Hits School || Part 23

374 41 10
                                    

Sinar menatap bingung tulisan di sticky note yang tiba-tiba saja tertempel di balij lokernya. Siapa yang melakukan ini?

"Sinar!" Panggil seseorang dari belakang.

Sinar lantas terkejut, refleks ia menoleh dan menemukan Bara disampingnya. "Siapa lo?"

"Lah, lo gak tau?" Bara bertanya balik. "Gue yang pernah berkunjung ke rumah lo waktu itu, yang di tengah jalan mobil kit-"

"Oh," jawab Sinar cepat, tak ada niatan ingin mendengar penjelasan panjang dari Bara.

Bara mengalihkan pandangannya menatap sticky note yang masih menempel di balik loker Sinar. Lantas Bara membacanya, "Memiliki rasa, namun tak dapat mengutarakan.
Katanya, itu hanyalah sifat pecundang, dan aku adalah pecundang itu."

Bara mengalihkan lagi pandangannya menatap Sinar, "Bucin banget. Dari siapa?"

Sinar mengedikkan bahunya dan beranjak pergi setelah ia menutup kembali loker itu. Sedangkan, Bara mengernyitkan dahinya dan kembali menuju kelasnya, Popular Class.

***

"Nar," panggil Bumi pada Sinar saat keduanya tengah duduk di kursi masing-masing.

"Hm?"

"Lapor sama gue, ya? Kalo ada yang tiba-tiba ngajak lo jalan."

"Emang mau pergi kemana?" Tanya Sinar, heran dengan pertanyaan yang dilontarkan Bumi.

"Ya, siapa tau aja ada yang ngajak lo jalan-jalan tanpa sepengetahuan gue." Jawab Bumi.

"Emang siapa yang ngajak gue jalan?" Tanya Sinar lagi.

"Tar pasti si-"

"Sinar," panggil seseorang tiba-tiba memutuskan ucapan Bumi.

Sinar menatap bertanya seseorang yang memanggilnya tadi.

"Ikut gue, yuk."

"GAK!" Larang Bumi dengan suara lantangnya. Lantas, ia berdiri memandang tajam orang itu.

Orang itu mengernyitkan dahinya mmandang Bumi. "Dih, siapa elo?"

Bumi masih memandang lelaki dihadapannya dengan tajam. "Gue pa-"

"Kemana?" Tanya Sinar.

"Nar-"

"Keliling gedung sekolah, gue pengen lebih mengenal sekolah ini, biar gak nyasar saking gedenya." Jawab Orang itu memotong ucapan Bumi.

"Jangan mau, Nar." Larang Bumi.

Sinar menatap Bumi dan orang itu secara bergantian. "Keliling gedung segede ini? Hal paling gue benci yaitu ngerasa capek."

Bumi tersenyum, Sinar pasti menolak ajakan itu. "Tuh, dia aja gak mau. Udah sana lo, pergi jauh-jauh."

"Tapi ..." ucap Sinar, menggantung, membuat dua laki-laki yang saling memandang tajam itu kini beralih menatapnya. Lantas Sinar berdiri, ia menatap Bumi, lalu beralih menatap orang itu. "Gue gak keberatan asal kalo lagi bosen."

Orang itu tersenyum, lalu ia bertanya, "Lo lagi bosen?"

"Iya," jawab Sinar membuat Bumi menatapnya tak percaya.

"Nar?"

"Yuk," ajak Orang itu.

Sinar mengangguk dan mengikuti langkah orang itu. Namun, sebelum melangkah, ia sempat berbisik pada Bumi. "Lo sama sekali gak punya hak buat merintah gue."

Bumi terdiam ditempatnya, ia mengepalkan tangan. Ia merasa sangat  geram saat ini, benar-benar geram.

Dax, orang itu benar-benar membuatnya geram.

***

Dax memandang wajah Sinar yang nampak sangat datar saat ini. "Lo tadi bener-bener lagi bosen?"

Sinar menganggukkan kepalanya. "Iya, sekarang pun gue tetep bosen karena keliling gedung sekolah bareng lo."

Dax yang sejak tadi berjalan di samping Sinar pun menghembuskan nafasnya. "Terus, kenapa lo nerima ajakan gue?"

Sinar menghentikan langkahnya dan duduk di sebuah kursi saat keduanya sampai di taman sekolah. "Gue males bareng Bumi."

"Kenapa?" Tanya Dax yang ikut duduk di samping Sinar.

"Dia berisik," Jawab Sinar.

"Cuma itu? Gue gak yakin, deh. Masih ada lagi?"

"Dia-"

"SINAR!"

***

TBC!

Follow IG :
@_alyaamnda
@wattpadtheutic

HITS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang