E.1

6.3K 712 162
                                    

"Berhenti belajar, sudah tengah malam."

"Jin hyung? Kau baru pulang?"

Pria yang di panggil Jin hyung itu mengangguk. Sang adik menatap kakaknya dengan tatapan sendu.

Gurat lelah di wajahnya tidak bisa terhindar dari penglihatannya. Sudah 2 hari kakaknya ini tidak pulang karena harus merawat pasiennya.

"Hyung, Hyung kan sudah menjadi dokter spesialis. Seharusnya jam kerja Hyung lebih teratur. Kenapa justru lebih berantakan di banding saat Hyung menjadi dokter umum?"

Sang kakak hanya tersenyum. Ini jarang terjadi adiknya berbicara sebanyak ini. Dan ini karena ia khawatir padanya.

"Ini sudah tanggung jawab hyung Hoseok-ah. Hyung ada operasi darurat."

Hoseok hanya mengangguk. Sikap dinginnya kembali.

"Tidur Hoseok-ah."

"Sebentar lagi, besok ada ujian."

"Tapi sudah larut malam."

"Tak apa Hyung, lagipula aku belum mengantuk."

"Insomnia lagi?"

"Ya begitulah." Jawab Hoseok seadanya tanpa menatap sang kakak.

"Hoseok-ah."

"Hmm.."

"Kau sudah bertemu dokter Min?"
Hoseok sejenak menghentikan aktifitas menulisnya.

"Belum, aku sibuk. Ahh iya Hyung, bolehkah Hyung meminta obat tidurku lagi pada dokter Min? Obatku hanya tinggal 1, berarti hanya untuk malam ini."

"Hoseok, aku mengenalkanmu pada dokter Min bukan untuk itu!"

"Iya Hyung aku tahu, tapi tanpa itu aku tidak bisa tidur."

"Jangan terlalu bergantung Hoseok-ah." Lirih Seokjin sambil meremat pundak Hoseok.

Namun tak ada jawaban dari adiknya itu. Seokjin menghela napas pasrah.

"Baiklah, Hyung akan memberitahu dokter Min besok. Tapi kau juga harus tetap menemuinya untuk mengambil obatmu sendiri. Dokter juga perlu diagnosa secara langsung. Tidak bisa hanya lewat perantara orang lain. Kau yang merasakannya bukan Hyung."

Hoseok hanya mengangguk sambil tetap mengerjakan tugasnya.

"Perlu Hyung bantu tugasmu? Ayah sedang keluar kota beberapa hari."

"Tidak hyung aku masih bisa mengerjakannya sendiri." Tolak Hoseok. Bukannya Hoseok tidak ingin Seokjin membantunya.

Hanya saja, bayangan Ayahnya selalu menghantui pikirannya. Bayangan wajah murka sang Ayah selalu terngiang saat terakhir ia di bantu Seokjin untuk mengerjakan tugasnya.

"Hyung sebaiknya istirahat saja. Kamar hyung kesepian 2 hari di tinggal pemiliknya."

Seokjin terkekeh. Ia mengusak rambut adik keduanya itu. Sudah menjadi rutinitas bagi Seokjin menghampiri kamar adik-adiknya saat ia pulang bekerja.

Karena Seokjin tidak ingin Hoseok dan Jimin merasa Seokjin sangat sibuk dan sedikit mengabaikan mereka. Meskipun nyatanya sang adik sangat mengerti, selama Seokjin bisa melakukannya kenapa tidak?

Setidaknya ia tidak kehilangan moment saat dimana melihat adiknya tidur lelap. Ahh itu hanya berlaku untuk Jimin.

Karena saat Seokjin masuk ke kamar Hoseok, dia pasti selalu melihat Hoseok yang sedang belajar. Padahal waktu menunjukan tengah malam.

EGO - Jung HoseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang