"Oppamu sudah berangkat kemarin malam dan baru saja mendarat di Amerika, kamu harus bersikap baik dan penurut jika ingin kakakmu segera sembuh. Bulan depan aku akan ke Inggris untuk bisnis, kamu boleh ikut dan kita akan mampir ke Amerika setelahnya." Jungkook kembali mengosok badannya."Benar kah, Tuan?" Hana sangat senang hingga meloncat dan hampir terpeleset.
Jungkook menangkapnya lalu menyeringai, " Layani aku lagi, full day aku ingin kamu layani seperti tadi. Kamu sanggup, Sayang?" tanya Jungkook lalu merapatkan badannya.
"Apa yang tidak untukmu, Tuan Jeon yang tampan." Hana langsung berjongkok memposisikan wajahnya di depan milik Jungkook.
...........
Hari ini Jungkook benar-benar membuat lelah Hana, bahkan milik Hana sampai lecet dan perih sekali. Pertama kali dan Jungkook menyerangnya tanpa ampun.
Hari-hari Hana lewati dengan keadaan yang sama aja. Jungkook tidak setiap hari pulang, meski dalam dua minggu ini waktu Jungkook selalu dia dapatkan lebih banyak hanya tiap malam saja. Weeked kemarin pun Jungkook tidak pulang, dan Hana yakin dia akan menemani Hyuna lagi.
Hana sedang mengigit jarinya sendiri karena sampai hari ini ponsel belum dia dapatkan dan kabar kakaknya selalu Jungkook yang menyampaikan. Mengenai perusahaan belum juga ada kejelasan meski perjanjian telah di sepakati.
Tidak tertulis jika perusahaan ayahnya akan kembali sepenuhnya, karena Jungkook hanya akan memberikan beberapa saham padanya dan selanjutnya terserah Hana mengelolanya. Dia sedang putar otak bagaimana caranya meraih perhatian suaminya sepenuhnya.
Di sela resahnya karena ide nya buntu maka dia menyalakan televisi sekedar menghilangkan penat. Ternyata ada acara pernikahan salah satu aktor dan terlihat Jungkook berjalan dengan Hyuna bergelayut manja di lengannya.
"Ho ... aku masih kalah dan kau terus menang, Hyuna. Kenapa ada rasa sakit saat melihat mereka ... arrhhh!" teriaknya lalu mematikan layar besar itu dan menjambak rambutnya kesal.
Hyuna adalah model terkenal dan sudah pasti aktor itu adalah temannya. Hana menerawang ke masa lalu yang selalu baik pada Hyuna dan ternyata dia di khianati dengan kejam.
Hana berjalan keluar hanya sekedar mencari angin. Villa ini di keliling tembok tinggi dan letaknya sangat jauh dari kota. Dirinya sengaja di sembunyikan dan ditahan dalam sangkar emas, kartu apa pun belum dia dapatkan dan kebebasan tak kunjung diberikan.
Angin malam sangat dingin lalu dia mendongak ke atas menatap kemerlapan bintang. Dia memejam sesaat lalu meremas bajunya bagian leher. Dia ingat waktu dulu ada anak laki-laki yang memberikan sebuah kalung padanya.
"Jaga kalung ini seperti kamu menjaga hatiku, aku akan kembali dan menikahimu. Kita akan bersama selamanya," ucapnya.
"Oppa, apa akan lama pergi?" Hana bertanya dengan polos pada teman masa kecilnya yang beda umur 3 tahun dengannya.
"Aku akan kuliah ke Amerika, nanti aku akan kembali saat sudah menjadi sukses." Laki-laki itu tersenyum lalu mengandeng tanganya dan berjalan pulang dari sekolah bersama.
Hana membuka mata lalu meneteskan air mata, "Aku tidak akan berpegangan akan kata-katamu dan bersabar menunggumu menginggatku, ternyata semua berakhir sia-sia. Sekeras apa pun aku berusahan untuk tidak menaruh rasa cinta, pada akhirnya perasaan ini selalu tumbuh. Oppa, apa takdir kita kali ini akan berubah dengan indah? Aku tidak ingin lagi jatuh dalam jurang cintamu yang ke dua, jika akhirnya nanti. Kamu tetap tidak bisa aku raih."
"Kita berangkat dan pulang bersama, Oppa selalu membantuku mengerjakan PR. Kamu selalu menjadi pahlawanku, tetapi kini menginggatku saja tidak bahkan percaya jika Hyuna adalah pemilik kalung yang dirampas dariku. Aku tidak ingin bermimpi lagi untuk selamanya bersama, karena aku tahu luka ini akan kembali jika kita terus seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan Tuan Jeon
RomanceKisah istri simpanan yang ingin membalas dendam. Akan rasa sakit di kehidupan yang lalu. Dia terbangun dari kematian dan hidup untuk merubah nasip buruknya.