15. Teman Perjalanan
"Be kind for everyone you meet is fighting a hard battle."
Wonder
Seharusnya Romeo bisa tidur nyenyak apalagi setelah dia meminum obat yang memiliki efek samping mengantuk berat. Tapi anehnya dia tidak bisa tidur sama sekali, dari tadi perasaannya tidak enak. Dia sudah mencoba makan sesuatu namun lambungnya menolak, dia juga menyibukkan diri dengan buku sketsa sayangnya perasaan tidak enak itu tidak hilang.
"Hahh." Helaan napas panjang yang terdengar begitu lelah menarik perhatian Romeo. Di depannya, berdiri dua cowok jangkung yang terlihat familier. "Bener! Yang ini keretanya! Allhamdulillah ya Allah!" seruan salah satu cowok berpenampilan kucel dan acak-acakkan itu menarik perhatian semua orang. "Di sana tempat duduk kita."
Romeo mengikuti gerak dua cowok itu sambil mengingat-ingat dimana dirinya pernah bertemu dengan mereka.
"Ehh, jangan langsung tidur, dong! Cuci muka dulu sana! Muka lo kucel banget tau."
Cowok satunya menguap lebar. "Gue nggak punya tenaga buat pergi ke sana, Ndra."
Tunggu, rasanya Romeo kenal dengan suara malas ini. Jangan-jangan! Romeo menatap dua cowok itu bergantian lalu membelalakkan mata. Demi Tuhan, takdir gila macam apa yang membuatnya bertemu dengan dua cowok aneh juga menyebalkan macam mereka berdua.
"Kalau nggak cuci muka entar muka lo jerawatan."
"Gue tetep ganteng meski ada jerawat." Mata Karsa terbuka sedikit. "Ndra, tau nggak. Katanya kalau di wajah ada jerawat itu artinya ada yang suka sama gue." Dia mendesah panjang. "Tapi, dimuka gue nggak pernah ada jerawat. Apa itu artinya nggak ada yang suka sama gue? Masa muka ganteng kece ini nggak ada yang suka?"
Andra memukul kepala Karsa. "Jangan pernah sekali pun lo pamer kalau lo nggak pernah jerawatan!"
Karsa melirik Andra. "Bilang aja lo sirik karena wajah gue mulus."
Tanpa berkata apa pun Andra langsung menyeret Karsa ke toilet untuk membasuh wajahnya.
Romeo tidak sadar bahwa sedari tadi dia menahan napas. Ketika Andra dan Karsa sudah tidak terlihat lagi, dia langsung melihat ke sekitar. Inginnya pindah tempat duduk tapi sayangnya sudah terisi penuh.
"Eh, bukannya lo Romeo dari MIA 4 itu?! Whoahh, kebetulan banget!" Andra tersenyum sangat lebar setelah mendudukkan Karsa di kursi.
Romeo meringis. "Hm, kebetulan banget."
Andra melihat ke sekitar. "Berhenti di mana? Kita berhenti di stasiun Malang."
Romeo langsung tersedak, kebetulan yang luar biasa! "Gue turun di Malang juga." Karena Andra terus menatap dirinya, Romeo terpaksa bertanya. "Kalian ... mau liburan ke Malang? Berdua?" tanyanya menatap Andra dan Karsa bergantian.
Andra menggaruk lehernya yang mendadak gatal. "Bukan liburan, lebih tepatnya nemenin Karsa nyelesein misi yang dikasih sama Karina."
"Oh." Romeo menganggukkan kepala lalu mengerutkan kening saat menyadari sesuatu. "Eh, tadi itu ... kalian langsung berangkat dari Jakarta atau liburan dulu ke tempat lain?"
"Nggak, kami berangkat langsung dari Jakarta. Tapi Karsa salah mesen tiket. Bukannya ke Malang malah ke Garut. Mesen tiketnya sambil merem sih jadinya salah."
Romeo melongo lalu menatap Karsa tidak percaya. Ada gitu orang sebodoh Karsa?
Andra melanjutkan ceritanya. "Terus kami beli tiket lagi, kali ini nggak salah lagi tapi Karsa malah salah naik kereta. Jadinya gue kerepotan nyari dia ke mana-mana. Untung ketemu juga. Kalau nggak, gue yakin dalam beberapa hari dia bakalan jadi gembel."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BROKEN
Fiksi Remaja"Dia sangat berbeda dengan Ragil. Padahal mereka saudara kembar." "Romeo sama sekali nggak bisa diandalkan. Beda banget sama adik kembarnya." "Ragil itu anak baik-baik, tapi Romeo sebaliknya." Romeo nggak peduli sama orang yang menghinanya asal hidu...