Hai^^
Happy reading yupp🌷
.
.
.
Pagi ini tidak seperti biasanya seorang Bobby sudah bangun, bahkan tubuhnya sudah terbalut oleh seragam sekolah kebanggaannya. Dengan langkah santai sambil bernyanyi kecil ia menuruni tangga. Langkah kaki jenjangnya membawa diriya ke dapur.
"She love me, she give me all her money
That Gucci, Prada comfy
My sugar mommy uh ah ah ahh hahaha," itulah lirik versi dia yang dinyanyikannya.Tangannya terulur membuka kulkas dan mengambil sebotol susu dan beberapa permen strawberry kesukaannya.
“Eh btw nih anak satu mana ya? Biasanya udah nangkring di dapur buat masak,” ucapnya monolog saat menyadari ada sesuatu yang berbeda ia temui pagi ini.
Tidak mau terlalu peduli ia langsung berjalan menuju garasi dimana tempat motor kesayangannya berada. Sebelum menaikinya ia mengelus elus body dari motor tersebut, “duh mon cakep bener si pagi ini. Ah emang kesayangan gue banget ini udah.”
Mona. Nama yang bagus bukan, nama itu ia pakai untuk motor biru kesayangannya. Memang aneh namun ya sudah lah. Saat hendak menaiki motornya ia terhenti lalu menatap ke arah pintu rumahnya. Sebenarnya ia ragu untuk berangkat sekolah saat dirinya tidak menemui gadis yang sempat ia pertanyakan keberadaannya.
Akhirnya ia kembali memasuki rumahnya dan mencari keberadaan gadis itu. Langsung saja ia berjalan menuju kamar milik gadis itu. Dengan ragu ia mengetuk pintu itu, tidak ada sahutan dari dalam kamar. Akhirnya ia langsung membuka pintu itu dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah tubuh yang tertutupi oleh selimut tebal. Hanya beberapa helai rambut yang terlihat.
“Buset ga pengap apa nih bocah tidur,” ujarnya lalu tangannya terulur membalikan badan mungil milik Gege.
Setelah membalik tubuh itu menjadi terlentang, selimut yang juga menutupi wajah cantik milik gege juga ia buka. Wajahnya pucat seperti orang sakit. Punggung tangan Bobby menempel pada dahi Gege, panas itu yang ia rasakan.
“Sakit nih bocah,” gumamnya kasihan melihat wajah pucat itu.
Setelah meletakan tasnya begitu saja, Bobby keluar kamar mengambil obat dan membuatkan teh hangat untuk Gege. Ia juga sempat menghubungi pak untung penjual bubur ayam di kompleknya, mungkin sebentar lagi akan sampai.
Kembali ke kamar, ia mengompres dahi Gege dengan lap hangat yang ia ambil juga tadi. Saat menunggu gege bangun terdengar suara bel dari depan, segera ia hampiri.
“Mas buburnya,” ucap pak untung sambil menyerahkan 2 porsi bubur ayam yang tadi Bobby pesan untuknya dan Gege.
Bobby menerima bubur itu lalu menyerahkan beberapa uang lembar puluhan kepada pak untung. Setelah mengucapkan terima kasih Bobby kembali ke dalam rumah dan sesampainya di kamar Gege, ternyata gadis itu sudah bangun namun masih berbaring diranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband
Teen FictionBenar kata orang, 'takdir memang selucu itu'. Gerana Lila Abraham dan Bobby Rafta Alderil, mereka dua anak manusia yang masih duduk dibangku SMA namun harus terikat oleh suatu hubungan yang sakral. Pernikahan, ya pernikahan, satu kata yang merubah...