Chapter 13

146 13 1
                                    


Farhan sudah sampai di Indonesia, tapi entah kenapa ia memiliki firasat buruk tentang Ica.

"Arion... Apa ada kabar terbaru tentang Ica?" tanya Farhan tanpa menatap Arion.

Sebelum Arion menjawab, sebuah panggilan masuk ke handphone Arion. Dan itu dari salah satu bodyguard yang menjaga Ica selama Farhan pergi.

"Maaf tuan, nona Ica tadi berpamitan untuk ke toilet tetapi nona tidak kembali lebih dari 30 menit. Sehingga kami mengecek setiap toilet tapi kami tidak menemukan nona, yang kami temukan hanya kalung milik nona," 

"Bagaimana bisa!!, apa kalian bodoh membiarkan Nona Ica ke toilet tanpa pengawasan!" bentak Arion.

Farhan menaikkan sebelah alisnya bingung, perasaannya kian memburuk.

Farhan merebut handphone milik Arion.

"Kalian dimana? Saya dan Arion akan menyusul," ucap Farhan dingin.

"Kami di mall**** Tuan,"

"Persiapkan diri kalian, karena saya akan ke sana. Kalian tidak akan selamat," gumam Farhan datar.

"Siapa pun yang sudah melakukan ini atau bahkan mencelakai Ica, gue nggak akan ampuni orang itu. Dia telah bermain  main dengan orang yang salah, gue bukan Farhan yang dulu," ucap Farhan dingin.

Aura di mobil seketika dingin, bahkan Arion pun tak berani menatap Farhan yang tampak sangat marah.

Farhan berjalan dengan tergesa - gesa, di ikuti oleh Arion di belakangnya.

Bhugh

Farhan melayangkan tinjunya ke arah salah satu bodyguard yang menjaga Ica, ia memukulnya hingga tak sadarkan diri.

"Apa kalian tidak becus menjaga satu orang gadis saja! Kenapa kalian bisa selalai ini!" teriak Farhan frustasi.

"Ma- Maaf Tuan atas kelalaian kami, tapi tolong ampuni kami Tuan," mohon salah satu bodyguard.

"Cari posisi Ica sampai ketemu, saya beri waktu 30 menit dari sekarang. Jika tidak ada kabar sedikit pun, nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya," ancam Farhan.

Semua bodyguard itu langsung pergi mencari informasi di mana Ica berada.

Farhan duduk dengan gelisah di ruangannya, ia terus menatap photo Ica. Ia berharap Ica baik - baik saja.

Pintu ruangan Farhan terbuka, dan masuklah Steven namun ia sudah berubah menjadi Damian.

"Apa ada kabar di mana Ica?" tanya Damian tak sabar.

"Anak buah gue belum kasih kabar, karena ini masih 15 menit," jawab Farhan datar.

Tentu saja Farhan sudah tidak takut dengan Steven atau pun Mark, karena ia sudah mengalami banyak kejadian selama pelatihan yang membuat mentalnya kuat dan tak kenal takut.

Damian tersenyum tipis melihat Farhan sudah tak takut lagi padanya.

"Pelatihan yang di berikan Leo ke lo , ternyata membuahkan hasil yang lebih dari ekspetasi gue," gumam Damian puas.

Belum sempat Farhan menjawab, tiba - tiba ada sesuatu yang di kirim salah satu anak buahnya tadi.

"Gudang *** di jalan ***," ucap Farhan memberi tahu.

Damian dan Farhan langsung berlari keluar, dan menuju ke lokasi tempat Ica di sekap. Tetapi sebelum itu Farhan dan Damian,sudah menghubungi anak buah mereka untuk segera kesana.

Farhan menyetir mobilnya dengan kecepatan di atas rata - rata, entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa Ica di celakai di sana.

Tiba - tiba seseorang menghubungi Farhan, Farhan menepikan mobilnya untuk menjawab panggilan itu.

"Hai Farhan, nice to see you,"

"Who are you?"

"Lo pasti sudah tahu tentang gue, gue Mario,"

"Lo apain Ica, jangan sampai lo ngelukai dia sedikit pun," ancam Farhan marah.

"Lo telat Farhan,"

"AAAH..." Terdengar teriakan Ica.

"Ica!" 

"Lo apain Ica, Mario!" bentak Farhan marah.

"Hanya memberikannya sedikit luka,"

"Gue pastiin lo bakal mati di tanga gue, Mario," janji Farhan.

Mario mematikan telephonenya.

Farhan kembali melajukan mobilnya ke lokasi tersebut.

Mereka sampai di gudang tersebut.

Farhan menatap marah ke arah para pengawal yang menjaga gudang itu, lalu ia melangkah menuju mereka dan memukuli mereka hingga beberapa ada yang mati di tangan Farhan.

Ya... Farhan telah berubah menjadi monster yang kejam bila seseorang mengusiknya, Farhan tak akan mengampuni orang yang sudah mengusik hidupnya atau kekasihnya.

Brak...

Farhan mendobrak pintu gudang, setelah pintu terbuka terlihatlah Ica yang duduk terikat dengan kondisi tubuhnya yang penuh luka.

"Ica!" Panggil Farhan sambil menepuk pipi Ica agar ia sadar.

Dan itu berhasil, mata Ica mulai terbuka. Ica memandang Farhan dengan tatapan rindu.

Farhan dengan cepat melepaskan tali yang mengikat Ica di kursi, lalu memeluk tubuh Ica dengan erat.

Ica membalas pelukan Farhan, namun  kemudian Ica berdiri membelakangi Farhan dan memeluk Farhan dari belakang.

Bertepatan dengan itu tiga tembakan mengenai Ica, tembakan yang seharusnya mengenai Farhan tetapi malah mengenai Ica.

Farhan menegang kala mendengar suara tembakan itu, dan merasakan  pelukan Ica yang melonggar.

Farhan menatap Ica yang sudah ambruk di depannya, ia menatap kekasihnya yang sudah berlumuran darah.

Kemudian tatapan Farhan terarah ke arah sang penembak Alland dan Mario, Alland memandang nanar pistol yang berada di tangannya lalu ia menjatuhkan pistol itu.

Farhan berdiri, tangannya sudah terkepal erat.

Bhugh

Farhan memukul Alland dan Mario dengan brutal, seakan ia tidak akan berhenti sebelum Alland dan Mario mati di tangannya.

Kemudian Farhan menembak Alland dan Mario tepat di jantung mereka.

"Farhan... Kita harus bawa Ica ke rumah sakit, darah yang keluar semakin banyak," ucap Damian menyadarkan Farhan.

Farhan langsung membawa Ica ke rumah sakit terdekat.

Skip 1 minggu kemudian

Sudah seminggu ini Farhan dengan setia menunggu Ica sadar, dokter mengatakan kondisi Ica hampir tidak tertolong dan kini Ica berada dalam masa koma. Entah kapan Ica sadar.

Sementara Farhan, ia sudah berubah menjadi dingin. Ia masih beraktifitas sebagai member Un1ty, ia masih bersikap proffesional, tetapi bila sudah berada di dunianya ia akan kembali menjadi Farhan yang dingin.

"Kamu kapan sadar Ica," gumam Farhan sambil mengenggam tangan Ica.

"Apa kamu mau aku menjadi monster Ica? Kamu pasti marah sama aku, setelah tahu aku sekarang sudah bermain di dunia hitam. Itu dunia yang kamu benci kan Ica?"

"Sadarlah Ica, maka setelah itu aku janji untuk mengurangi waktuku  di dunia itu," janji Farhan.

Farhan terus mencoba mengajak Ica berbicara, hingga ia lelah dan tertidur sambil mengenggam tangan Ica





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Angel NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang