Selamat membaca para pembaca My Badboy Husband^^
.
.
.
.Kini keluarga Bobby sudah sampai di kediaman keluarga calon mempelai wanita. Gugup dan gelisah kini bersarang dihati seorang pentolan badboy satu ini. Dirinya dan kedua orang tuanya berjalan menuju pintu utama rumah berwarna putih bergaya ala Eropa itu dengan langkah pelan. Ragu-ragu itu juga Bobby rasakan. Apakah keputusan yang ia ambil sudah benar atau tidak. Ia menatap secara bergantian kedua orang tua nya. Ya ia benar telah mengambil keputusan ini.
'Fighting Bobby!'
Itulah kalimat yang terus ia katakan dalam hati guna menyemangati dirinya sendiri.
Memasuki ruangan luas didalam rumah itu yang sudah didekor sedemikian rupa. Tidak megah namun tidak sederhana juga. Elegan saat dilihat. Bobby menduduki bangku yang berada tepat didepan meja yang dihadapkan oleh penghulu dan ayah dari cewek itu yang beberapa menit lagi akan menjadi mertuanya. Setelah dirinya duduk dan sedikit merasakan lebih tenang, kehadiran sosok mempelai wanita yang berjalan didampingi oleh sosok paruh baya yang terlihat muda dan cantik sama-sama memakai kebaya peach lebih tua seperti Mamahnya itu membuat dirinya terkejut. Cewek itu...
Tatapan mereka -Bobby dan cewek itu- bertemu, tidak terlepas sedetik pun. Mereka sama-sama terkejut, bagaimana bisa?."Itu kan waketos, si Gera. Wah halu lo Bob!" ucapnya dalam hati.
"Lah dia...kok, Bobby?!" ujar Gege juga dalam hati yang sama-sama terkejut.
Gege dituntun secara perlahan untuk duduk di bangku samping Bobby. Keduanya masih sibuk dalam keterkejutan masing-masing. Rencana Tuhan memang benar-benar tidak dapat ditebak. Suara penghulu membuat keduanya tersadar saling menatap satu sama lain sekali lagi. Abraham, ayah Gege menjulurkan tangannya lalu disambut oleh tangan hangat milik Bobby. Dalam satu tarikan napas Bobby mampu melafalkan kalimat akad tersebut. Dan sah. Mereka kini sepasang suami istri diumur mereka, 17 tahun. Secara bergantian keduanya memasangkan cincin pernikahan yang dimana dibalik cincin tersebut sudah ada nama mereka masing-masing. Beberapa jam yang lalu Dikta dengan kekuasaan nya begitu dengan mudah dan cepat untuk meminta seseorang membelikan cincin dan mengukirkan nama Bobby dan Gerana.
Kini keduanya sedang menyambut para tamu dan menyalami nya. Ucapan selamat selalu mereka terima pastinya. Sebenarnya Gege sudah sangat capek menggunakan high hells ini, namun melihat tamu yang masih lumayan banyak ia berpikir kembali, tidak mungkin dia meninggalkan Bobby seorang diri.
Bobby yang paham akan raut kelelahan yang ditampilkan Gege pun mengambilkan minum untuknya dan untuk istrinya. Ah lucu bukan, waketos di sekolah nya kini menjadi istri seorang badboy dengan ribuan kata gombalan.Gege tak menghiraukan kepergian Bobby. Dia langsung saja duduk setelah tamu yang datang pergi. Seketika gelas kaca berwarna merah berada dihadapannya. Ia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang memberikan itu, ternyata Bobby. Yang beberapa menit lalu sah menjadi suaminya.
Mengambil gelas itu lalu menenggaknya hingga habis. "Thanks."
***
Sekarang pukul 10 malam. Bobby dan Gege sedang berada didalam kamar Gege setelah acara nya selesai. Keduanya diam dalam kecanggungan, belum ada yang berani mengeluarkan suara. Bobby yang sudah tidak tahan dengan kondisi seperti ini pun bersuara, "lo cepetan beresin semua baju lo. Kita pindah ke rumah yang dikasih Papah."
"Malem ini kita pindah?"
"Ya menurut ngana?" tanya Bobby.
Dengan gerakan malas ia pergi menuju kamar mandi yang ada didalam kamarnya, sebelum masuk suara Bobby kembali terdengar.
"Lo ngapain ke kamar mandi? Emang baju-baju lo dikamar mandi apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband
Fiksi RemajaBenar kata orang, 'takdir memang selucu itu'. Gerana Lila Abraham dan Bobby Rafta Alderil, mereka dua anak manusia yang masih duduk dibangku SMA namun harus terikat oleh suatu hubungan yang sakral. Pernikahan, ya pernikahan, satu kata yang merubah...