D.U.A - E.N.A.M

28 11 0
                                    

Kini mereka semua berkumpul di ruang kelas.

"Woy sumpah lo," ujar Justin saat mendengar cerita dari Jack dan teman-temannya.

"Sumpah kagak boong gue," ucap Alexis yang masih ngos-ngosan.

"Terus Jack sama Prana dimana?" tanya Arvelus.

"Kita tinggal di belakang," sahut Petrinia sambil nyengir.

"Noh itu mereka," ucap Defney.

"Steline mana?" tanya Alexis.

"Gue tinggalin di belakang, abisnya tu setan muncul lagi," sahut Jack dengan nafas yang tak beraturan.

"Anjirrrr lo bisa-bisanyaa ninggalin Stelineee," pekik Yani.

"Anjirr mauu gimana lagi? Lo kira gue pemberani apa kalo apa yang kita hadapin tu makhluk," sahut Jack.

"Justin gue takut," ucap Carol kepada Justin yang masih setiap memeluknya.

"Udahh tenang ajaa, semuanya akan baik-baik ajaa," ucap Justin yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Thom, jadi kita harus gimana?" tanya Stefan.

"Kita harus nyelametin Steline," sahut Thom.

"Iyaa gue tau, tapi gimana caranya?" ujar Petrinia.

"Kita harus nyelametin Steline gimanapun caranya!" ucap Arvelus yang seketika berdiri.

Semuanya melihat ke arah Arvelus dengan serius.

"Awas aja tu setan nongol lo yang lari pertama," sindir Yani.

"Hehehe."

"Yaudah kita cari Steline dulu. Kita bakal pikirin caranya nanti," ujar Thom.

"Apapun yang terjadi nanti kita jangan sampe mencar," sambung Yani.

"Toss duluu toss," ujar Justin.

"KOMPLOTAN BUMI LESTARI ASOY!" ucap mereka serentak. Entah kapan mereka merencanakan hal tersebut.

!¡!¡!¡

KORIDOR SEKOLAH
11:11 PM

Mereka semua berjalan menyusuri kelas dan koridor sekolah.

"Sumpah ini makin kesini makin gelap anjir," celetuk Arvelus.

"Tau gini gue nyesel anjir napa bisa ikutan," sambung Alexis.

"Udah woy, brisik amat," ucap Defney.

"Riana mana?" tanya Jack.

"Apaan? Gue disini," sahut Riana.

"Kagak anjir dari tadi diem diem bae lo," sahut Jack.

"Iyaa tumben amat lo Ri," balas Carol.

"Biar gue tebak, lo lagi sakit perut kan?" ejek Petrinia.

"Kagak anjirrrr," ucap Riana. "Si Carol kali tuhh," sambungnya.

"Heh lo jan ngadi ngadi sama adik gue," ucap Justin yang membela Carol.

Brakkk.. terdengar suara entah dari mana yang membuat mereka terkejut.

"Yatuhaaann yatuhaann, gue takuttt itu apaaa," ucap Prana yang tiba-tiba menjadi pecicilan.

"Anjirrr lo napa jadi menjijikan gini Pran," ucap Stefan.

"Eh bentar. Thom bukunya ada di lo kan?" tanya Riana.

"Iyaa ada di gue, kenapa Ri?" sahut Thom.

"Gimana kalo kita coba bakar bukunya?" usul Riana.

"Ngapa di bakar njirr," celetuk Carol.

"Kebanyakan nonton film lo babik," ejek Arvelus.

"Eh tapi kita bisa coba," ujar Yani.

"Oke Thom, mana bukunya?" ujar Riana.

Thom membuka tasnya dan mengorak-arik tasnya ternyata, "Bukunya gak ada," ucap Thom panik.

"Jan becanda lo Thom. Kagak lucu sumpah," sahut Carol.

"Sial, kayaknya ketinggalan di kelas tadi," ujar Thom. "Gue ambil dulu bukunya," sambungnya.

"Gue ikut," ucap Justin tetapi Carol mencegah Justin untuk ikut.

"Nggak," ucap Carol.

"Gapapa Car, disini lo berbanyak dan gue harus temenin Thom buat ngambil bukunya," ucap Justin. "Semuanya akan baik-baik aja," sambungnya. Carol hanya mengangguk.

"Kita ketemu di tempat reruntuhan gedung sekolah," ujar Jack.

Thom dan Justin pergi untuk mengambil buku tersebut sedangkan sisanya menuju reruntuhan gedung kelas 9C.

"Aaaaaa, tolonggg," terdengar teriakan.

"Kalian denger nggak?" ucap Alexis.

"Itu suaraa Steline, Lex!!" pekik Defney.

Mereka semua berlari mencari sumbe suara dan pada saat melihat Steline betapa terkejutnya mereka.

Bersambung...

!¡!¡!¡

Huiiffhhh
Guyss ini part baruu untuk cerita ini karena kemarin kan endingnya sempet ngegantungg tuhh hehehe

Makasi yaa udah bacaaa yaa :)

Big Hug, Tintin.

Our School Has Many Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang