Flashback On...
‘Hani kecil yang baru berusia 7 tahun di suruh untuk mencuci piring oleh Mamanya. Karena tangan Hani masih kecil dan piringnya licin, piring tersebut pun jatuh dan pecah. Mama Hani sangat marah, ia membawa Hani kecil ke kamar mandi. Mama Hani mengisi bathtub dengan air sampai penuh. Hani kecil di suruh jongkok dan Hani pun menurut.
Tiba-tiba Mama Hani mencengkram kepala Hani kecil dan memasukkan kepala Hani ke dalam bathtub yang berisi air. Kepala Hani kecil di celupkan berulang kali sampai Hani kecil kehabisan napas. Hani kecil terus menangis meminta ampun pada Mamanya, tapi Mamanya tetap meneruskan aksinya.
Setelah Mama Hani puas melakukan itu, Mama Hani langsung menarik tangan Hani kecil sampai Hani kecil jatuh tengkurap. Mama Hani terus saja menarik tangan Hani kecil sampai ia tiba di gudang. Hani kecil di angkat dan dimasukkan ke dalam gudang yang gelap dan kotor. Mama Hani mengunci pintu gudang dan meninggalkan Hani kecil menangis sambil menggedor pintu.
Hani kecil terus saja menangis sampai akhirnya dia pingsan dan terjatuh ke lantai gudang yang penuh debu.’
****
Hani terbangun dengan tubuh yang penuh keringat dan napas yang memburu. Mimpinya tadi membuatnya mengingat masa-masa yang paling menakutkan dalam hidupnya.
“Kenapa harus mimpiin kejadian itu...” Hani melihat jam di atas nakas yang penunjukan baru pukul 02.00 pagi. Hani menghela napasnya, ia memutuskan untuk mengambil minuman agar dirinya sedikit tenang.
Hani termenung di meja makan dengan tangan yang gemetaran. Mimpinya membuat trauma masa kecilnya muncul kembali. Hani memutuskan untuk membersihkan rumah agar fikirannya teralihkan. Hani memang dari kecil selalu di suruh membersihkan rumah oleh orang tuanya sebelum ia berangkat ke sekolah. Hani menyapu lantai, mengelap meja dan jendela, mengepel, mencuci piring dan lain sebagainya. Hani sudah bagaikan pembantu di rumahnya sendiri walapun orang tuanya sudah mempekerjakan pembantu di rumahnya.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Hani mengambil sampah yang sudah penuh dan membuangnya di tempat sampah akhir yang berada satu kilometer dari rumahnya. Saat Hani selesai membuang sampah, ia mendengar suara gelak tawa dari dalam gubuk yang terbuat dari kayu yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri.
“Suara siapa itu ya?” Hani penasaran dengan gubuk itu, ia ingin pergi ke sana tapi ia mengurungkan niatnya. Hani pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Saat Hani ingin berjalan kembali ke rumahnya, suara gelak tawa itu terdengar lagi. Hani menjadi penasaran, apa yang terjadi dalam gubuk itu.
“Kesana sebentar aja kali ya, cuma ngecek doang,” ujar Hani pada dirinya sendiri. Hani pun melangkahkan kakinya menuju gubuk tersebut. Dengan langkah pelan ia berjalan. Tak lama kemudian Hani sampai di depan pintu gubuk tersebut. Ia menempelkan telinganya ke pintu dan mencoba mendengarkan apa yang ada di dalam gubuk itu. Tiba-tiba pintu gubuk terbuka, Hani kaget dan langsung mundur beberapa langkah. Seorang cowok keluar dari gubuk itu, dia sama kagetnya dengan Hani. Cowok itu memandangi Hani dari atas hingga bawah. Hani merasa tidak nyaman dengan hal itu. Sampai akhirnya cowok itu buka suara.
“Siapa lo? Dan ngapain lo di sini?” tanya cowok yang ada di depan Hani.
“Aa-anu, tadi saya gak sengaja lewat sini dan denger suara da-dari dalem sini,” ujar Hani gugup. Tiba-tiba ada satu cowok lagi keluar dari dalam gubuk.
“Lo kencing lama bang... Lho ini siapa woy?” tanya cowok yang baru keluar dari gubuk.
“Gue juga gak tau, tiba-tiba ni anak udah ada di sini.”
“Yaudah ajak masuk aja...”
“Nggak, nggak usah saya akan pergi,” seru Hani.
“Gak papa lo masuk aja, kita gak bakal ngapa-ngapain lo kok tenang aja. Lo pasti penasaran kan sama apa yang terjadi di dalem. Kita lagi pesta, lo mau ikut?” belum sempat Hani menjawab, cowok yang baru keluar dari gubuk langsung menarik tangan Hani dan membawa Hani masuk. Di dalam gubuk tercium bau asap rokok dan minuman alkohol yang sangat menyengat. Hani sampai mual di buatnya. Ada dua orang cowok lagi di dalam gubuk, Hani menjadi semakin waspada dengan keadaan ini. Kedua cowok yang ada di dalam gubuk melihat Hani dengan tatapan kaget dan heran.