[32]: Keinginan

261 14 2
                                    

Ketik play untuk memulai musik, enjoy~

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

Aku rela melakukan apa saja hanya untuk melihatmu tersenyum.

-Arima Kousei

******

"Kau datang!" Seru Kaori dengan girang ketika melihat Kousei, lelaki itu membawa kue cánele lagi membuatnya lebih bersemangat.

"Ada apa?" Tanya Kousei bingung ketika melihat wajah mencurigaan Kaori, dirinya menjamin bahwa Kaori pasti akan meminta sesuatu.

"Bawa aku ke atap sekarang!"

"APA?!"

********

"Hei.. awas saja bilang aku berat. Akan kuhajar."

Kousei terkekeh, Kaori berkata pelan, dengan suara khasnya yang lembut, dan jengkel seperti biasanya.

Tidak berat, sangat ringan. Kapan kau terakhir makan Kaori. Saut batin Kousei, ia ingat dulu pernah menggendong Kaori, yang menandakan bahwa perempuan itu kehilangan berat badan yang cukup banyak.

Apa ia bisa? Kousei berjalan menaiki tangga, hawa dingin mulai terasa semakin ia berjalan melangkag ke atas. Tadi Kaori memintanya untuk menggendong dan membawanya ke atap rumah sakit, dan dirinya tidak bisa menolak.

"Kau sebenarnya bisa naik sendiri kan ke atas?"

Kaori berseru, "Berisik! Hari ini kau akan menjadi pembantuku!!"

"Sejak kapan?!" Kousei terperangah, tak lama kemudian ia tertawa karena Kaori terus berseru.

Kau tak pernah menolak Kousei, itulah sifat yang kusuka daridulu.

Ketika sudah di atas, Kousei membuka pintu. Beruntung pintu tersebut tidak di kunci oleh staff rumah sakit. Ketika pintu tersebut telah dibuka, angin sejuk merambat keluar. Ia terapana, oleh tempat itu. Ternyata tempat ini dipakai untuk menjemur sprai kasur, sehingga ia bis menghirup wangi deterjen dan pengharum pakaian yang khas.

"Tempat yang tenang bukan?" Kaori tersenyum senang, ia langsung melompat, dan berjalan ke kursi kayu di pinggir tempat, lalu duduk disana. "Terkadang aku suka ke sini, kadang juga ada anak-anak yang main ke sini."

"Terdengar seru."

Kousei melihat Kaori berdiri, dia mengayunkan tangan dengan mata terpejam. Memperagakan seperti sedang bermain biola, wajahnya yang terpejam terlihat menikmati ketenangan dan permainan imajinasinya. Rasanya seperti ia ingin menghentingkan waktu, dan memotret kenangan ini dibenaknya selamanya.

shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang