AZEL'S ~PART 7

6.2K 400 8
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh

Selama Membaca

Kelima sahabatnya di buat bingung, ketua geng Vorgos si badboy sekolah tersenyum senyum sendiri memandang iphone-nya.

Yang di pikiran mereka siapa yang membuat si datar tapi tampan itu tersenyum tanpa paksa. Hm?

"Gib, lo kenapa deh senyum terus dari tadi? Orang orang pada aneh liat lo tuh!" ucap Reno tak tahan untuk bertanya.

Gibran menoleh sekilas."Bodoamat." lalu kembali sibuk dengan iphone-nya.

"Ngegame kali ya?" tanya Leo.

"Mungkin, tapi Gibran kayanya nggak terlalu suka game deh." sahut Erik.

Sedang lainnya menggendikan bahu.
"Gue traktir kalian bebas mau pilih pesen apa aja!" ucap Gibran tiba tiba.

"Beneran? Nggak bohong kan?

Gibran menoleh ke Leo dan semua sahabatnya."Nggak percaya? Yaudah nggak jadi." ucapnya santai kembali ke iPhonenya.

"Et... Big no. Jadilah lumayan jajan gue bisa buat lainnya." cegah Leo di angguki lainnya.

"Makasih boss." ucap mereka kompak sahabat Gibran dkk. Dan hanya di angguki empunya.

***

"Non Azel? Bahannya udah siap! Mau buat sekarang atau nanti?" tanya pembantu kesayangan keluarga BANNER'S.

Azel sedikit terkejut pasalnya ia tengah duduk di sofa kamar dengan sabar membalas pesan kekasih dinginnya itu. Yap! Itu sebabnya Gibran senyum senyum sendiri.

"Oh iya Bi, maaf Azel lupa! Makasih udah bantu Azel beliin bahanya Bi." ucap Azel ia sendiri tidak mendapat ijin Agam untuk keluar rumah selagi Agam ke kantor untuk memulai memimpin sebagai CEO di perusahaan keluarganya.

"Oh nggak papa Non, udah tugas Bibi. gimana mau buat sekarang atau nanti?" tanya lagi yang berada di sisi sofa Azel duduk.

"Nanti dulu Bi, Bibi nggak usah bantu bibi bisa istirahat biar Azel aja." titahnya dan di balas gelengan.

"Kenapa? Bibi nggak usah takut kan bibi juga bantu rawat Azel udah lama bibi kerja disini kan. Jadi jangan takut Azel minta jangan bantu Azel, Azel bisa masak kan Bibi tau sendiri."

"Tapi kalo ada apa apa cepat panggil bibi ya Non." pinta Bi Asri.

"Siap." hormat sepeti kepada guru.

Di balas senyuman sang Bibi.

***

Suara bel pulang nyaring di seluruh ruang kelas. Gibran cepat cepat memasukkan buku bukunya ke dalam tas. Biasanya ia hanya mengeluarkan satu buku itupun dari awal sampai akhir pelajaran cuman satu.

Entah kenapa ia terasa semangat untuk belajar dan cepat pulang.

"Ets lo mau kemana cepat cepat banget keluarnya?" tanya David memegang bahu Gibran.

"Ke rumah my dearest." ucapnya membuat keempat sahabatnya beo. Sepeti pernah mendengar nama panggilan itu tapi.

AZEL'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang