Seulgi melangkahkan kakinya yang terbungkus sepatu kets berwarna hitam dengan santai, melewati lorong flatnya yang sunyi hingga bunyi tapak kakinya pun menggema dengan nyaring ditiap sudut lorong. Langit diluar bahkan masih begitu gelap, namun ia sudah siap dengan pakaian santainya untuk berkerja hari ini.
Jika biasanya Seulgi akan berjuang melawan hawa dingin karena harus memakai hot pants atau rok mini, maka kali ini ia bisa sedikit bernafas lega karena setidaknya ia bisa memakai pakaian yang ukurannya cukup panjang hingga kulitnya bisa terlindungi. Seulgi akui, kebijakan dari chef baru itu sedikit banyak cukup menguntungkannya.
Setibanya didalam lift, Seulgi lalu bergegas merogoh tas kanvasnya yang ia sampirkan dibahu kanan dan mengetik satu pesan untuk Jungkook yang bisa ia pastikan masih terlelap dengan nyenyak dikamarnya.
Send!
Setelah pesan itu berhasil terkirim, ponselnya tidak serta merta langsung Seulgi turunkan. Matanya malah terpaku pada satu lagi chat yang berada persis dibawah room chatnya bersama Jungkook. Membuat jantungnya berdegup keras karena memikirkan apa yang selanjutkan harus ia lakukan.
Kenyataan bahwa lelaki yang baru seminggu ia kenal itu sudah berada didepan flat dan menunggunya untuk pergi kerja bersama, tentu membuat Seulgi jadi gugup sendiri. Mereka tidak dekat. Bahkan mengobrol berdua pun tidak pernah. Bisa dibilang bahwa percakapan kemarin adalah yang pertama bagi mereka. Dan hari ini mereka akan berada dalam satu mobil hanya berdua. Bagaimana Seulgi tidak grogi.
Seulgi sadar sekali bahwa perasaan aneh ini didasari pada kesan pertamanya pada lelaki itu yang bisa dikatakan tidak cukup baik, bahkan setelah seminggu berkerja bersamanya, Seulgi tetap canggung dan menganggap Jimin asing.
Jika boleh jujur, tatapan lelaki itu adalah yang paling membuatnya takut. Pada beberapa kesempatan, Seulgi sering mendapati bahwa Jimin menatapnya terlalu intens. Seulgi tidak suka ditatap setajam itu, karena jantungnya pasti akan menggila dan pikirannya akan berkembang sangat jauh.
Mengenai tawaran kemarin pun, ingin rasanya Seulgi menolak, namun belum sempat semua itu ia utarakan, Jimin sudah lebih dulu kembali kedapur dan meninggalkannya dalam keadaan bingung sendiri.
Tidak dipungkiri sebenarnya, bahwa tawaran lelaki itu kemarin memang sangat menggiurkan. Namun karena yang menawarinya adalah Jimin, maka Seulgi cukup bimbang juga. Lain cerita jika yang menawarinya Taehyung atau Hoseok, Seulgi tentu akan menerimanya dengan senang hati.
Namun setelah menimbang-nimbang lagi, Seulgi memutuskan untuk mengiyakan tawaran itu. Mengirim alamat lengkapnya dengan ragu dan berakhir dengan Jimin yang menjemputnya pagi ini. Saat ini Seulgi hanya bisa berdoa, semoga saja ia tidak menyesali keputusannya.
******
"Pagi, Seul"
Seulgi yang baru saja mendaratkan pantatnya dikursi samping kemudi menoleh dengan canggung kearah Jimin yang tengah menatapnya sambil tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Menu
Romance#Longstory Seulmin. Dapur akan selalu menjadi tempat dimana seorang Chef menumpahkan passion dan skill yang dimilikinya. Namun apakah kalian percaya jika pada akhirnya dapur ternyata juga bisa menjadi salah satu tempat dimana seseorang menemukan be...