.., 'J' 'C' pengucapannya sama. Bukan salah gw heheh.."

"Hehehe,"ledek Aska.

"Aiisshh.. mama Raya malu..,"cewek itu berlari memasuki kamar disebrangnya dan langsung menutup pintunya.

Aska hanya melongo melihatnya.

"Siapa dia?"tanya Gio yang baru datang yang dibalas gelengan kecil Aska.

"Kenapa lo disini? Is Ti Ra Hat."tegas Gala.

"Heheh..,"Aska cengengesan sambil mengusap kepala belakangnya lalu berjalan masuk. Aska melihat sebuah buku di sofa yang tadi diduduki cewek itu, ia mengambil buku yang bersampul warna biru dengan cover langit.

"My Diary. Angkasani Raya Alderan."batin Aska. Aska menyimpan buku itu ditas nya. Jika bertemu lagi ia akan mengembalikan buku itu karna jika sekarang ada tiga abangnya yang mengawasi Aska. Jadi ia merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata menunggu izin pulang.

...

Sekarang Aska sudah berada dikamarnya. Ia menatap bulan purnama dibalkon kamarnya. Angin malam membelai lembut kulit putihnya menerpa rambut hitamnya.

Bulan itu sungguh indah dengan cahayanya yang bersinar memecah gelapnya langit malam.

"Bulan akan tetap menemani bumi kan?"

Aska teringat kenangan bersama keluarganya dulu.

Flashback on

Di hamparan pasir terdapat sebuah keluarga yang sangat bahagia. Meski malam semakin larut dan angin laut semakin kencang tak membuat keluarga itu beranjak pergi.

Mereka duduk dibibir pantai. Aldi, Dira, Mudra, Biru, Aksa dan Aska. Keluarga mereka sungguh nampak humoris membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa iri.

Cerita Aska✔endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang