Empat Belas

3.7K 696 231
                                    

Keesokan harinya Kira, Mark, Doyoung, dan Johnny menuju ruang makan. Saat sampai di ruang makan, mereka melihat beberapa orang yang makan di beberapa meja dengan kelompok mereka masing-masing.

Tadi saat keluar dari ruang istirahat, mereka sempat terkejut karena mendapati banyaknya robot yang berjejer di depan ruang istirahat mereka.

Setelah mencari tempat yang kosong, mereka duduk dan langsung diberi makanan oleh robot yang berjalan menuju meja mereka.

"Pelayanannya bisa otomatis gini mantap!" Seru Mark.

"Sumpah ya Mark, lo tu kayak wong ndeso." Ejek Johnny. Mark tidak meresponsnya.

Mereka langsung makan dengan lahap karena dari kemarin belum makan. Mereka makan sangat lahap, sampai-sampai piring Mark bersih sekali, seperti tidak ada bekas makanan sedikit pun.

"Eh? Dari tadi kok gue nggak liat temen-temen kita yang lain ya?" Ucap Kira.

"Iya ya? Mereka kemana ya?" Sahut Mark sambil meminum airnya.

"Apa mungkin makannya itu digilir biar nggak ndusel-ndusel?" Johnny menyangga kepalanya dengan tangan kanan.

Kira, Doyoung, dan Mark mengangguk saja karena mereka pikir ya mungkin saja benar, karena kondisi ruang makan yang seperti kantin itu sangat penuh dan ramai.

Di sisi lain....

"Jaehyun, Haechan, sebenernya kalian tau jalan nggak sih? Muter-muter terus?" Protes Taeyong yang berjalan di paling belakang.

Yuta dan Jungwoo yang berjalan tak jauh di depan Taeyong juga sama lelahnya dengan Taeyong.

Mereka sudah keluar dari lorong atap dan mereka berhasil menemukan jalan keluar. Tapi bukannya jalan keluar menuju kebahagiaan, mereka malah menemukan jalan keluar menuju kesengsaraan lebih mendalam.

Di bagian luar markas besar Destroyer mereka menemukan perkampungan kosong yang kumuh, rumah-rumahnya sudah berlumut. Sepertinya tempat itu sudah kosong sebelum wabah ini ada.

Tentu saja mereka sedikit bernafas lega karena mereka belum menemukan satu zombie pun dari kemarin malam.

Ya, mereka menginap di salah satu rumah yang masih bisa ditempati. Dan betapa beruntungnya mereka, ternyata di belakang rumah itu ada kebun sayur dan buah yang beberapa sudah busuk dan beberapa juga baru tumbuh dan matang.

Esoknya mereka memutuskan akan pergi dari rumah itu karena Taeyong menemukan beberapa tengkorak di salah satu ruangan di rumah itu.

Anjay merinding.

Haechan langsung nggak bisa tidur Semalem gara-gara parno. Katanya dia denger ada suara cewe manggil-manggil dia, padahal itu suara Jungwoo yang mau godain Haechan aja.

Tentu saja, profesor Yuta sebagai orang terwaras diantara mereka membawa beberapa buah yang bisa awet lama jika tidak dimasukkan ke pendingin.

Saat mereka pergi dari rumah itu, mereka bingung mau kemana dan akhirnya Jaehyun dan Haechan menjadi pemimpin regu anggrek.

Wkwkwk.

Setelah sekitar 1 jam mereka berjalan keliling kampung naik kaki istimewa mereka berhenti di tengah jalan. Dan ya itu tadi, Taeyong protes ke Haechan sama Jaehyun.

"Iya, kalian tau jalan nggak sih?" Timpal Yuta sambil ngos-ngosan.

"Tau kok kak, ini kita lagi nginjek jalan." Haechan bin ucup....jangan becandaa.

"Gelud yok Chan gelud!" Seru Taeyong. Tapi baru maju satu langkah, Taeyong udah ngos-ngosan.

"Kalian berdua nggak capek apa?" Tanya Jungwoo.

[1] NZT : Eradication Of The Virus Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang