[35] : Keingintahuan

95 8 2
                                    

Akoeh butuh semangat, semangatin dongs :))

********

'Apa yang terjadi denganku bila kau yang selalu ada tiap hari akan pergi?'

-Tsubaki Sawabe

********

"Apa?" Tsubaki merasa apa yang di dengarnya tidaklah nyata, padahal sedetik yang lalu ia ingin mengajak Kousei untuk bersekolah di tempat yang sama. "Kau ingin ke sekolah musik?"

Kousei mengangguk, ia menggaruk pipinya sedikit canggung. "Iya, Hiroko udah saranin dari lama, tapi aku baru milih dari sekarang."

".... karna Kaori?"

Kousei menoleh pada Tsubaki, ia mengangguk kecil. Jika dirinya menceritakan kronologi sebenarnya dari Kaori yang tidak ingin operasi jika dia tidak akan masuk sekolah musik, mungkin Taubaki akan mengerti. Tapi Kousei tidak menceritakannya.

Kousei mengibaskan tangan dengan cepat, "Bukan berarti aku menuruti semua kemauan Kaori!" ia mengelus belakang kepalanya. "Maksudku, aku memang harus mempersiapkan untuk masa depan."

"... jadi maaf Tsubaki, aku baru menceritakannya." sesal Kousei, ia melirik Tsubaki yang berjalan muram, untung saja mereka sebentar lagi akan sampai di rumah.

Bukannya kau memang selalu menuruti semua kemauan Kaori, Kousei? Batin Tsubaki.

"Tadinya aku ingin mengajakmu sekolah di sini, tapi ... ternyata kau sudah memilih, Kousei."

Kousei mengangkat alis, "Bagaimana dengan Watari? Dia SMA di mana?"

"Katanya dia akan menerima di sekolah swasta." Tsubaki mendesah. "Mungkin kita memang akan berpisah."

"Hmm ... dasar, aku ga tau dia kalau mau sekolah swasta. Aku harus menemuinya besok."

"Oh ya, sekolah luar negeri di mana?" dalam hati, Tsubaki berdoa semoga Kousei memilih sekolah musik di dalam negeri.

"Hmm ... entahlah. Aku juga mengincar beasiswa, mungkin luar negeri?"

Kenapa harus seperti ini?

Detik itu, Tsubaki merasa kalau takdir tidak berpihak padanya.

********

[Keesokan hari, dirumah sakit]

Tok tok tok

Kousei mengetuk pintu kamar Kaori, ia menjadi sedikit takut ketika mengetuk pintu kamar ini, ketika Kaori pingsan, dan para suster datang.

Saat dirinya melihat Kaori sedang duduk di kursi sambil membaca buku, ia juga melihat Shigarashi—ibu Kaori, sedang duduk di sebelahnya. Saat ibu Kaori menyadari kedatangannya, dia langsung berdiri.

"Kau sudah dateng," Shigarashi tersenyum, kemudian melirik tajam pada anak perempuannya. "Dia kemarin memaksakan dirinya pergi keluar, padahal para dokter sudah memaksanya untuk istirahat," keluhnya.

"Ibu!" Kaori memprotes.

Kousei jadi merasa kalau itu salah dirinya, ia menatap tajam pada Kaori. "Maafkan saya Tante, seharusnya saya memarahinya."

shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang