Mari kuceritakan sedikit kisah tentang lelaki malang yang kebingungan akan dirinya.Dimulai dari dia yang hilang ingatan karena sebuah kecelakaan lama dan ditinggal sendirian di rumah besar. Yang ada di ingatannya hanyalah tragedi kecelakaan yang ia alami, dan suara-sura pilu yang sering terngiang kala malam.
Dan jangan lupakan satu nama yang melekat pada dirinya hingga akhir hayat.
Selebihnya?
Tidak ada.
Menjalankan kehidupan sendirian cukup lama, mendekam di rumah besar berbekal makanan yang hebatnya tersedia lengkap di gudang khusus penyimpanan.
Setidaknya cukup untuk dirinya yang tidak banyak makan. Akibat mimpi buruk yang berdatangan di malam hari.
Namun suatu hari ia seperti tersambar petir. Setelah membaca surat beramplop merah jambu yang entah sudah berapa kali ia baca—saat itu seperti menghipnotis dirinya keluar dari zona nyaman.
Melihat dunia luar untuk pertama kalinya setelah tragedi. Dan bertemu dengan orang-orang tak terduga-juga mengusik memorinya.
Semacam mereka itu tidak asing di hidupnya.
Dan setelah pertemuan itu ia kembali ke rumah besar ini. Sendirian. Dan apakah kisah ini selesai?
Tentu saja belum. Tidak semudah itu. Lelaki ini harus segera menemukan ingatannya, dan menemukan potongan yang hilang lalu menyusunnya.
Dan ia harus bisa melakukannya secepat mungkin.
🥀
Kronologinya begini. Dua hari yang lalu seorang lelaki bernama Soobin datang menjemputnya di jalan. Dan mengaku bahwa dirinya sangat mengenal Kamal. Lalu berakhirlah ia di rumah besar ini lagi.
Setelah obrolan singkat di mobil itu ia banyak memikirkan hal-hal apa saja yang ia lupakan. Apa yang terjadi dengan dirinya sehingga ia ditinggalkan sendirian.
Ia mulai membereskan rumah, membersihkan diri dengan benar, bahkan ia memangkas rambutnya sendiri dengan alat cukur yang ia temukan di kamar mandi lain.
Tidak bisa dibilang rapih juga namun lumayan. Mengingat 'wajah tampan akan cocok dengan gaya apapun'.
Ia juga mulai menelusuri rumah ini kembali. Dengan niat mengumpulkan memori yang mungkin bisa kembali. Foto-foto yang terpajang di ruang tengah, ia lihat dengan cermat.
Ingatannya pada foto di sana masih sangat bagus. Ada satu foto seorang wanita Asia dan lelaki berkebangsaan asing di sampingnya yang ia yakini pasti adalah kedua orangtuanya.
Netranya ia tujukan pada sosok lelaki asing yang ia yakini ayahnya. Dan entah mengapa perasaannya tiba-tiba membiru haru. Semacam kehilangan yang amat sangat. Rasa itu terpatri tepat di hatinya. Sedikit mengganggu ingatannya lagi.
"Kenapa ya?" gumamnya.
Pencariannya ia lanjutkan ke ruang yang lain. Sebuah ruang kerja yang cukup luas dilengkapi dengan rak besar yang juga dijejali berapa buku serta dokumen penting.
Kamal mengamati perlahan. Semua yang ada di sini adalah kegilaan baru yang ia temukan. Seingatnya ia tak pernah sekalipun mengunjungi ruangan ini. Meskipun sebenarnya ia bisa, namun entahlah mungkin dulu ia menganggapnya tak penting.
"Baiklah, harus mulai dari mana?"
🥀
Apa ini ha apa :')
Maaf sekali lama update, sepertinya saya sedang dalam fase writers block atau apalah itu 😭 maap banget pas apdet dikit banget.chapt berikutnya akan lebih kuusahakan lagi 🙇Vote dan komennya juseyooo
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Poem •Hueningkai•(Revisi)
FanfictionHidup bagai genre dalam puisi. Dan hal hal rumit lain yang harus dilewati Kamal. Demi menjaga harga diri. Start April 2020 ©tatann_