•Silentkiller 07•

100K 14.3K 10.4K
                                    

Haii yg baca kalong, aku nulisnya pagi nih jam 1 wkwk. Semoga sukaaaaaa!!!! Makasih yaa udh baca😘😘😘

Jngn lupa spam next biar aku smgt hihi.

Happy Reading!

Naja menatap Naya saat suara Madona terdengar di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naja menatap Naya saat suara Madona terdengar di luar. Madona tahu keberadaan Naja mungkin karna tadi melihat kemana Naja pergi, Naya dengan cepat melepaskan diri dari Naja, saat ia hendak keluar, Naja menarik kerah belakang baju Naja.

"Ish Naya mau keluar," bisik Naya pelan karna takut terdengar oleh Madona.

"Lo goblok apa bego sih?" tanya Naja.

"Lebih ke bego sih soalnya rata-rata temen-temen nyebut Naya bego," jawabnya yang tak di hiraukan Naja, Naja mendorong Naya dengan jari telunjuknya di dahi Naya menyuruh agar Naya berada di sini saja.

Naya tidak berkomentar dan akhirnya Naja keluar kamar mandi dan Madona tersenyum ke arah Naja.

"Hehe, lo habis ngapain?"

"Menurut lo orang yang habis dari toilet ngapain?" pertanyaan balik Naja membuat Madona menyengir kuda.

"Sorry, Ja. Btw nih hape lo ketinggalan." Madona menyodorkan ponsel Naja, refleks mata Naja menangkap ponselnya yang berada di tangan Madona sekarang, bagaimana dia bisa sampai lupa memasukkan ponselnya, biasanya dia selalu tanggap dan tidak pernah lupa dengan barang pribadinya.

"Makasih," ujar Naja seraya mengambil ponsel yang semula ada di tangan Madona kini sudah berpindah di tangannya.

"Oh ya, ayo gabung ke pesta lagi," ajak Madona.

"Lo duluan aja, urusan gue masih banyak," jawab Naja membuat Madona paham lalu mengangguk.

"Oke deh, duluan ya gue!" setelah kepergian Madona barulah Naja menoleh ke arah toilet dan tak lama Naya keluar seraya menghembuskan napasnya lega.

"Untung aja," gumamnya sendiri namun terdengar oleh telinga Naja.

"Lo ngapain ngikutin gue?" pertanyaan Naja yang to the point kembali ke topik awal membuat Naya refleks terdiam seraya menelan salivanya. Bagaimana tidak? Apa yang harus Naya jawab bahkan dirinya sendiri saja tidak tahu kenapa bisa mengikuti Naja bahkan sampai masuk ke dalam toilet, ah bodohnya.

"Kanaya Clarissa," panggil Naja dengan nama lengkapnya, Naya terkejut bukan main, bagaimana Naja bisa tahu nama lengkapnya?

"Iya, Kak Naja."

"Gue nanya," tutur Naja memperjelas tanpa ekspresi, Naya jadi takut ia menunduk seraya memainkan jarinya.

"Naya cuma kepo."

"Apa yang lo kepoin dari gue?"

"Hm gatau," jawab Naya pelan, Naja ingin sekali menonjok seseorang jika saja di depannya ini bukan perempuan. Seberusaha mungkin Naja menarik napasnya panjang-panjang dan membuangnya untuk menstabilkan emosinya menghadapi cewek polos nan bodoh ini.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang