Hiruk pikuk kota Seoul sama sekali tidak mengganggu kegiatan pria yang sedang menari dengan gerakan dance yang begitu memukau untuk penikmatnya. Karena di tengah hiruk pikuk seperti ini adalah kesempatan yang pas untuk pria tersebut agar banyak orang yang bisa melihat kemampuan menarinya. Pria itu tersenyum puas saat tepuk tangan menyambutnya setelah lagu yang mengiringinya berakhir.
Ia mengusap peluh yang keluar dari dahinya setelah itu ia menyambar botol air yang di berikan oleh rekan menarinya.
"Kemampuanmu semakin hari semakin bagus."
Pria itu tersenyum dengan senyum miringnya.
"Lihat! Lihat! Aku melihat senyum itu lagi! Astaga! tidak bisakah kau tersenyum lebih manis sedikit? Kau menakutiku." Ujar temannya.
"Berisik, Jung!"
"Hyung, ini selalu marah kalau aku menyuruhmu untuk tersenyum. Ck!" Decak pria yang di sebut Jung.
Pria itu hanya menggelengkan kepalanya."Ahh iya Hope hyung, sebentar lagi aku akan mengikuti kompetisi. Aku menjadi perwakilan kampusku. Kau mau kan mengajariku? Eoh?"
Pria itu JHope. Iya, kepribadian lain dari Jung Hoseok. JHope menghentikan aktifitas meneguk airnya.
"Cari saja orang lain untuk melatihmu. Aku tidak punya waktu."
"Hyung ayolah eoh? Kau tahu aku hanya mengenalmu kan? Aku mana bisa mencari lagi pelatih lain sementara hanya Hyung temanku satu-satunya."
"Aku pulang duluan. Aku tidak bisa mengantarmu pulang. Hati-hati."
Jungkook menatap JHope."Ahh satu lagi, busking besok malam, kau tidak perlu ikut. Aku tahu kau akan ada ujian lusa nanti. Jadi, jangan pernah kau memunculkan wajahmu itu besok. Mengerti?"
JHope mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan Jungkook, teman yang menjadi satu rekan menarinya saat busking beberapa saat yang lalu.
Melihat kepergian JHope, Jungkook hanya menghela napas."Dingin sekali orang itu. Kenapa Hope hyung begitu tertutup? Padahal aku ingin mengenalnya lebih dekat." Gumam Jungkook menatap punggung JHope yang semakin menjauh.
Ceklek!
JHope masuk dengan santainya setelah pulang di waktu tengah malam.
"Darimana kau?"
JHope yang semula akan menaiki tangga menuju kamarnya ia urungkan saat lampu menyala dan terlihat pria yang duduk santai. JHope tersenyum miring.
"Bukan urusanmu."
"Hoseok-ah. Aku bertanya. Kenapa kau seperti itu?"
"Aku sudah bilang kalau ini bukan urusanmu. Urus saja urusanmu sendiri."
Seokjin orang yang menunggu Hoseok itu mengernyit.
"Kau bukan Hoseok?" Tanyanya hati-hati.
Bukannya menjawab, JHope justru meninggalkan Seokjin dan pergi ke kamarnya.
"Hah, untung saja Ayah tidak pulang." Lirih Seokjin.
.
.
.
Cahaya matahari masuk lewat celah dari gorden kamar seorang pria yang masih terlelap. Pria itu tak terganggu sedikitpun meski ada seseorang yang memasuki kamarnya."Hoseok-ah"
Pria itu mengernyit saat dirasa ada yang membangunkannya.
"Hyung.."
Seokjin menghela napas lega. Adiknya telah kembali.
"Bangunlah, sarapan sudah Hyung siapkan. Hyung harus segera ke rumah sakit."