Prolog

60.9K 2.2K 19
                                    

Repost

Dialinda melirik ke arah Gladisya yang masih duduk di sofa VIP bersama Darren. Ditinggalkannya dua insan itu yang sedang menikmati romansa, seakan dunia milik berdua.

Alam menemaninya, menggerakkan tubuh tanpa memikirkan apa pun. Ya, Alin pun sedang menikmati waktu berdua bersama Alam, lelaki yang dicintai sejak lama.

"Gue pesen minum dulu, lo joget aja, nanti kalau udah siap gue panggil lo," bisik Alam di telinganya.

Alin mengangguk menyetujui, membiarkan lelaki itu memesan minum dan ia lanjut bergoyang bersama beberapa pengunjung, mengikuti irama musik dari seorang DJ.

Dari ekor mata, bisa dilihatnya Darren dan Gladisya menuju pintu keluar diskotik. Ia menarik satu ujung bibir, kemudian memilih untuk bergabung bersama Alam.

"Lam, mereka udah pergi," ucapnya, sembari menepuk bahu lelaki itu.

"Iya, Darren ngasih tahu lewat chat." Alam menyodorkan sloki ke hadapan Alin. "Minum," suruhnya.

Dunia malam bukan hal baru bagi Alin, begitu pula dengan alkohol. Diteguknya cairan tersebut sampai tandas, kemudian menaruh sloki di atas meja bar.

"Lagi." Meminta kepada bartender.

Ah, minuman ini benar-benar membuatnya adiksi. Begitu pula dengan Alam yang berada di sebelahnya. Senyum lelaki itu menjadi candu bagi Alin sejak dulu dan sampai sekarang.

"Habis ini ... lo nggak ada acara, 'kan?" tanya Alam, dengan raut wajah menggemaskan, ingin sekali Alin memberikan cubitan di pipi itu.

"Enggak, seperti biasa, gue bebas." Alin tersenyum memperlihat deretan giginya.

Entah mengapa Alam terlihat semakin mempesona malam ini. Padahal, Alin baru saja menghabiskan dua sloki, tetapi kehadiran Alam sudah membuatnya mabuk kepayang.

---

Halooo 👀

Aku mau keluar dari zona nyaman dulu 🤣

21 Juni 2020

Jebakan Bucin (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang