-*meet destiny*- [1]

3.8K 193 1
                                    

Jeon jungkook seorang remaja bertempat tinggal di busan korea selatan bersama neneknya karena kedua orang tuanya dikabarkan telah tiada. Hari ini saatnya jungkook untuk pergi bekerja sebagai pengirim surat sebut saja tukang pos.

Jungkook tengah berkaca di depan cermin memastikan bahwa penampilannya cukup rapi meskipun kemungkinan tak akan ada yang memperhatikannya.

"kookie cepat berangkat kau bisa terlambat" teriak seseorang dari luar

"nee halmoeni" jungkook keluar dari kamar.

.
.
.
.
.
.
.
Di tempat kerja jungkook ia memiliki seorang teman bernama jung jaehyun. Jaehyun adalah seorang anak yatim piatu dan dia tinggal sendiri di busan.

"kook bangtan berulah lagi kemarin mereka memukuli seseorang tak bersalah huh mereka sungguh kejam"
Ujar jaehyun dramatis

Jungkook sudah terbiasa mendengar gosip tentang bangtan dari mulut jaehyun dan dia sudah mulai muak sebenarnya karena itu semua belum tentu benar menurutnya.

"jaehyun bisakah kau membicarakan sesuatu yang lain selain bangtan aku muak mendengarnya" ucap jungkook menatap jaehyun dan yang ditatap hanya menggendikan bahunya.

Jungkook beranjak meninggalkan jaehyun dan menjalankan tugasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah mulai petang dan jungkook masih sibuk mengantarkan surat ke beberapa komplek perumahan dan salah satu faktor yang membuatnya lama adalah karena ia bekerja menggunakan sepeda bukan motor.

Pukul 20.00 jungkook baru saja selesai bekerja.
Dia melewati sebuah gang yang tak terlalu besar dan sedikit gelap tiba-tiba muncul seseorang menghadang jalannya reflek jungkook mengerem mendadak.

"apa yang kau lakukan?!!" tanya jungkook yang masih setengah terkejut.

Di belakang orang itu muncul beberapa orang lagi dan jika dijumlah ada sekitar enam orang.
Dan jungkook hanya bisa melihat satu dari enam namja itu karena pencahayaan yang kurang.

"apa tak cukup kemarin kita sudah memukuli temanmu"

Jungkook mengernyitkan dahinya tak mengerti.
"apa sebaiknya kita bunuh dia"

Mata jungkook membelalak tak percaya dia belum siap mati sekarang nanti siapa yang akan menjaga neneknya dan dia juga masih memiliki beberapa hutang pada tetangganya siapa yang akan membayarnya nanti.

"ikat dia" satu orang maju mendekat ke arah jungkook dan membuatnya reflek mundur.
Dapat dia lihat empat orang lainnya pergi meninggalkan dia beserta dua orang namja.

"hei lepaskan aku tak melakukan kesalahan mengapa kalian mengikatku" lelaki itu mulai mengikat tubuh jungkook di pohon dan mulai memukuli jungkook bersama rekannya.
Jungkook menggeram setiap kali mereka melayangkan pukulannya.

Sekitar 15 menit mereka memukuli jungkook membuat tubuh jungkook lebam dan mengeluarkan darah dimana-mana.

"tinggalkan dia disini" mereka meninggalkan jungkook yang masih terikat di batang pohon.

"eomma appa apa ini waktunya aku menyusul kalian" batin jungkook
Seluruh tubuhnya merasakan nyeri teramat sangat hingga untuk membuka mulut saja rasanya sakit.

Jungkook memejamkan matanya mencoba menahan semua rasa sakitnya dan berakhir dirinya pingsan berdiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sang mentari telah memunculkan dirinya di tengah dinginnya udara saat ini tak menyulutkan niatnya menerangi salah satu kota bernama busan.

Dan di sebuah rumah minimalis terdapat seenggok manusia yang sedang bergelung manis di dalam selimutnya tak menghiraukan cahaya mentari yang menyusup masuk melewati jendela kamarnya.

"kookie!!"

Sang namja membuka perlahan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam irisnya.
"eoh halmoe—" belum sempat jungkook menyelesaikan ucapannya sang nenek sudah berhambur ke dalam pelukannya.

"halmoeni khawatir karena kau tak pulang semalam"
Jungkook memiringkan kepalanya
'tak pulang' batinnya.
.
.
.
.
.
.
Setelah adegan pelukan tadi mereka memutuskan sarapan bersama dan jungkook akan mengambil cuti hari ini karena paksaan neneknya.
"bagaimana kau bisa pulang kookie?"

"entahlah aku juga bingung seingatku aku sedang terikat di pohon dan—" jungkook mengatup mulutnya rapat rapat.

"terikat? Apa yang terjadi padamu?"

Well mau tak mau jungkook menceritakan kejadian yang ia alami kemarin namun tak menceritakan tentang ia yang dipukuli.
'dipukuli, mengapa bekas luka kemarin menghilang begitu cepat'

Setelah jungkook selesai bercerita raut wajah neneknya berubah menjadi khawatir. Neneknya bangun lalu berjalan ke arah ruangan yang selama ini tak pernah dijamah jungkook karena suatu larangan.

Sudah sekitar 20 menit neneknya masuk ke dalam ruangan itu.
Jungkook jengah hendak menghampiri sang nenek namun terhenti saat ia melihat sang nenek keluar membawa sebuah kotak.

"ini bukalah"
Awalnya jungkook bingung tapi dia menurut dan lantas membuka kotaknya.
Tepat setelah kotak terbuka muncul cahaya menyilaukan dari dalam kotak dan saat cahayanya menghilang menyisakan sebuah cincin antik.

 Tepat setelah kotak terbuka muncul cahaya menyilaukan dari dalam kotak dan saat cahayanya menghilang menyisakan sebuah cincin antik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

((anggep aja di dalam kotak))

"untuk apa?"
"untukmu dan bacalah surat ini"

Surat?
Jungkook mulai membaca surat itu dengan seksama. Matanya berubah memerah menahan tangis dan tangannya sedikit bergetar.

"jadi eomma dan appa masih hidup"
"nee tapi halmoeni tak tau mereka dimana namun yang pasti mereka tak berada di dunia ini mereka berada di dunia lain dan kewajibanmu adalah membawa mereka kembali"
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini jungkook dan neneknya keluar rumah pukul empat pagi atas permintaan neneknya.
Jungkook dibawa masuk ke dalam gua yang cukup dalam dan berhenti tepat di depan sebuah batu raksasa.

Neneknya mengeluarkan sebuah kunci yang jika diperkirakan ukurannya lebih besar daripada kunci pada umumnya di sertai sepasang sayap yang bertengger di gagang kuncinya dan warna emas bercampur perak yang menambah kesan menawan.

Saat kunci diputar di batu tadi muncul sebuah pintu yang menyerupai bentuk kuncinya.
Jungkook melangkah masuk setelah mengecup kening neneknya cukup lama menyalurkan rasa yang tak dapat ia artikan.

Neneknya tak dapat masuk karena suatu alasan yang membuatnya enggan untuk masuk ke dalam.

Tbc

Debut story pertamaku mian kalau kurang menarik ini udah aku revisi beberapa kali.
                                                       02/07/20

~•LALA•~

Bangtan Elemental Fantasy***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang