•Silentkiller 17•

99.4K 14.7K 17.5K
                                    

Kangen ga guys? Gak lama kan ngilangnya(>y<)

Siap spam?

Siap baca?

Oke let's go!

Naya tersenyum bahagia saat melihat lututnya di plester, astaga ia jadi teringat momen yang tidak akan pernah dilupakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya tersenyum bahagia saat melihat lututnya di plester, astaga ia jadi teringat momen yang tidak akan pernah dilupakannya. Seorang Naja Mahatma membantu Naya untuk membersihkan luka di lututnya.

"Astaga, ini luka paling bersejarah, nanti Naya mau ceritain ke anak-cucu Naya ahhh," gumamnya sendiri. Lalu ia menatap ke arah jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat, Naya terdiam sejenak. Entahlah dirinya tidak bisa berpikir jernih sampai pada saatnya Naya tersadar.

"Ya ampun, sekolah, Naya bengong dari tadi gara-gara kak Naja!" pekik Naya lalu segera melangkahkan kakinya keluar rumah dengan tas yang belum benar-benar menempel di punggungnya.

Untuk memesan mamang gojek kesayangannya sepertinya Naya tidak ada waktu untuk menunggu. Akhirnya Naya memutuskan untuk berlari keluar komplek yang jaraknya tidak terlalu jauh lalu ia menunggu angkutan umum. Saat angkutan umum lewat, Naya langsung naik.

Tak lama akhirnya Naya sampai di sekolah. Tapi nyatanya Naya juga harus kembali berlari menuju gerbang sekolah. Saat berlari Naya akhirnya sampai di depan gerbang yang sudah di tutup oleh pak Satpam.

Napas Naya memburu, lalu ia mencoba menstabilkan napasnya sendiri.

"Pak Satpam, buka dong, Naya tadi ada masalah," ucap Naya dengan napas tersenggal.

"Tidak ada alasan."

"Ya ampun, Pak. Kasianin Naya," pintanya namun Pak Satpam matanya langsung beralih pada kaki Naya yang berdarah.

"Kamu jatoh?"

"Hah?"

"Itu kakinya--" dan mata Naya turun ke arah lututnya. Dan Naya lupa kalau lukanya yang belum kering betul di ajak berlari kencang. Naya baru merasakan perihnya, lalu pak Satpam menyuruhnya untuk masuk.

"Ke UKS sana." Naya mengangguk lalu loncat-loncat dengan satu kaki sendiri menuju UKS, saat berjalan menuju sana, tiba-tiba saja seseorang menyelengkat kakinya dari belakang membuat Naya kembali jatuh.

"Ahhh," Naya meringis karna lukanya kembali tergores. Orang tersebut tertawa kecil.

"Payah banget lo gitu aja jatoh," itu suara Alberto. Naya menoleh, tak lama ia menangis.

"Bocah cupu, gitu aja nangis--" mata Alberto melihat lutut Naya yang sudah berdarah cukup banyak membuat Alberto seketika berubah.

"Lo--astaga!" Alberto langsung menggendong Naya yang masih menangis menuju UKS, hampir satu sekolah melihat aksi Alberto, iya Alberto si cowok tukang bully itu tengah menggendong gadis manja.

Saat di UKS, Naya langsung di bersihkan lukanya oleh beberapa orang yang memang menjaga UKS-nya. Naya masih sesegukan, Alberto menggaruk tengkuknya.

"Sorry bercanda gue keterlaluan," ucap Alberto tanpa melihat Naya, Naya mencoba untuk tenang dan menghilangkan sesegukannya.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang