[16] : Perubahan?

456 31 1
                                    

Jangan lupa Vote sama Comment!

Happy Reading!

********

Author POV

Saat ini, Kousei berada di depan pintu rumah nya. Ia segera membuka kunci pintu, lalu mengernyit heran saat pintu tersebut tidak dikunci.

Maling?!

Kousei berjalan mengendap-ngendap, terlalu takut jika sang pencuri tau dimana keberadaanya. Bisa-bisa ia dibunuh sebelum menjadi pemusik lagi.

Soal itu, Kousei sesudah memikirkan hal ini dengan matang-matang tentang keputusannya saat ini. Dirinya akan menjadi pemusik terkenal, sehigga ia bisa masuk TV dan Kaori bisa menonton kehebatan dirinya saat bermain. Tapi yang di bingungkan adalah, siapa yang menjadi instrukturnya?! Kousei tidak sehebat itu sehingga ia tidak memerlukan guru. Dulu saat dirinya masih kecil, ibunya lah yang menjadi instrukturnya.

Kousei tersentak kaget saat mendengar suara anak kecil yang berasal dari dapur, lalu ia mengambil tongkat baseball yang disebelahnya. Berjaga-jaga jika ada pencuri beneran masuk, maka ia siap untuk menghajarnya sampai babak belur.

Terlihat seorang wanita yang sedang mondar mandir disana, sambil berkata. "Aish! Kemana anak itu?! Dari tadi belum pulang!!" Teriak frustasi.

"Hiroko?" Kata Kousei tanpa sadar. Sudah lama sekali ia tidak melihat Hiroko, seorang pianis terkenal yang menjadi sahabat ibunya sewaktu disekolah musik dulu.

Saat melihat adanya Kousei, Hiroko menatap sangat tajam pada Kouse. Dulu saking dekatnya persahabatan Hiroko dan Saki--ibu Kousei-- Kousei sudah menganggap Hiroko menjadi ibu tirinya. Dan yang perlu kalian tau, Hiroko Seto adalah orang pertama yang mengatakan Kousei adalah anak yang berbakat disewaktu kecilnya.

"Kemana aja kamu?! Aku menunggumu dari sore! Jangan jangan kau mulai nakal, ya?!" Selidik Hiroko berutun. Kemudian tangannya langsung menarik kuping Kousei.

"A--aduh! Hiroko, lepaskan!--AWHHH..."

"JAWAB DULU DARI MANA KAMU!"

Saat terjadi perang dunia ke-3, anak kecil yang bersama Hiroko tertawa keras bersama teriakkan kesakitan Kousei.

"SAKIT!! HIROKO LEPASKAN"

********

Saat Hiroko sudah mulai tenang, dan tangannya sudah berhenti menjewer telinga Kousei yang memerah akibat ulahnya sendiri. Hiroko mulai bertanya. "Jadi, anak mana yang sudah merubahmu, hem?" Goda Hiroko sambli menyelidik.

"Tidak ada!" Kousei memalingkan wajahnya kesal bersama wajahnya yang memerah malu.

Kau sudah berubah, Kousei. Batin Hiroko senang.

"Hiroko" Panggil Kousei serius.

"Ada apa?"

"Bisakah kau mengajariku caranya bermain piano?" Tanya Kousei gugup, takut jika ditolak.

Hiroko membulatkan mata, tapi dirinya tidak bisa menahan haru. Saat dirinya tau, Kousei menjadi pengiring wanita. Dirinya menangis sewaktu itu. Apakah dia dapat dimaafkan? Karena salah dia, Kousei menjadi menderita. Andai saja dia tidak memberitahu Saki saat itu kalau Kousei berbakat menjadi pianis, maka Kousei tak akan menderita seperti ini.

Kousei menjadi gagap sendiri saat Hiroko terdiam saat ia meminta menjadi instruktur nya. "A-anu Hiroko! Jika kau sibuk, kau tidak usah memaksa."

Tak!

Hiroko menyentil kening Kousei.

"Memangnya kau bisa apa? Permainanmu saja masih buruk." Saki, anakmu sudah besar. Dan dia sudah banyak berubah.

Saat memegang keningnya, tak lama kemudian Kousei tersenyum. "Iya, aku tak bisa." Kousei mebungkuk pada Hiroko. "Maka dari itu, ajarkan saya guru"

Hiroko tertawa dan disusul oleh tawa mereka semua.

"Jadi siapa Miyazono Kaori? Sampai dia bisa mengubahmu menjadi seperti ini."

Kousei tersenyum samar. Ia akan menceritakan semua kejadian bersama Kaori pada Hiroko. Semuanya.

TBC

Episode berikutnya akan menceritakan full masalalu Kousei, saat pertama kalinya main piano dan alasana kenapa dia main piano.

Ditunggu, vote nya.

shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang