[18] : Tsubaki

348 18 0
                                    

Tsubaki POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tsubaki POV

Namaku adalah Tsubaki Sawabe. Aku tinggal disebelah rumah Kousei, Kousei dan Watari adalah teman masa kecilku yang sangat berharga. Mereka adalah seseorang yang selalu ada disaat aku sedang membutuhkan sandaran dan mereka adalah seseorang yang selalu menyemangatiku. Aku sangat beruntung bisa memiliki mereka sebagai sahabatku.

********

Kousei sudah aku anggap sebagai adikku sendiri, sedangkan aku kakaknya, kenapa? Karena dia tidak bisa apa-apa selain bermain piano. Walaupun begitu, aku tau dia bisa melakukan banyak hal selain bermain piano.

Aku bertekad selalu berada di sampingnya saat dia berada dalam keadaan susah maupun senang, karena dia adalah seseoarang yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Tekad itu mulai sejak aku berumur 5 Tahun, sama dengan Kousei.

Flashback :

"Kau yakin, Kousei?" Tanyaku takut ibu Kousei akan marah jika dia memelihara anak kucing. "Bagaimana jika ibumu tidak menyukai kucing?" Ibu Kousei adalah seseorang yang sangat menyeramkan, mengingatnya sebentar saja sudah membuatku merinding ketakutan.

Kousei mengangguk yakin, senyum cerahnya mendadakan bahwa dia sangat ingin memelihara anak kucing tersebut.

"Jangan khawatir, ibu cukup menyukai hewan kok." Kata Kousei sambil mengambil dus yang berisi anak kucing tersebut.

Aku juga ikut tersenyum, jika Kousei senang. Akupun ikut senang.

"Ya! Akan ku namakan dia Chelsea!"

Aku mengelus kepala Chelsea, "Mulai sekarang nama kamu Chelsea." Kataku.

*******

Aku berlari sekencang-kencangnya dibawah hujan deras dengan jas hujan yang menyelimuti diriku yang hangat agar tidak terkena air hujan.

"KOUSEI!" Pangggilku berteriak, sudah kupanggil Kousei berkali-kali tapi hasilnya nihil.

Tiba-tiba terlintas sebuah tempat yang mungkin disana Kousei berada. Aku kemudian berlari sangat cepat ke tempat yang menurutku disana Kousei berada.

Dan terlihat seorang anak kecil yang sedang menunduk menangis, aku kemudian mengahmpirinya.

"Kousei." Pangggilku.

"Hiks hiks... Chelsea dibuang.., dia dibuang hiks oleh ibuku karena itu salahku."

Aku menatap sedih pada Kousei, dan yang kulihat adalah tangan Kousei yang diperban.

"Dia dibuang karena kecerobohanku, seharusnya aku mengehntikan ibuku. Seandainya aku berani, Chelsea tidak akan dibuang." Jelas Kousei.

"Nih." Aku menyodorkan sebuah minuman jeruk panas kaleng yang biasanya diminum saat kita sedang kedinginan atau sedanng sakit.

"Itu bukan salah Kousei."

"Itu salah ku Tsubaki, seandainya tanganku tidak dicakar oleh Chelsea maka ibu tak akan membuang Chelsea." Lanjut Kousei yang menagis lagi saat mengingatnya. "Aku sudah mencarinya dimana-mana, tapi aku tidak menemukannya."

"Sudahlah, Kousei kan punys banyak bakat selain bermain piano.

"Misalnya........." Wajahku seketika suram saat tak bisa melanjutkannya.

Kemudian aku duduk disebelahnya, dan menemani Kousei hingga ia sudah tenang. Dan dari sana aku bertekad untuk berada selalu di sebelahnya.

******

Aku tersentak kaget saat mengingatnya lagi, tersenyum kecil saat aku menggendong Kousei karena kakinya sedang sakit.

Sungguh itu adalah kenangan yang indah, yang sangat berarti bagiku.

Kousei adalah adikku, tidak lebih dan tidak kurang.

*****

Holla! Im back! Part ini bakal dibikin dua part, maaf aja kalau ini isinya curhatan Tsubaki semua wkwkwkwk.

Maaf banget baru update, moga aja suka, JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMENT WAJIB!!

Bonus Picture :

Update lagi besok, ditunggu!!


shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang