5 | P r o m i s e

1K 209 201
                                    

Liz, Joy, dan Erianaㅡmewakili BV-Xㅡtengah memasuki Rumah Sakit, mereka mencari ruangan IGD dan segera menanyakan keberadaan Irene dan Jennie.

Kabarnya, Jane belum sadarkan diri sampai sekarang. Hal itu membuat mereka semakin khawatir.

Setelah sekian lama menelusuri ruang IGD, akhirnya mereka menemukan kamar yang ia incar sedari tadi.

Sreett..


Eriana berjalan terlebih dahulu kemudian membuka tirai penutup. Hal itu membuat Irene sedikit terkejut karena mereka datang dengan cara mengendap-endap layaknya maling.

"Hey, kamu kayak maling ... jangan ngagetin dong!"

"Hehe, maaf unnie-ku yang cantik."

"Yaudah dimaafin."

Tiba-tiba Lisa mendekat ke tempat Jennie yang masih terbaring lemas dengan perban besar di kepalanya. Ia meletakkan punggung tangannya ke dahi Jane  lalu berpindah ke pipi.

"Liz, lo ngapain sih?!!" Joy terheran heran melihat kelakuan Liz.

"Ngecek suhu tubuh lah Sooyoung-ah!"

"Heh, lo kira dia demam apa! Dia kan kecelakaan, bukan DBD atau tipes apalagi corona."

"Hehehe," kikik Liz. Joy hanya berdehem, ia tak paham pada temannya yang satu ini.

"Eonni, ceritain tadi gimana kalian bisa kecelakaan?" Tanya Eriana tak sabaran. Lisa dan Joy pun ikut menatap Irene dengan tatapan penasaran.

"Denger baik baik ...."

Joy, Liz, dan Eriana tampak menunggu kelanjutan dari cerita Irene. Ekspresi mereka begitu fokus.

"Singkatnya, pulang dari kantor polisi eonni nyuruh Jennie nyetir. Trus eonni tidur selama perjalanan dan eonni gak tau kelanjutannya."

"Eonniiii ngeselin!!" Ucap Lisa, Joy, dan Yeri kompak.

"Tapi menurut eonni, Jane itu bisa kecelakaan karena ngantuk sih ... gak tau juga."

"Makanya jangan biarin orang ngantuk yang nyetir, gini kan!" ujar Liz sok sok bijak.

"Jennie kan udah tidur pas eonni ngobrol sama polisi, dia males ketemu Hanbin. Eonni gak menduga bakal kayak gini."

"Bu ... bukan!" Mendengar suara yang sudah familiar di telinga mereka, sontak mereka menoleh ke asal suara tersebut. Jennie!

"Jen, lo udah siuman?" Tanya Joy pada Jane yang sedang memijit mijit kepalanya yang pusing.

"Yaaa ... begitulah. Kalian mau tau kronologi terjadinya kecelakaan tadi?" Keempat yeoja itu mengangguk tanda mengiyakan.

Jane pun menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa tambah tambahan dan kurang kurangan.

"Kayaknya ada unsur kesengajaan di cerita kak Jane barusan," ucap Eriana, tapi benar juga. Karena Jennie sudah memberhentikan mobilnya di tepi jalan yang tepat. Disana tidak ada rambu dilarang berhenti.

"Jangan jangan.. Blackiester!" Tebak Liz. Jane mengendikkan bahunya.

"Kita tanya mata mata kita aja," usul Joy. Ia mengambil ponselnya lalu mencari kontak tujuan dan menekan ikon bergambar telepon.

CALLING...

Maaf, nomor yang anda tuju tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi.

˚➳ KILL THIS LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang