[19] : Tsubaki (2)

299 17 0
                                    

Aku berjalan bersama Kashiwagi, dia adalah teman sekelas ku sekakigus teman satu ekskul. Dan teman curhat...

"Bagaimana kabarnya dengan Saitou? Katanya di nembak kamu buat jadi pacarnya?" Tanya Kashiwagi sambil meminum minumannya.

Deg...

Aku terdiam, bukannya tidak bisa menjawab. Aku hanya tidak tau harus berkata apa pada Kashiwagi.

"Kapten Saito adalah orang yang sangat keren. Dia hebat, pintar dan ganteng..." Sautku mengingat tentang senior.

"Terus kenapa kau tidak membalas perasaan senior? Hem?"

Aku menoleh pada Kashiwagi. Betapa terkejutnya diriku seolah dia bisa membaca pikiranku.

"Arima, ya?" Tebak Kashiwagi santai seolah itu adalah kata-kata yang biasa.

Aku berjalan dengan lunglai, "Bukankah sudah kubilang bahwa Kousei sudah kuanggap sebagai adikku?" Sautku malas.

"Berarti kau akan menerima senior?"

Seketika tubuhku merasa lebih lemas dan tidak bertenaga dari sebelumnya, seolah tubuhku hilang tenaganya.

"Dasar..." Cibir Kashiwagi.

******

"Heii." Sapa Kousei sambil melambaikan tangannya padaku.

"Hai."

Kami berdua berjalan bersama, karena Watari hari ini ada kegiatan ekskul jadi dia tidak ada disini.

"Tsubaki, apakah Kaori tidak sekolah?"

"Aku sudah tanya ke guru. Katanya Kaori tidak masuk karena sedang sakit." Jelasku sedih.

Sesudah itu Kousei tidak berkata-kata lagi, wajahnya datar akan tetapi aku masih melihat sisinya yang dulu.

"Apakah kau tak apa?" Tanyaku cemas.

"Tidak kok, aku juga bakal sering latihan piano."

Hatiku merasa kosong, aku benci pada musik. Karena musik, dia mengambil seseorang yang berharga dariku.

******

Keesokan hari nya...

"Senior!" Sapaku.

Kami berdua berjanji untuk menonton bioskop bersama. Sebenarnya bukan kita yang berjanji, tapi senior yang mengajakku dan aku tidak punya alesan untuk menolak.

"Kau mau nonton yang mana?" Tanya Saito saat dikereta.

"Menurut senior, film mana yang rame?" Tanyaku penasaran.

"Hmm.... Menurutku, film vampire itu seru. Bagaimana jika kita nonton itu, aja?"

"Oke!"

Tidak ada kendala sedikitpun, kita berdua menonton dengan tenang dan sehabis itu makan siang ditempat makan. Tidak ada sesuatu hal yang terjadi selain mengobrol, nonton dan makan.

Langit sudah mulai menggelap, sekarang senior akan mengantarku pulang asalnya aku sudah menolak tetapi ia memaksa. Jadi apa boleh buat...

Aku mengenggam tali tas slempangku dengan erat. "Senior bagaimana kalau kita berpacaran?" Kataku gugup, saat kereta melaju dengan kencang disebelahku dan angin malam ysng terasa cukup dingin.

TBC

Maaf baru up, entah kenapa lagi males nulis. Dan kalau dipaksa nanti malah jadi ancur....

shigatsu wa kimi no usoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang