Part 8

252 14 9
                                    

Haiii
Ramein kuy, komen yaa...
Capek-capek gue ngetik eh sepi:(
Kan sad huhu:"((
Oke happy reading all🌷
.
.
.
.

Kini Gege sedang bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat dengan Deehan, salah satu sahabatnya itu. Namun mereka tidak akan berangkat bersama, melainkan akan ketemu langsung di tempat itu. Sweater coklat susu dengan celana jeans hitam ditubuhnya sangat pas ia kenakan, rambut hitam kecoklatannya ia gerai dan diberi tambahan aksesoris bandana kain berwarna hitam bercorak. Setelah dirasa penampilannya sudah rapi ia segera mengambil sling bag nya dan gitar yang ia masukkan kedalam tas gitar nya itu.

“Mau kemana lo?” tanya Bobby saat dirinya berpapasan di ruang tengah. Bobby kaget dengan penampilan Gege, karena baru kali ini ia melihat style baju wanita itu. Manis juga nih cewek, ujar nya dalam hati.

“Oh gue mau main sama temen. Boleh kan?” ujarnya.

“Hm boleh, jangan malem-malem pulangnya. Bawa kunci rumah sekalian, gue juga mau nongkrong abis ini,” ujar Bobby.

“Oke.” ujar Gege setelah itu ia menunggu taksi online yang sudah ia pesan sebelumnya. Setelah taksi itu sampai Gege segera masuk.

Saat di dalam taksi ia mencepol rambutnya dengan rapi namun tetap ada rambut-rambut halus yang masih tersisa. Bandana hitam yang ia kenakan pun ia lepas, lalu ia mengambil kacamata. Itu bukan lah kacamata minus melainkan hanya kacamata hias. Ini selalu ia kenakan saat ia akan manggung.

Ya jadi sebenarnya ia berbohong pada Bobby kalau sebenarnya ia itu tidak main bersama sahabat-sahabatnya melainkan ia akan manggung di salah satu cafe yang dekat dengan sekolahnya. Karena ini malam Minggu jadwalnya ia harus mengisi disana untk bernyanyi.

Setelah merubah sedikit penampilannya, ia sampai disebuah cafe yang sudah ramai pastinya oleh para remaja. Sebelum masuk ke cafe ia menunggu Deehan terlebih dahulu. Hanya Deehan yang tau kalau Gege itu suka manggung di cafe-cafe, tujuan Gege manggung ke beberapa cafe hanya untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobinya.

“Hai. Udah lama?” tanya Deehan yang baru saja sampai.

“Baru kok. Yuk masuk,” ajak Gege pada Deehan.

Kedua remaja cantik itu memasuki cafe menimbulkan lonceng yang ada pada tepat diatas pintu masuk cafe tersebut berbunyi. Beberapa pengunjung cafe menatap kedatangan mereka namun setelah itu mereka menghiraukannya. Segera Gege menuju ruangan manager cafe tersebut, sedangkan Deehan sudah memilih tempat duduk dan memesan minuman untuknya dan untuk Gege.

“Malam pak,”

“Ah iya malam Lira. Malam ini seperti biasa kan 3 lagu, karena kamu pengunjung cafe bertambah banyak karena sepertinya mereka menunggu penampilan kamu,” ujar manager cafe tersebut. Ya saat dia manggung namanya akan menjadi Lira, entahlah apa tujuannya tapi menurutnya itu bagus.

“Iya pak 3 lagu, Alhamdulillah kalo kaya gitu pak. Ya sudah pak saya mau tampil, mari pak,” Ujar Gege.

Sambil menenteng gitar putih miliknya ia berjalan menuju panggung dan duduk disebuah bangku yag sudah disiapkan beserta dengan mik nya.

“Malam semua,” sapanya sambil memberikan senyuman manis nya lalu sapaan itu langsung disapa oleh semua pengunjung, terutama para pengunjung cowok.

“Oke kali ini saya akan membawakan beberapa lagu. Dilagu terakhir nanti kalian bisa request apa saja. Silahkan menikmati,”

Petikan gitar yang begitu merdu lalu disusul suara lembut yang sangat sopan masuk ke telinga para pengunjung membuat semua pengunjung terlena. Seluruh pasang mata kini menatapnya, lagu itu ia bawakan dengan penuh perasaan.

My Badboy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang