VI: Duo Aneh

7.1K 1.6K 82
                                    


Saat pertama kali melihat iklan Instagram itu, Alex mengira biro detektif X hanya lelucon.

Kadang-kadang memang suka ada iklan nyeleneh di Instagram. Tapi ketika Alex mendapat SMS itu, dia tahu ini serius. Bagaimana caranya biro detektif ini bisa mendapatkan nomorku?

Alex semakin yakin bahwa X, siapa pun mereka, tidak main-main saat pesan kedua datang tepat pukul satu siang. Dalam pesan itu ada sebuah link, yang setelah diklik ternyata membuka aplikasi Google Map di ponsel Alex. Sebuah titik muncul di peta dan hanya bertuliskan huruf X saja, tanpa keterangan apa pun.

Alex memutuskan untuk datang ke sesi konsultasi itu.

Dia belum pernah menyewa jasa detektif—dia bahkan tidak tahu ada jasa semacam itu di Indonesia. Tapi Alex tergoda untuk memecahkan misteri kue ulang tahun itu. Apalagi kalau ternyata ongkosnya jadi murah setelah dipotong diskon. Kenapa tidak dicoba saja? Dia berjanji akan hati-hati. Kalau ternyata semua ini hanya tipuan belaka, aku bakal langsung kabur!

Titik dalam peta itu ternyata adalah sebuah rumah. Bagian luarnya ditutupi pagar tembok dari semen kasar. Ada sebuah pintu besar dari kayu yang mirip gerbang-gerbang kuno zaman dulu. Pohon-pohon bambu tumbuh lebat di balik pagar itu, menghalangi pandangan ke dalam.

Alex menekan bel di dekat gerbang.

Suara seorang laki-laki menyahut dari balik speaker mungil yang tertanam di dekat gerbang. "Ya?"

"Umm..." Alex ragu-ragu. "Saya Alexandra. Saya menerima SMS—"

Pintu kayu yang besar itu tiba-tiba terbuka sedikit. "Silakan masuk," kata suara misterius di speaker. "Saya menunggu Anda di dalam."

Alex mengintip ke balik celah pintu. Di baliknya, dia menemukan sebuah rumah ala Jepang yang sering dilihatnya di komik-komik. Atapnya berbentuk segitiga dan lantainya terbuat dari kayu. Semua pintu dan jendelanya berbentuk persegi panjang dan hampir setinggi tubuh. Garis-garis tumpang tindih mirip labirin itu menghiasi dinding-dindingnya, menciptakan semacam pola simetris yang indah.

 Garis-garis tumpang tindih mirip labirin itu menghiasi dinding-dindingnya, menciptakan semacam pola simetris yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tempatnya?

Seakan-akan ada yang memindahkan rumah itu langsung dari Jepang bersama pohon, batu dan tanaman-tanaman lain di sekitarnya. Suasana di sini terasa sungguh berbeda, tidak seperti di Jakarta.

Alex menuju teras. Di dekat tangga batu menuju pintu depan, ada sepasang sandal kain yang sepertinya sudah disediakan untuknya. Alex melepas sepatunya, memakai sandal itu, dan melangkah melewati ambang pintu.

Sebuah ruangan depan yang lega menyambutnya. Namun ruangan itu kosong dan hanya dikelilingi dinding dan pintu-pintu persegi panjang. Tidak ada meja maupun kursi, ruangan itu betul-betul polos tanpa perabot. Tidak ada seorang pun juga. Alex tidak tahu apa dia harus duduk di lantai atau tetap berdiri.

X: ENIGMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang