15

1.7K 255 211
                                    

Cahaya matahari pagi menelusup masuk pada celah tirai penutup jendela kaca nan besar itu, memberi penerangan pada setiap sudut ruangan. Sinarnya hangat, namun entah bagaimana hanya mampu mengusik satu dari delapan sosok lain yang masih terhanyut di alam mimpi.

Sepasang mata sipit itu mengerjap pelan, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk menembus indra penglihatannya. Sembari menguap lebar, otot-ototnya yang terasa kaku turut ia regangkan. Tubuhnya terasa lelah, dan ini jelas karena efek dari kurang tidur.

Masih dengan mata yang terutup, Jimin melebarkan senyumnya saat sekelebat ingatan indah tentang kejadian tadi malam kembali berputar di otaknya. Tangannya lalu tanpa sadar naik, menangkup kedua pipi tembamnya yang terasa panas.

"Mimpi apaan sih ini orang? Jijik banget ekspresinya!"

Seruan sinis dari seseorang yang berbaring tepat di samping kirinya sontak saja membuat senyum manis Jimin luntur dalam sekejap. Tangannya masih bertengger di pipi, namun raut wajahnya sudah berubah menjadi datar sekali.

"Lah bentar banget bahagianya? Ternyata gitu ya, sekali pun cuma dalam mimpi, karma buat playboy tuh datengnya cepet"

Sambil memangku kepalanya dengan sebelah tangan, Hoseok yang berbaring miring menghadap Jimin terus saja mengoceh tanpa henti, tidak menyadari bahwa orang yang sedari tadi ia maki ternyata sudah tersadar.

"Gue bingung deh, daya tarik lo tuh sebenernya- uhuk!! Anjing seret!!"

Hoseok memegangi lehernya yang terasa sakit dan kering. Tubuhnya ia tegakkan, dengan mata yang menyipit sebal ke arah Jimin.

"Gue lupa kalo belum minum dari tadi malem! Gara-gara lu nih tenggorokan gue kering!"

Lelaki itu lalu bangkit dari posisinya dan mulai melangkah cepat ke arah dapur. Sembari masih memegangi lehernya, lelaki itu terus menggerutu dengan kesal.

"Heran gue, punya temen banyak tapi nyusahin aja semuanya!"

Jimin yang mendengar suara Hoseok sudah agak jauh dengan perlahan mulai membuka kedua matanya. Melirik kecil ke arah tangga dimana sosok rekan kerjanya yang cerewet itu sudah tak terlihat lagi. Tubuhnya lalu ia balikkan menjadi tengkurap, mengangkat kepalanya sedikit demi menelisik pada wajah cantik pacarnya yang masih terlelap.

Mereka semua tidur di atas satu kasur yang sama, namun dengan posisi saling berbalik. Para lelaki berjejer menghadap tv, sedangkan para wanita turut berjejer juga, namun ke arah yang sebaliknya.

Sambil menghela napas pelan, tangan Jimin lalu terulur, mengusap lembut pipi putih Seulgi. Kebetulan sekali, posisi kosong yang tersisa untuk mereka tadi malam ternyata saling bersebrangan.

"Playboy dari mananya coba, orang pacar gue satu ini doang"

******

"Los!"

Taehyung berteriak nyaring sembari mengambil ancang-ancang untuk memerima bola voli yang tengah melambung ke arahnya. Membuat Hoseok dan Dahyun yang berada di sisi kanan dan kiri lelaki itu secara otomatis bergerak sedikit menjauh.

Bug!

Passing bawah dari Taehyung sukses membuat bola itu kembali melambung tinggi menuju daerah lawan, membuat Hoseok -untuk yang kesekian kalinya- berdecak sebal.

"Malah dibalikin kesitu! Kasih umpan ke gue kek buat smash!"

Hoseok berkacak pinggang, mendelik tajam pada Taehyung yang nampak tidak merasa berdosa sama sekali setelah berkali-kali merebut bola dan bermain sendiri tanpa mengingat Hoseok dan Dahyun yang juga tergabung di dalam satu tim yang sama dengannya.

Love MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang