[22] : Kontes

278 18 0
                                    

Air hujan turun perlahan. Sudah lama Kousei berdiam untuk berteduh karena hujan turun secara tiba-tiba dan sudah lama ia tidak, berpikir jernih.

Cowok itu langsung melihat sekeliling untuk mencari tempat duduk sampai hujan reda, tepat setelah ada orang yang berdiri. Kousei langsung berjalan ke sana dan duduk di dekat supermarket yang menyediakan tempat untuk berteduh sekaligus untuk mengobrol.

Mata Kousei menangkap seseorang yang sudah tidak asing baginya. Watari? Ya dia adalah Watari, terlihat lelaki itu sedang menelfon seseorang dan tidak menyadari adanya Kousei disana.

"Tenang aja, jangan Khawatir. Dia baik-baik saja." Hanya kata itu yang sempat didengar oleh Kousei. Belum sempat Kousei menyapa tapi Watari sudah pergi menerobos hujan.

Lelaki itu tidak ingin memusingkan Watari, toh dia sering menelfon wanita dan Watari juga mempunyai banyak teman. Hal itu sudah biasa bagi Kousei.

Saat membuka pintu rumah Hiroko, wanita itu sudah menunggu kedatangan Kousei.

"Kau kehujanan?" Terlihat raut wajah Hiroko yang cemas.

Kousei menggeleng, "Tidak, tadi aku berteduh."

******

Kousei berjalan seorang diri dimalam hari, lelaki itu tetap tenang seolah itu adalah hal biasa baginya. Tak lupa membeli makanan dan cemilan di supermarket.

Namun saat Kousei melangkah lebih jauh, ia melihat Tsubaki seorang diri. Gadis itu seperti melamunkan sesuatu, dan menunggu seseorang disaat yang bersamaan.

Kousei menyentuh bahu Tsubaki dari belakang "Hei." Sapanya. Tsubaki terpelonjak kaget, "Heyy."

"Ngapain?"

"Nunggu seseorang." Jawab Tsubaki. Disaat yang bersamaan Saito keluar dari pintu supermarket.

"Maaf kalau lama." Sautnya, kemudian Saito menyadari adanya seseorang disebelah Tsubaki.

Saito menautkan alis bingung, "Siapa?" Tanyanya heran, kemudian ia teringat. "Kousei ya?" Tanya Saito memastikan.

Kousei mengangguk, kemudian menjabat tangan Saito sambil memperkenalkan dirinya. Sedang Tsubaki, gadis itu masih terdiam sedari tadi.

"Pulang dulu, ya?" Pamit Saito, "Gue mau nganterin Tsubaki dulu ke rumah nya."

Tsubaki terpengarah, "Eh?! Ga usah! Aku pulang sama Kousei aja, dia tetabgga aku."

Saito mengangguk, lalu melambaikan tangannya untuk pamit duluan karena hari sudah malam.

"Tsubaki, kamu tadi lagi ngapain?" Tanya Kousei saat mereka swdang berjalan ke rumah.

"Tadi kita nonton bioskop, eh ternyata udah malem." Jelas Tsubaki menjelaskan.

Kousei mengangguk mengerti, "Lain kali jangan pulang terlalu malem. Bahaya bagi perempuan." Nasehat Kousei seperti bapak yang menasehati anaknya.

Tsubaki terkekeh, sudah lama Kpusei tak memeringati dirinya. Dan sudah lama ia tidak berjalan berdua dengan lelaki itu.

"Eh? Malah ketawa." Cibir Kousei.

"Habis Kousei mirip om-om, hahahaha."

Dan saat itu, lelaki itu hanya ikut tertawa dan bersyukur perempuan disampingnya bisa tertawa lepas lagi.

******

"Kousei!!" Teriak Hiroko girang saat Kousei baru datang.

"Ada apa?"

"Lihat ini!" Hiroko menunjukan sebuah brosur yang berisi kompetisi pianis amatir.

"Bagaimana menurutmu?"

Kousei mengangguk setuju, "Boleh juga."

Hiroko berkata serius. "Walaupun ini hanya kompetisi amatir, kau harus berlatih dengan keras."

Kousei mengangguk, "Hem."

TBC

shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang