Spam next dong biar update cepet nihhh😗😗😗😗
Okee let's go!
•••
Keesokan paginya Naya merasakan kakinya sudah tidak sesakit awal, ia sudah bisa berjalan seperti biasa meski sedikit pincang, dan saat bertanya pada Bibi tentang kedua orangtuanya, keduanya sudah pergi bekerja, yah seperti biasa.
Naya ingin mengirimi pesan Naja untuk menjemputnya, tapi Naya takut, iya takut mengganggu Naja dan lelaki itu akan merasa dirinya hanya ingin membebani saja, maka dari itu Naya memilih untuk memesan mamang ojek.
Dan yah, mamang ojek yang biasa Naya pesan, mamangnya melihat Naya dari atas sampai bawah membuat Naya berdecak sebal.
"Hai, Mamang! Udah lama nggak naek ojek," sapa Naya.
"Saya kira neng beneran setan, soalnya ngilang gitu aja," ucap mamang ojek, Naya segera naik ke atas motor.
"Naya sakit, Mang. Amang nggak jenguk."
"Lah eneng nggak ngasih tau."
"Tau ah, ntar gak mesen mamang ojek lagi nih," ancam Naya, mamang ojek terkejut dengan aesthetic slow-mo.
"Jangan dong, Neng."
"Ya udah bilang GWS dulu ke Naya," suruhnya, akhirnya mamang ojek mengatakan apa yang Naya suruh dan mamang ojek pun mengantar Naya sampai sekolah.
Naya segera salim ke mamang ojek membuat mamang ojek terkejut dengan aesthetic slow-mo.
"Kok salim, Neng?"
"Kan mau berangkat sekolah, Mang."
"Hm oke deh, belajar yang bener ya, Neng." Naya menyodorkan ibu jarinya tinggi-tinggi, lalu ia mendekati mamang ojek dengan aesthetic.
"Mang, Naya kalau malem suka nyari tumbal, amang mau ngorbanin diri nggak?"
"Ma-maksudnya?"
Naya hanya tersenyum lebar saja ke mamang ojek, refleks mamang ojek tanpa bicara apa-apa langsung menyalakan mesin motornya dan mengebut secepat kilat menghilang dari pandangan Naya.
Naya mengangkat bahunya cuek, ternyata mamangnya tidak bisa di ajak bercanda, yakali Naya mau numbalin amang ojek kesayangan, tapi bohong.
Sedang asyik berjalan, Naya bertemu dengan Alberto, cowok yang membuat kakinya bertambah parah sakitnya, bukannya membalas tatapan Alberto, Naya langsung membuang muka, hal tersebut memancing Alberto untuk mendekati Naya.
"Lho kenapa buang muka?"
"Terus kenapa?" Terkejut bukan main saat Naya membalas Alberto dengan ketus, saat Alberto hendak bersuara, tiba-tiba saja seseorang datang padanya dan dia Adam terlihat menatap Alberto dari atas sampai bawah.
"Lo di apain, Nay?" Tanya Adam.
"Lo siapa sih?" Itu suara Alberto menyaut.
"Lho, elo yang siapa? Sok jagoan banget hidup lo." Sepertinya kata-kata Adam langsung memancing emosi Alberto, saat hendak menghampiri Alberto, sudah ada seseorang yang menghalangi keduanya.
"Nggak malu di liatin orang?" Dan dia Madona seraya menatap Alberto begitu pun Adam.
"Apa sih lo, Don," omel Alberto tidak suka.
"Lo di cari bu Diva," ucap Madona memberitahu, lalu Alberto tanpa bersuara langsung pergi meninggalkan ketiganya, lain dengan Madona yang kini menatap Adam dan Naya secara bergantian.
"Kenapa ga jadian aja lo berdua? Cocok, sama-sama kampung soalnya," ucap Madona seraya menyeringai.
Naya menghela napasnya, lain dengan Adam yang menaikkan sebelah alisnya terpancing dengan ucapan Madona.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENTKILLER (Naja Mahatma)
Teen Fiction(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) (SETELAH TAMAT AKAN DI HAPUS) -Bukan cerita thriller- - PRE ORDER DI MULAI TANGGAL 29 DESEMBER- Awal mula...