Prolog

3.4K 390 16
                                    

Hai. Walaupun cerita ini udah selesai, tapi bukan berarti kalian bisa baca terus gak meninggalkan jejak, kan?

At least, leave me with comment(s) or vote, gaiz. Dan vote nya jangan cuma di awal aja, kalo bisa sampe akhir. Jadi gue tau kalo diantara kalian masih ada yg bisa ngehargain karya orang lain.

Thank you, dan selamat membaca! :)

--*--

"Giliran siapa sekarang?" Tanyaku kepada ketiga orang lelaki yang sedang duduk bersila melingkar dihadapanku.

Oh, iya, mereka semua lelaki. Dan cuma aku disini yang berjenis kelamin perempuan.

Tidak, tidak. Aku bukan tipe perempuan murahan. Cih, I'm not that kind of girl.

Mereka ini sahabatku. Liam Payne, si cowok botak yang berkepribadian dewasa namun disaat yang sama juga sangat kekanak-kanakan; Harry Styles, pria termuda namun gayanya bak rocker tahun 70an dan seringkali gonta-ganti pacar, dan yang terakhir--

"Gue! Gue!" ucap Louis begitu semangat.

Ya, dia yang terakhir. Louis Tomlinson, cowok termesum dengan segudang leluconnya yang juga mesum.

Sedangkan aku sendiri, Talitha O'Riley. Aku seorang perempuan. Aku benci perempuan. Jika aku diberi kesempatan untuk terlahir kembali, mungkin saat aku keluar dari dalam gua ibuku aku akan berteriak:

"I WANT TO BE A BOY!"

But, yap, that's never gonna happen.

"Truth or Dare, Tal?"

"Hm..," sejenak aku berpikir keras. Truth, or dare? Kalau aku memilih dare pasti mereka akan bertindak semena-mena terhadapku. Apalagi yang akan memberi dare adalah cowok termesum sepanjang tahun 2014. Bisa-bisa dia akan segera mengambil keperawananku. Ew, no.

"Lama. I take that as a dare." cetus Harry membuyarkan pikiranku.

"Hey!"

"Sudahlah, Tal. Lo mau milih apa lagi, emangnya? Truth? Udah dua kali berturut-turut lo milih itu dan sekarang giliran lo nerima sebuah tantangan." tambah Liam yang rasanya ingin ku cukur habis rambut dikepalanya yang sudah menjalar sampai ke wajahnya itu.

Louis pun tersenyum, seakan-akan semua orang diruangan ini mengatakan kalau kematiannya diundur jadi esok hari.

Aku memberikannya tatapan awas-saja-kau-kalau-macam-macam-denganku. Namun ia hanya tersenyum, lalu melontarkan beberapa kalimat yang sukses membuatku mati kutu.

"I dare you to be my girlfriend." Ucapnya, masih dengan senyumnya yang seakan mengajak berumah tangga.

Mataku membelalak. Tidak, aku tidak akan pernah menjadi kekasih siapapun. Tidak akan pernah.

"..for a week." Lanjutnya, lalu mengambil kaleng Coke yang ada didepannya.

"NEVER EVER EVER EVER EVER EVER EVER EVER EVER EV-"

"Stop it, Tal! Ini sebuah tantangan, lagipula tantangan ini juga cuma permainan. Dan hanya seminggu, jangan berlebihan kayak gitu. Lo ini perempuan dan su--"

"To be honest, Payne, aku sedang tidak butuh kuliah tujuh menit mu yang membosankan itu."

"Okay, kalau begitu lo nerima tantangan Louis. Deal?"

"Deal." ucap Harry sambil mengangkat kaleng Cokenya, lalu bersulang bersama Louis.

"Not deal." Timpalku.

"Tiga dari empat orang setuju, Tal."

Aku memutar bola mataku. "Go fuck yourself, Tommo."

Mereka semua hanya tertawa mendengar jawabanku. Ugh, this can't be happening.

--*--

EHHH lol ini short story pertama aaaa lagi nyoba-nyoba kali aja berhasil HAHA.

Oiya dan ini bahasanya campuran gitu. Gapapa kan? :|

dan di chapter22 berikutnya bakalan banyak dialog sama chat sosmed doang [disini sih gue pakenya line karena bbm sudah naik daun]

LEMME KNOW IF U READ THIS by leaving a vote and comment(s), gaiz gaiz. Biar gue tau bukan cuma gue yang baca cerita ini sendiri. //lol what//

-al x

7 days // l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang