Enjoy ❤️Untuk pertama kalinya dalam romansa Seina. Ia membenci Choi Yeonjun. Pasalnya setelah pertemuan dengan keluarga Choi hari ini, mereka memutuskan untuk membatalkan pertunangan.
Alasannya? Tidak masuk akal.
Hanya karena Yeonjun berubah pikiran.
Hanya itu saja. Ia tak diberi alasan detail tentang pikiran apa yang berubah dari Choi Yeonjun. Pemuda berdarah Korea itu juga memandangnya dengan dingin. Tidak seperti pertama kali mereka dikenalkan.
"Yeonjun bajingan! Mau ditaruh dimana ini muka. Gimana kalau temen sekampus tau?"
Kakinya membawa dirinya berjalan sebentar di sekitar komplek rumah. Ia berniat untuk membuang energi negatif yang dari tadi mengerubungi dirinya. Namun di tengah jalan matanya menangkap sebuah pemandangan aneh.
Rumah tua yang terlihat tak berpenghuni itu rupanya memiliki tuan. Dan pengunjung yang tak asing.
Segera Seina melangkah lebih dekat untuk melihat apa yang terjadi. Lalu seperti mendapat buah manis di antara buah masam. Ia melihat pemandangan langka di depannya.
Seorang lelaki blasteran berpelukan dengan wanita yang sangat ia benci eksistensinya.
Dengan kecepatan yang ia bisa, diabadikanlah momen langka itu. Dan berniat untuk menyebar gosip baru seantero kampus.
Namun, kendati membuat lelaki Choi itu panas. Ia malah mendapat ancaman yang sekali lagi membuatnya kalah.
"Brengsek! Lo sama cewek itu bakal sengsara!"
🥀
Sepulang dari rumah Kamal, entah mengapa Lintang merasa capek yang luar biasa. Entahlah ia juga merasa aneh, apa karena sudah lama tak bersua dengan masa lalu membuat energinya terkuras?"Dari mana Lin? jam segini baru pulang," ucap sang ibu yang tiba-tiba muncul dengan sebaskom stroberi yang terlihat enak.
"Kalau aku bilang dari mana mama gaakan suka," balasnya sambil mencomot satu dari baskom.
"Dari rumah Kamal?"
Lintang mengangguk.
"Mama gak marah," sambungnya. Lintang menghela napas lega. Lalu ia beranjak dari sofa menuju kamar di lantai dua.
"Kalau ketemu lagi, titip salam dari mama."
"Iya."
🥀
Aku jemput malam ini jam 7. Ada yang mau aku omongin.
Satu pesan itu kembali menyadarkan Lintang tentang satu eksistensi di kehidupannya. Seharian ini dia hampir mengacuhkan Yeonjun yang entah kebetulan atau bukan, Yeonjun juga tidak mebgabarinya seharian ini.
Tak menunggu waktu lama untuk Lintang berbenah. Dan menunggu sang adam di depan rumah.
Tepat jam tujuh. Mobil hitam itu datang dan Yeonjun keluar dari sana dengan setelan santainya. Namun tetap terlihat menawan saja.
Lintang menghampiri Yeonjun dengan senyuman terbaiknya. Sedangkan yang diberi senyuman hanya tersenyum tipis. Wajahnya terlihat tak tenang.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Lintang melihat raut tak tenang dari seorang Choi Yeonjun.
Keduanya memasuki mobil dalam diam. Mereka melaju menuju suatu tempat yang entah Lintang pun tak tau di mana.
Yang Lintang tau kini mereka berada di tepi danau. Danau dengan airnya yang diterangi rembulan malam yang memasuki fase purnama.
Hal itu tampak cantik. Namun tidak untuk pemuda disampingnya ini. Suasananya tidak secantik danau malam.
"Apa yang mau kamu omongin?" tanya Lintang langsung ke inti.
Pemuda itu merogoh gawainya dari saku. Dan memperlihatkan sebuah foto di sana.
Untuk sesaat Lintang terperangah.
"Apa hubungan kamu dengan pria ini?"
Diam kembali menyerang mereka. Yang satunya menunggu jawaban sedangkan yang satunya lagi bingung menjelaskannya bagaimana.
"Kamu dapet foto ini dari mana?"
"Ga penting aku dapet dari mana, yang penting adalah jawaban kamu."
Lintang diam lagi. Ia ragu untuk menjelaskan semuanya. Dan juga bingung bagaimana menjelaskan cerita lamanya.
"Jawab Lintang, aku bawa kamu ke sini bukan buat liat kamu diem," ucap Yeonjun tegas.
"Aku....,"
"Kamu yakin bakal percaya sama aku setelah aku cerita semuanya?" lanjut Lintang.
"Tergantung seperti apa kamu nyeritainnya. Tapi aku tau kamu ga pernah bohong, mungkin aku bisa percaya," jawab Yeonjun tegas.
Mata Lintang memandang danau di depan. Dengan riak airnya yang tenang.
Baiklah, mulai dari mana ia harus bercerita?
🥀
Abis ini udah keliatan konflik dari ceritanya hehe.... Udah siap?
Vote dan komen juseyo....
(Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Poem •Hueningkai•(Revisi)
FanfictionHidup bagai genre dalam puisi. Dan hal hal rumit lain yang harus dilewati Kamal. Demi menjaga harga diri. Start April 2020 ©tatann_