Chapter 6

97 11 6
                                    

Di balik senyum lo itu tersimpan sakit, sakit yang lo tutupi dari orang di sekitar lo. Izinkan gue, izinkan gue untuk merasakan rasa sakit itu. Bagi lah rasa sakit itu pada gue, agar gue juga bisa meraskakannya. Karena gue nggak bisa melihat lo sakit•Farhan

Dila tersenyum - senyum mengingat moment nya berama Fenly tadi, walau pun singkat tetapi itu terkenang di hati Dila.

Saat Dila sedang melamun di balkon kamarnya, ia mendengar suara Fenly bernyanyi. Dila tersenyum tipis, ini yang ia tunggu sejak tadi. Memang setiap malam Fenly selalu bermain gitar dan bernyanyi, dan Dila selalu diam - diam mendengarkan nyanyian Fenly.

"Lo sedingin es Fen, tapi gue yakin lo bisa mencair perlahan - lahan. Walau pun saat ini gue merasakan sakit, saat lo nunjukin di depan gue kalau lo cinta Ica bukan gue," gumam Dila lalu tersenyum masam.

Di sisi lain Ica baru saja hendak tidur, namun kepalanya tiba - tiba pusing dan hidungnya mulai mimisan.

Ica meraba - raba meja riasnya, mencari obatnya. Namun ternyata obatnya telah habis.

Perlahan - lahan kesadaran Ica mulai hilang, Ica pingsan di lantai.

"Eh... Dil, Ica mana?" tanya illa saat ia dan Dila sedang nonton drama Korea.

"Tidur maybe," jawab Dila santai.

"Masih jam 8 malam Dil, biasanya dia tidur paling cepat jam 10," tutur illa khawatir.

"Eh... Bener juga ya, ya sudah kita cek saja ke kamar. Firasat gue nggak enak soalnya," gumam Dila.

Kemudian illa dan Dila beranjak menuju kamar Ica.

illa mengetok kamar Ica berkali - kali, namun tak ada jawaban dari Ica. Sementara kamar Ica di kunci dari dalam.

"Dil ... Gue khawatir," ucap illa panik.

"Bentar gue bilang Bang Shandy dulu," Dila langsung berlari menuju dorm Un1ty.

Di sisi lain para member Uni1ty sedang berkumpul untuk nonton film bersama, sedangkan Shandy entah kenapa biasanya dia yang paling ribut namun kali ini ia diam.

"Bang... Lo kenapa sih? Dari tadi diam mulu gue perhatiin," tanya Zweitson sambil menatap Shandy bingung.

"Gue nggak tahu, tapi firasat gue nggak enak gitu," guman Shandy.

Tok... Tok... Tok..

"Biar gue yang buka pintunya," ucap Shandy, lalu berjalan menuju pintu.

"Iho... Dila, lo ngapain ke sini malam - malam?" tanya Shandy bingung.

"Bang... Tolong, itu... Kamarnya Ica di kunci dari dalam. Tadi gue sama illa sudah teriak teriak manggil Ica, tapi nggak ada jawaban dari Ica Bang. Gue takut dia kambuh," jelas Dila panik.

"Kenapa Shan?" tanya Farhan yang baru saja tiba.

"Kita kerumah Ica sekarang," putus Shandy.

Shandy berlari mendahului Farhan dan Dila, ia langsung mendobrak kamar Ica dan kamar Ica berhasil terbuka.

"Ica!" pekik Dila panik, saat melihat Ica yang pingsan.

My Angel NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang