Hits School || Part 12

884 133 18
                                    

Hai readers❤

Akhirnya bisa update

Ceritaku makin garing ya? Ku usahain biar makin menarik deh😭

Jangan lupa buat vote and comment nya ya biar aku makin semangat

Follow juga ig aku : @_alyaamnda

Happy reading❤

***

"SINAR!!"

Sinar terperanjat saat mendengar teriakan seseorang. Ia menoleh lalu mendapati Bumi yang menatapnya tajam.

"Apa?" Tanya Sinar seraya bangkit dari jatuhnya tadi.

"Kamu kenapa tadi aku dengar muji-muji cowok lain?"

"Emang kenapa?"

"Kamu gak tau perasaan aku gimana denger kamu muji cowok lain?"

"Gak tau," jawab Sinar menatap datar Bumi.

"Sakit, Sinar! Sakit!" Ucap Bumi sok dramatis. "Kenapa, Sinar? Kenapa!"

"Oke," Jawabnya lalu beranjak meninggalkan Bumi yang terlihat kebingungan sendiri.

***

"Abang pilih yang mana? Perawan atau janda? Perawan si Tita, kalau janda si Minsum." Suara cempreng itu berasal dari siswa bernama Udin yang tengah menggoda teman sebangkunya.

"Heh Udin! Gue gak janda ya. Jangan asal ngomong lo!" Protes seorang siswi tak terima namanya dibawa-bawa.

"Gue kira lo janda," balas Udin membuat seisi kelas terbahak mendengarnya.

Siswi bernama Minsum melototkan matanya menatap tajam Udin. "Gak usah ngasal. LO MAU GUE GOROK?!"

"Etdah buset, galak euy. Bercanda aja kok," ucap Udin yang terlihat ciut saat ditatap tajam oleh Minsum. "Damai aja ya?"

"Damai? Setelah lo bilangin gue janda, lo bilang mau damai?"

"Iy-iya lah, damai aja daripada musuhan."

"Lo mati dulu baru kita damai,"

"Gile lo! Tar para followers gue pada sedih kalo gue yang gans ini mati,"

"Huekk," suara muntahan itu berasal dari Minsum saat ia mendengar penuturan Udin. Ingat! Hanya suara, bukan muntah asli. "Pede lo! Muka kek pantat ayam doang mana ada gans-nya,"

"Jangan gitu, tar lo yang jatuh cinta sama gue gimana?"

"NAJIS!"

Sinar terlihat jengkel saat mendengar suara ribut dikelasnya yang disebabkan oleh Minsum dan Udin itu. Masalahnya, mereka mengganggu dirinya yang ingin tidur sebentar saja. "Berisik, anying!" Gumamnya, pelan.

"Kalo kita nikah tar acaranya dimana, Minsum?" Tanya Udin lalu terbahak.

"DI NERAKA!

"Buset! Serem juga lo. Serius kita kawinan di neraka?"

"GUE KIRIM LO KE NERAKA!" Teriak Minsum tepat wajah Udin.

"Bunga, suruh mereka diem." Pinta Sinar mulai jengah dengan keributan yang ada.

Bunga menganggukkan kepala menanggapi. "OKE SINAR!"

Sinar pun langsung menutup kedua telinganya dengan telapak tangan, sebelum suara Bunga membuat telinganya tuli.

"SEMUANYA DIAM!!!" Bunga berteriak dengan level 99 membuat seisi kelas seketika langsung hening lalu terlihat mereka tengah menutup dan mengusap telinga mereka saat teriakan Bunga terdengar menggema ditelinga mereka.

"Bagus, makasih." Ucap Sinar menepuk bahu Bunga. Lalu ia pun merebahkan kepalanya di atas meja, berniat untuk melanjutkan tidur yang tadi terganggu.

***

"Oke anak-anak, seperti yang kalian ketahui, hari ini adalah pembagian gaji untuk murid!" Ucap seorang wali kelas Most Popular. "Tiap gaji sesuai dengan followers kalian hari ini,"

"Hah? Maksudnya apa tuh, Bumi?" Tanya Sinar tak mengerti arah pembicaraan wali kelas itu.

"Jadi gini, tiap satu bulan sekali bakal ada pembagian gaji buat para murid. Tiap gaji sesuai dengan jumlah berapa followers akun instagram," jelas Bumi yang ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Sinar.

"Saya panggil sesuai absen dan jika nama kalian dipanggil, sebut jumlah followers ya. Ingat! Jujur!"

"IYA PAK!"

"Afika?"

"Lima ratus ribu followers, pak!" Jawab sesorang siswi bernama Afika itu lalu wali kelas itu pun men-transfer 500 ribu di rekening siswi itu.

"Bastihan khan?"

"Tiga ratus lima puluh followers, pak!"

"Bumi?"

"Satu koma sembilan juta followers, pak!"

"Bagus, kembangkan!" Lalu guru itu pun melanjutkan mengabsen dan men-transfer tiap gaji pada rekening masing-masing muridnya. Sampai pada nama Sinar yang disebut.

"Sinar Mentari?"

"Satu followers, pak! Gak usah digaji, uang gue udah banyak."

***

"Hei Nara, hei Nara. Dia kakak yang ramah," Senandung Nara saat memasuki kantornya. "Baik hati, gak sombong. Dia sungguh idaman!"

Nara berjalan santai seraya asik bersenandung hingga tak sadar semua tatapan berpusat padanya. Mereka menahan tawa menatap bos-nya, Nara. Kasian, makin hari makin tidak waras.

"Jalan menanjak," ucapnya sambil menaiki tangga darurat. "Jalan berbelok," Lalu ia pun berbelok kiri untuk menuju ruang pribadinya. 

"Dia selalu ganteng!" Senandungnya seraya mencolek dagu seorang cleaning servis laki-laki dikantor itu. "Meskipun gelap ia tak sendiri, dengan kegantengannya, tak perlu rasa takut!"

Seorang sekretaris Nara menggelengkan kepalanya menatap iba bos-nya itu. "My stupid bos."

***

TBC!

Cerita nya makin gak jelas ya? Atau makin garing?

Maaf sebesar-besarnya deh,

Jangan lupa follow ig ku : @_alyaamnda

HITS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang