Haiiii, pakabar? Semoga kabarnya baik semua yah!
Siap baca SK?
Siap buat spam kelanjutan?
So? Happy reading guys!❤️
***
Naya terbangun dari tidurnya dan matanya sembab, ia meringis saat bangkit dari kasurnya, astaga sepertinya penyebab lehernya sakit karna Naya salah tidur. Naya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Ya matanya sembab, terlihat sekali ia habis nangis, setelah di nyanyikan lagu Lovely oleh Naja, Naya tertidur. Pikirnya mimpi itu akan lenyap, nyatanya ia kembali bermimpi tentang orang tersebut. Naya merasa akhir-akhir ini dia terus bergentayang di tidur malamnya, memberinya memori menyakitkan yang tidak akan pernah dilupakannya.
Seolah mengingatkan Naya tentang kejadian itu, agar Naya kembali merasakannya.
Sehabis memakan rotinya Naya langsung bertanya pada Bibi yang sedang meletakkan makanan di meja.
"Bi, Bunda sama Ayah ada?" Tanyanya.
"Hm, tadi pagi udah pergi, Non. Katanya ada urusan mendesak," ucap Bibi yang membuat Naya tersenyum maklum.
"Oke deh, Naya berangkat ke sekolah dulu ya, Bi."
"Non, ini udah jam 7 lew—" mata Naya membulat.
"Astaga ya Tuhan! Naya bisa di hukum, Bi, ya udah ya Bi Naya pergi dulu." Seusai salim, Naya langsung berlari menuju gerbang dan amang gojek telah menantinya.
"Mang cepet ya, Naya telat nih." Dan Amang ojek belum sempat berbacot ria langsung bergegas menuju sekolah, setelah sampai Naya menghela napasnya.
"Kenapa, Neng? Nggak telat kan?" Tanya mang ojek. Naya menggeleng.
"Telat mah udah pasti, Mang. Cuma Naya lega akhirnya turun dari motor Amang."
"Lho kenapa, Neng?"
"Di sini jadi kayak amangnya yang kesetanan." Dan Naya langsung pergi. Mamang ojek menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Naya.
"Tumben tuh anak kagak salim dulu," ucap Mang Ojek, tak lama seseorang datang dan ternyata Naya balik lagi lalu mengambil tangan mang ojek.
"Lupa, Mang. Maafin Naya yang durhaka ya."
Mamang ojek hanya bisa tersenyum miris melihat tingkah laku Naya yang anti maintream tidak pernah di temukan di mana pun.
Lain dengan Naja yang sibuk memasukkan bola ke ring tiba-tiba saja Alan memanggilnya, ya bisa di bilang di pagi hari ini kelas Naja kebagian olahraga.
"Ja, cewek lo di hukum." Naja refleks menoleh.
"Siapa?" Pertanyaan Naja mengundang Opan untuk bertanya.
"Gue tanya cewek lu siapa?" Naja hanya mengangkat bahunya cuek, demi apa mereka terkejut, emang cowok paling nyebelin ya Naja.
"Noh sama Alberto lagi," ucap Erick sontak membuat Naja menoleh ke arah yang dituju, dan benar Naya sedang di hukum bersama Alberto membuat Naja panas.
"Itu kenapa bisa di hukum?" Pertanyaan bodoh Naja membuat Opan tertawa ngakak.
"Bacot bener lo, Ja. Ya telat lah, cewek lo emang keknya rajin banget bangun pagi ya?" Naja menghiraukan ucapan Erick lalu segera melangkahkan kakinya menuju Naya yang terlihat menyedihkan di sana, ia disuruh untuk lompat kodok memutari lapangan voli.
"Tiga...hhh." Naya yang sedang menghitung langsung mendongak saat melihat sepatu seseorang didepannya dan saat mendongak, Naja sudah menatapnya dengan raut yang Naya tidak bisa membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENTKILLER (Naja Mahatma)
Teen Fiction(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) (SETELAH TAMAT AKAN DI HAPUS) -Bukan cerita thriller- - PRE ORDER DI MULAI TANGGAL 29 DESEMBER- Awal mula...