2. Flashback: Awal Mula II

19 3 0
                                    

Flashback on...

Hani yang sadar dengan apa yang telah ia perbuat menjadi sangat panik. Terdengar suara langkah kaki menuju dapur, ternyata itu Mamanya. Mama Hani terlihat sangat shock melihat guci besarnya pecah. Ia melihat ke arah Hani yang tengah terjatuh di lantai. Pandangan Mama Hani pun terlihat sangat marah. Mama Hani melagkah menuju Hani kemudian menarik tangan Hani. Mamanya membawa Hani menuju kamar mandi yang di gunakan olehnya saat menyiksa Hani 8 tahun lalu.

Hani tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Ia segera menarik paksa tangannya dari cengkeraman tangan Mamanya. Setelah terlepas, Hani langsung lari keluar rumah. Beberapa kali Mamanya sempat berteriak memanggilnya. Tapi Hani terus berlari sampai akhirnya dia benar-benar keluar dari rumah. Hani terus berlari, ia berhenti di gubuk yang ia datangi kemarin. Tanpa fikir panjang, Hani langsung masuk ke gubuk itu.

Hani membaringkan tubuhnya di kursi panjang yang ada di sana. Ia sudah sangat lelah untuk kembali berlari. Hani juga merasa lapar karena ia hanya makan roti lapis tadi pagi. Hani memutuskan untuk tidur agar rasa laparnya hilang.

Terasa belum lama Hani memejamkan mata, tiba-tiba ada suara tawa laki-laki sedang menuju gubuk yang di tempati Hani. Hani menjadi was-was dan takut. Dia bangkit dan berdiri sambil menatap was was pada pintu gubuk. Pintu gubuk sedikit terbuka, Hani bersiap-siap untuk segera lari dari gubuk itu. Pintu gubuk akhirnya terbuka lebar dan satu persatu laki-laki tersebut masuk ke dalam gubuk.

Hani mengehela napas lega begitu melihat Agam dan teman-temannya yang masuk ke dalam gubuk. Agam beserta yang lain kaget begitu melihat Hani ada di sana.

"Lo ke sini? Jadi lo gabung sama kita?" tanya Arka.

"E-eeh, e-enggak! maksudnya belum mikirin itu," jawab Hani.

"Terus ngapain lo ada di sini?" tanya Agam.

"Ta-tadi saya kabur dari rumah,"

"Terus kenapa lo kaburnya kesini?!!" kata Agam sedikit membentak. Hana menjadi kaget sendiri. Salah satu teman Agam mencoba memenangkan Agam dan Hani.

"Udah Gam, gak papa biarin dia di sini. Kan kemarin kita yang nawarin dia buat gabung sama kita," ujar Arka menengahi keduanya.

"Tapi lo tau kan? Kalau misalnya orang tua cewek ini lapor ke Rt atau semacamnya, terus mereka nemuin cewek ini di sini bareng kita berempat, bisa habis kita!" jawab Agam.

"Mereka nggak akan nyariin saya, saya jamin itu!" jawab Hani dengan lantang.

"Saya sudah pergi dari sesudah magrib sampai sekarang mereka tidak mencari saya. Mereka tahu bahwa saya pasti akan kembali ke rumah," kata Hani dengan nada sedih. Bimo mendekati Hani dan mencoba memenangkan Hani, sedangkan Agam hanya mendengus kesal lalu menyalakan sebatang rokok.

"Lo bisa semau lo ke sini, tapi jangan di saat yang kaya gini, lo kabur dari rumah. Terlebih lagi ini masih deket dengan rumah lo. Tapi untung aja gubuk ini tersembunyi, dan gak banyak orang tau," ujar Agam setelah beberapa kali menghisap rokoknya. Hani hanya diam dan mengangguk. Bimo dan lainnya tersenyum ke arah Agam, belum pernah Agam terlihat sekalem itu.

"Jadi, lo mau curhat tentang apa yang lo alami hari ini sama kita?" tanya Arka.

"Hmmm, gimana ya... Saya..."

"Santai aja ngomongnya, pake lo-gue aja," kata Aldi. Hani tersenyum canggung ada mengangguk.

"Lo gak usah takut buat cerita sama kita, kita gak akan bilang siapa-siapa kok. Kita semua di sini selalu jaga rahasia masing-masing," kata Arka.

"Dan... Kalau lo cerita tentang masalah lo, pasti akan lebih baik buat lo. Karena itu akan mengurangi beban fikiran lo, lo akan lega setelahnya. Percaya deh sama gue," sambung Bimo. Hani mengangguk dan tersenyum. Ia memandangi satu persatu orang yang ada di sana, setelah itu ia menceritakan semua hal yang terjadi hari ini. Mulai dari ia bersih-bersih jam dua pagi, belajar dari pagi hingga sore, sampai pulang les di suruh bersih-bersih lagi. Semua itu ia ceritakan kepada teman-teman barunya. Para cowok yang ada di sana pun mendengarkan cerita Hani dengan seksama, tak ada yang mencoba memotong perkataan Hani sampai Hani selesai bercerita. Setelah Hani menyelesaikan ceritanya, tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja tanpa Hani duga.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang