16

1.5K 228 231
                                    

Sudah hampir dua jam berlalu setelah peristiwa tenggelamnya Sooyoung, dan selama itu pula Seulgi duduk bergeming di salah satu meja yang tersedia tidak jauh dari bibir pantai.

Mata sipitnya menatap kosong pada laut biru yang membentang sejauh mata memandang, membiarkan sepoi angin membelai wajahnya dengan lembut, menerbangkan helai demi helai rambutnya yang ia kuncir dengan asal.

Dengan helaan nafas teratur dan tanpa sekalipun berkedip, beberapa orang yang tidak sengaja ia temui disana jelas berpikir bahwa Seulgi adalah sosok yang luar biasa tenang.

Meski pada kenyataannya tidak begitu. Hanya bibirnya saja yang bungkam, namun sungguh pikirannya penuh dengan teriakan.

"Lagi mikirin apa?"

Seruan lembut dan elusan pelan di puncak kepalanya sukses membuat gadis itu akhirnya berkedip, meski bibirnya masih terkatup dengan rapat.

"Kamu butuh temen cerita, kan? Kamu boleh ngebagi masalah ini sama aku, Seul. Karna aku tau untuk sekarang kamu gak bisa ngebagi itu sama Jungkook"

Lagi, seseorang itu kembali membujuknya dengan nada yang sama. Membuat tatapan Seulgi tanpa sadar mulai menyendu.

Kim Taehyung memanglah yang paling mengerti dirinya, paling tahu cara membuat egonya tersentil melalui semua kata yang lelaki itu lontarkan.

Dan helaan nafas berat itu akhirnya berhembus, meringankan sedikit beban di hati Seulgi yang mulai terasa menyesakkan seiring dengan keterdiamannya selama hampir dua jam lalu.

"Menurut kamu, aku salah gak sih jadian sama dia?"

Taehyung bergeming, menatap lamat-lamat wajah Seulgi dengan tatapan penuh arti.

"Aku baru kepikiran sekarang kalau kayanya keputusan aku kemarin tuh terlalu cepat. Aku belum terlalu kenal dia, tapi malah udah berani ngeresmiin kita hubungan kaya gini"

Seulgi menunduk, memperhatikan jemarinya yang saling bertaut. "Apa mungkin lebih baik kalo aku sama dia berhenti-"

"Seul.." Taehyung segera mengambil sebelah tangan Seulgi dan menggenggamnya dengan erat.

"Coba pikirin lagi kenapa kamu bisa ngejalin hubungan sama Jimin padahal kalian baru aja kenal? Kenapa sama Jungkook yang udah dari lama bareng malah gak ada kemajuan sama sekali?"

"......"

"Apa yang bikin kamu yakin buat ngelangkah ke arah dia?"

"......"

"Aku yakin Jungkook juga gak kalah dalam hal ngebahagiain kamu. Tapi coba deh diinget lagi apa yang bikin kamu malah ngasih kesempatan itu buat Jimin?"

Hening. Seulgi semakin menundukkan wajahnya mengingat semua hal yang melatarbelakangi keputusannya untuk memilih Jimin. Ingatannya berputar pada saat-saat dimana Jimin berangsur menjauh akibat kebohongan yang ia ciptakan sendiri.

Selama lebih dari satu bulan Jimin bergerak menjauhinya, dan Seulgi ingat sekali bagaimana rasa cinta itu datang bersamaan dengan rasa sedihnya.

Puncaknya adalah ketika Jimin marah besar karena mengira Seulgi berpura-pura peduli pada keadaannya yang saat itu tengah terluka. Seulgi masih ingat bagaimana ia menangis terisak karena melihat Jimin marah waktu itu.

Seulgi memang takut melihat raut marahnya, namun bukan itu alasan terbesarnya menangis. Karena justru pikiran-pikiran tentang Jimin yang akan semakin menjauhlah yang paling membuat ia ketakutan.

"Aku gak ngerasa aku harus ngeraguin lagi keputusan dari orang yang suka overthinking. Karena aku yakin sebelumnya kamu juga pasti udah mikirin baik dan buruknya ribuan kali"

Love MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang