Chapter 7

96 12 2
                                    

Farhan, dia masih setia menunggu Ica sadar.

Farhan melirik jam dinding, sudah saatnya sholat magrib. Farhan lalu meninggalkan ruang rawat, pergi menuju mushola rumah sakit.

Setelah sholat, Farhan kembali ke ruang rawat Ica namun ia tidak melihat Ica di ranjangnya.

"Ica," panggil Farhan panik.

"Kenapa Bang?" tanya Ica yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Lo sudah sadar? Sejak kapan?" tanya Farhan bingung sekaligus senang.

Ica tersenyum.

"Gue sadar pas Bang Ricky sama Fenly kesini, tapi gue pura - pura belum sadar biar gue bisa dengar apa yang kalian obrolin," jawab Ica sambil tersenyum penuh arti.

"Jadi lo,"

"Kenapa lo nggak pernah bilang Bang, gue selama ini nunggu lo bilang ke gue tentang perasaan lo Bang. Karena gue juga merasakan rasa itu juga," jelas Ica.

"Jadi kita?" tanya Farhan memastikan.

Ica mengangguk senang.

Sontak Farhan memeluk Ica dengan erat, ia tak akan melepaskan Ica.

"Bang... Sudah gue sesak nih nggak bisa nafas," ucap Ica berusaha lepas dari pelukan Farhan.

Farhan hanya tertawa kecil, lalu mengacak - acak poni Ica.

Farhan tengah asik menyuapi Ica makan, sementara Ica sibuk memainkan handphone Farhan sejak tadi Ica bermain game di handphone Farhan.

Drrt

Ica meletakkan handphone Farhan, lalu mengambil habdphonenya.

Tertera nama Mark di handphonenya.

"Hallo Kak,"

"Lo lagi dimana Dek?"

"Gue lagi di rumah sakit Kak,"

"Lo kambuh lagi?"

"Awalnya sih iya, tapi sekarang gue sudah sembuh karena ada yang donorin sumsum tulang belakang buat gue," Ica melirik Farhan.

"Syukurlah, tapi dek gue punya berita penting,"

"Apa?"

"Mereka ngijutin lo ke Indonesia Dek, mereka tahu posisi lo,"

"Kak... Lo jangan bercanda deh, nggak lucu,"

"Gue nggak bercanda Dek, ini gue dari Australia mau berangkat ke Indonesia buat nyusul lo. Papa sudah kirim bodyguard, mereka bakal jagain lo 24 jam. Inget Dek, jangan pergi tanpa sepengetahuan Shandy atau gue. Gue sudah bilang Shandy tentang ini,"

"Kak... Gue takut, gue-

"Itu nggak akan terjadi lagi, gue janjiin itu sama lo Dek. Gue bakal lindungi lo, gue matiin dulu ya. Gue sudah mau take off,"

"Hati - hati Kak,"

Ica mematikan handphonenya, jujur saja kali ini ia takut. Takut kejadian saat ia kecil terulang lagi.

"Ca, kamu kenapa?" tanya Farhan bingung.

Ica tidak menjawab, ia hanya diam dengan pandangan kosong.

Ceklek

"Bang Shan," gumam Ica saat melihat Shandy datang.

Shandy langsung memeluk Ica, mencoba menenangkan sahabat kecilnya itu.

Ia tahu Ica memikirkan kemungkinan kejadian saat Ica kecil bisa saja terjadi lagi, dan ia tak akan membiarkan itu terjadi.

"Semuanya akan baik - baik saja, dulu memang gue nggak bisa apa - apa saat kejadian itu terjadi di depan gue. Tapi sekarang, gue sudah dewasa gue bisa lindungi lo Ca. Lo jangan takut," ucap Shandy menenangkan.

My Angel NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang