Bel pulang sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu. Hani masih berada di sekolah, ia menumpang ganti baju disana karena ia akan langsung pergi ke tempat lesnya. Hani berjalan melewati tempat parkir sekolahnya, ada seorang cowok yang sedang berjalan mondar-mandir di depan sebuah motor sport berwarna merah. Hani tak memperdulikan itu, ia terus berjalan. Tiba-tiba cowok itu memanggil Hani.
“Hei...” Hani menoleh malas ke arah cowok tersebut.
“Gue boleh minta tolong gak? Ban motor gue kempes dan hp gue lowbatt, boleh gue pinjem hp lo buat hubungin seseorang?” Hani tidak menjawab, ia hanya mengambil hp yang ada di saku jaketnya dan memberikannya kepada cowok tersebut.
“Makasih, gue pinjem bentar ya.” Cowok tersebut tampak mengetik sesuatu di hp Hani lalu menempelkan hp Hani ke telinganya. Hani hanya menunggu dengan bosan.
“Halo, ini gue. Lo cepet jemput gue di sekolah, ban motor gue kempes.”
“...”
“Iya lo cepetan, hp gue lowbatt, gue pinjem hp orang sekarang.”
“...”
“Oke kalau gitu, gue tunggu. Bye.”
Setelah selesai menelepon, cowok itu mengembalikan hp Hani. Hani pun memasukkan hp-nya kedalam saku jaketnya.“Makasih ya, ngomong-ngomong nama gue Foru,” ujar cowok itu sambil mngulurkan tangannya kepada Hani. Hani menatap cowok itu sejenak lalu menerima uluran tangan cowok tersebut.
“Hani,” jawab Hani singkat lalu segera melepaskan tangannya.
“Lo mau pulang? Bareng gue aja, sebentar lagi temen gue mau jemput,” kata Foru. Hani melihat jam yang ada di tangannya, 30 menit lagi les-nya di mulai. Ia harus segara berangkat.
“Sorry, gue harus pergi.” Hani pergi meninggalkan parkiran sekolah. Foru hanya menatap kepergian Hani dengan raut wajah bingung.
Hani berlari menuju tempat lesnya. Untungnya jarak tempat lesnya hanya satu kilometer dari sekolahnya, tidak jauh bagi Hani. Ia berlari tampa berhenti. Wajar saja, Hani memang memiliki fisik yang kuat. Selama 15 menit Hani berlari, akhirnya ia sampai di tempat lesnya. Hani bernapas lega, ia segera masuk kedalam gedung tempat ia les tersebut. Lesnya di mulai jam lima sore dan berakhir pada jam tujuh malam.
***
Hani berjalan menuju halte bus, sejujurnya ia ingin memesan ojek online saja untuk pulang. Tapi hp-nya lowbatt, Hani juga sangat lapar karena belum makan dari sepulang sekolah. Hani duduk di bangku yang ada di halte, ia menyandarkan kepalanya di tiang dan memejamkan matanya sambil menunggu bus datang.
Foru menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia ingin pergi ke rumah temannya. Saat tengah santai menyetir, tak sengaja matanya menangkap sosok cewek yang tengah duduk di halte bus sambil memejamkan mata. Foru merasa bahwa ia kenal dengan cewek itu. Ia menghentikan mobilnya di depan halte bus. Sejenak Foru memperhatikan wajah cewek tersebut. Ia ingat, cewek itu adalah Hani yang telah meminjaminya hp.
Foru turun dari mobil dan menghampiri Hani. Hani masih memejamkan matanya saat Foru sudah berada di depannya. Foru memperhatikan wajah damai Hani saat tertidur. Foru heran, mengapa Hani bisa tidur dengan suara berisik kendaraan yang berlalu lalang. Foru semakin memperhatikan wajah Hani. Ia melihat ada raut kelelahan pada wajah Hani. Foru merasa kasihan, ia memutuskan untuk membangunkan Hani dan mengantarkannya pulang.
“Permisi,” ucap Foru pelan. Tidak ada tanda-tanda Hani akan terbangun.
“Permisi,” kali ini Foru bersuara lebih keras, hampir berteriak. Hani masih tidak merespon. Foru melihat sekeliling, tidak ada orang di sana. Hanya ada kendaraan yang berlalu lalang di jalanan. Diri mencoba membangunkan Hani lagi.
