Part 9

229 15 4
                                    

Happy reading all🌷
.
.
.
.

Setelah pulang dari cafe dengan diantar oleh Deehan, Gege mengambil mobil di rumah orang tuanya. Deehan yang disuruh untuk mengantarnya tak merasa keberatan karena memang rumah Deehan hanya beda 5 rumah saja dari rumah orang tua Gege. Saat membuka gerbang hanya ada dua mobil dan itu miliknya dan mobil Neta, kakaknya.

Dengan menenteng gitarnya disalah satu bahunya ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam, lalu menunggu orang dalam rumah membuka kan pintu untuknya. Keluar lah seorang wanita paruh baya memakai daster rumahan, senyuman diwajah wanita yang sudah tak muda lagi itu muncul menyambut kedatangan Gege.

“Waalaikumussalam. Eh neng Gege ayo masuk neng,” ujar wanita itu bernama bi Marni.

“Iya bi makasih. Kok sepi bi mamih sam papih kemana?” tanya Gege lalu sambil meletakkan gitarnya di dekat sofa ruang tengah rumahnya.

“Oh itu neng ibu sama bapak lagi keluar kota untuk seminggu kedepan. Baru saja satu jam yang lalu berangkatnya neng,” jawab bi Marni. “Eh neng Gege mau minum apa? Biar bibi buatin,” lanjutnya.

“Ooh gitu, apa aja bi. Ya udah aku mau ambil barang aku di kamar sama mau ambil kunci mobil,” ujar Gege setelah itu berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamar nya.

Setelah memasukan beberapa barang ke dalam paper bag dan mengambil kunci ia turun ke bawah menemui asisten rumah tangganya.

Sesampainya di dapur ia sudah dibuatkan susu coklat kesukaannya lalu berjalan menuju meja makan dan melihat makanan masih utuh belum tersentuh sama sekali sepertinya.

“Bi kok makanannya belum dimakan si? Bibi belum makan ya, makan bi nanti sakit loh,”

“Eh iya neng, tadi bibi masakin buat ibu sama bapak eh malah ibu sama bapak gak jadi makan karena buru-buru mau berangkat,” jawab bibi sedikit sedih.

“Ya udah sekarang bibi makan bareng sama aku ya. Nemenin Gege makan malem yuk,” ujar Gege, bukan tanpa alasan ia mengajak asisten rumah tangganya makan malam bersama. Ia hanya ingin membuat bi Marni senang dan menghargai hasil masakan wanita itu.

“Eh gak usah neng. Neng Gege aja yang makan, nanti bibi makan di belakang aja.” ujar bibi menolak ajakan Gege karena merasa tak enak dan tak pantas harus makan malam dengan anak majikannya itu.

“Yah kok gitu si bi Marni. Ayo temenin Gege makan ya,” bujuk Gege brharap bi Marni mau. Dan akhirnya bi Marni mau makan malam menemaninya.

Selesai makan malam bi Marni menawarkan makanan yang masih tersisa banyak untuk Gege bawa pulang katany untuk Bobby.

“Neng Gege bawa makanannya lagi ya. Nanti martabak telornya bibi goreng lagi, kebetulan tadi masih ada sisa yang masih belum digoreng,” ujar bi Marni yan mau tak mau ia harus mau menerimanya karena tak enak jika menolaknya.

Sambil menunggu bi Marni selesai menyiapkan makanannya, Gege bermain sosial media ternyata banyak sekali yang meminta difollback olehnya. Dengan mudahnya ia menerima permintaan itu walaupun tak sedikit. Lalu beralih melihat insta story hanya beberapa saja yang ia lihat, tak sengaja muncul story dari akun milik Cello yang menampilkan gemerlapnya keadaan club disalah satu kota Jakarta dengan men tag ke empat temannya tentunya. Secara tidak sengaja juga ia tahu dimna sekarang Bobby nongkrong, ternyata main ke club.

“Ck apa untungnya clubing si,” gumamnya lalu ia menoleh ke arah dapur karena panggilan bi Marni yang mengatakan jika makanannya udah siap.

Dengan bantuin bi Marni ia keluar dari rumah dan menuju garasi rumah untuk mengambil mobil. Karena ia merasa kesusahan harus membawa gitar, paper bag yang lumayan besar dan box makanan yang tak kecil. Memasukan semuanya secara bergantian lalu berpamitan pada bi Marni.

My Badboy HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang