D.U.A - T.U.J.U.H

24 11 0
                                    

"Stelineee!!!" ucap Carol sambil menganga.

Mereka melihat Steline memegang pecahan kaca dan tatapannya tajam.

"Dia mau ngapaaain anjirrr," ucap Stefan.

Steline menyayat tangannya dengan pecahan kaca tersebut, "Aaaaa, tolonggg," teriaknya.

Tanpa basa basi Prana berlari dan memegang tangan Steline, "Steline sadaarr!! Woy!!" pekiknyaa.

"Stelineee!!"

"Ini kitaaa, sadar Stell!!"

"DIA ADALAH KORBAN SELANJUTNYA!" ucap Steline dengan suara berat. Seperti tubuhnyaa sedang di rasuki.

Tiba-tiba angin kencang dan hujan lebat turun.

"Anjirrr, kenapaa jadi gini," ujar Alexis.

"Sumpaahhh, setan sialan lo! Berani-beraninya ngelakuin ini ke temen gue!" pekik Prana.

"Pran, tenang," ucap Carol sambil menepuk pundak Prana.

"Aaaaa, sakittt," teriak Stelineee. Mereka semua menahan tubuh Steline agar Steline tidak menyakiti dirinya sendiri.

Hujan deras dan lebat ditambah dengan angin yang kencang membuat mereka hampir putus asa.

"Justin sama Thom mana sih? Lama amaat, gue takut," ucap Carol yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Lo nggak usah cengeng deh. Semua orang juga takut disini!" bentak Stefan.

"Maksud lo apa ngebentak gue, hah!" sahut Carol.

"Lo si cengeng! Cuma bisa berlindung di balik Justin!" ucap Stefan.

"Maksud lo apa?!" pekik Carol.

"Lo cuma orang yang mentingin diri sendiri doang!" ujar Stefan.

"Kalo gue mentinging diri sendiri, gue gak bakalan ada di tempat ini!" balas Carol. Stefan menganggkat tangannya hendak menampar Carol namun seseorang mendorongnya.

"Maksud lo apa gituin Carol?" ucap Justin dengan emosi.

"Memang kenyataannya kan kayak gitu? Lo berdua sama aja!" sahut Stefan.

Bugh.. sebuah pukulan mendarat di wajah Stefan.

"Lo boleh hina gue tapi jangan pernah hina Carol!" ujar Justin.

Bugh.. kini sebuah pukulan mendarat di wajah Justin.

"WOY UDAH! KALIAN KENAPA JADI BERANTEM GINI?!" bentak Thom dan melerai mereka.

"KITA LAGI DI SITUASI SEPERTI INI DAN KALIAN MASIH SEMPET SEMPETNYA BERANTEM? EGOIS KALIAN!" sambung Jack.

"Steline?? Steline manaa??" ucap Riana panik.

"Thom Steline ilang lagi," ujar Yani.

"Ayo bergerak dan kita harus nyari Steline secepatnya," kata Thom.

Mereka semua berpencar bergegas mencari Steline.

"Stelineee."

"Lo dimanaa sihhh?"

"Stell, muncul woyyyy."

"Woy liat, itu Steline." ucap Arvelus.

"It-u makhluk yang tadi kita liat," ujar Alexis dengan terbata-bata.

"Thom mana?" tanya Riana. "Kita harus bakar bukunya sekarang, kalo enggak Steline akan jadi korban berikutnya," sambung Riana.

"Gue cari Thom dulu," ujar Jack yang langsung berlari mencari Thom.

"Steline, lo harus bertahan," teriak Defney.

"Rianaa," panggil Thom.

"Thom mana bukunyaa?" tanya Riana.

Thom langsung memberikan Riana buku tersebut, "Nih," ujarnya.

"Ini bukan buku sejarah sekolah ini. Ini adalah buku terkutuk dari pemiliknya terdahulu yang mempelajari ilmu hitam. Dan kita harus musnahkan buku ini," ujar Riana.

"Kita gak bisa bakar bukunya Ri, hujan. Kita semua basah kuyub dan api nggak bakalan mau hidup," sahut Yani.

"Sial! Kenapa selalu seperti ini sih!!" pekik Prana.

"Pasti ada cara lain, pasti ada," ucap Carol yang mengambil buki tersebut dari tangan Riana kemudian menusuknya dengan puing-puing reruntuhan.

"PASTI ADA CARA LAIN!" teriak Carol dan darah keluar dari buku tersebut.

Carol terkejut begitu juga yang lainnya. Namun dia tetap menusuk buku tersebut. Semakin dia menusuknya semakin banyak darah yang keluar.

"Arrghhhh, aughhh," suara sosok tinggal besar tersebut. Mereka melihat tubuh makhluk tersebut terbakar di tengah-tengah hujan deras.

"Carol," ucap Justin.

"Gue harus menghancurkan makhluk itu! Harus!" ujar Carol sambil menatap makhluk itu dengan tajam dan tangannya menusuk acak tiap lembaran di buku itu.

Mereka semua menyaksikan sosok makhluk tersebut yang terbakar dan beberapa menit kemudian buku yang ada di tangan Carol mengeluarkan api dan terbang ke arah makhluk tersebut.

Makhluk dan buku tersebut musnah terbakar di bawah hujan deras. Stefan dengan cepat menghampiri Steline yang tergeletak di bawah, diikuti yang lainnya.

"Stell sadar," ucap Stefan sambil menepuk wajah Steline.

Steline sadar, "Uhuk."

"Stelinee."

"Apa semuanya baik-baik aja?" tanya Steline.

"Semuanya udah selesai Stel, kita semua selamat," sahut Justin.


Bersambung...

!¡!¡!¡

Yuhuuuuu, akhirrnyaaa petualangan mereka selesaii. Walaupun alurnya kesana kesini, ceritanya mondar mandir wkwkwkw

Maaaff yaa gaissss ;)) makasi bgt udah mau baca cerita abal abal ini :))

Big Hug, Tintin.

Our School Has Many Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang