Chapter 5

106 13 5
                                    

Farhan dan Ica sampai di depan rumah Ica, Ica langsung turun dari gendongan Farhan.

Jujur saja saat ini pipinya merona karena blushing, dan jantungnya berdetak dengan kencang. Hal sama seperti yang ia rasakan saat bersama Jhason dulu.

"Pipi lo merah tuh," goda Farha sambil menunjuk pipi Ica.

"Ish... Bang Farhan," gerutu Ica kesal.

"Nanti sore bisa jalan kan?" tanya Farhan tanpa basa basi.

"Bisa... Emangnya mau kemana?" Ica balik bertanya.

"Gue mau ngajak ke suatu tempat, jam 3 gue jemput ya. Bye chuby," ucap Farhan lalu mengacak - acak rambut dan mencubit pipi Ica, kemudian Farhan berlari ke arah dormnya.

Ica mematung di ambang pintu, dan pipinya semakin memerah karena perilaku Farhan padanya tadi.

Saat siang Ica, illa, dan Dila berkumpul di ruang tengah untuk menonton drama Korea bersama.

"Eh... Ya nanti sore gue mau pergi sama Farhan," ujar Ica memberitahu.

"Cieeee mulai buka hati nih buat Bang Farhan, huaaa akhirnya Ica," teriak Dila heboh.

"Apaan sih lo, gue cuma mau jalan doank kok nggak lebih," elak Ica.

"Halah... Bilang saja ngedate, apa susahnya sih," goda illa.

"Kalian nyebelin banget sih," gerutu Ica kesal, lalu bangkit dan berlari ke kamarnya karena malu.

Kini Ica sedang memilih baju yang akan ia pakai nanti,  Ica membuka lemarinya dan mengacak - acaknya mencari baju yang pas untuk ia pakai.

Kini Ica sedang memilih baju yang akan ia pakai nanti,  Ica membuka lemarinya dan mengacak - acaknya mencari baju yang pas untuk ia pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya Ica memilih pakaian itu untuk ia pakai nanti.

Ica menatap kalung yang di berikan Farhan padanya.

"Kayaknya gue mulai membuka hati buat lo Bang," gumam Ica.

Kemudian ia melirik jam tangannya, yang sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Ica buru - buru keluar dari kamarnya, karena ia tak ingin membuat Farhan menunggunya terlalu lama.

Setibanya di ruang tengah, ia melihat Farhan sudah duduk di sofa sambil memainkan handphonenya.

"Bang Farhan, sorry ya gue bikin lo nunggu lama," ucap Ica tak enak.

"Nggak terlalu lama kok, ya sudah kita pergi sekarang?" tanya Farhan.

Ica mengangguk kecil.

"Selamat bersenang - senang Ica, cepet taken yak," teriak Dila dari kamarnya, yang sepertinya Dila mengintip Ica dan Farhan tadi.

"Dila!" teriak Ica kesal.

Farhan tertawa melihat raut wajah Uca yang kesal, lalu ia mengacak - acak rambut Ica.

My Angel NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang