E.9

3.9K 495 115
                                    

"Tuan Jimin, ini pesanan anda sudah datang."

"Letakkan saja dimeja makan bibi!"

"Baiklah."

Jimin, segera keluar dari kamarnya sesaat sang pengasuh yang paling ia sayang memberitahunya jika pesanannya sudah datang. Ahh, Jimin memang sedang memesan sesuatu untuk hari ini. Jimin sangat tidak sabar.  Hari ini adalah hari yang Jimin tunggu. Momen dimana Jimin bisa mengumpulkan semua anggota keluarganya. Ayah, Seokjin, Hoseok dan tentu saja dirinya sendiri. Meski selalu ada yang berbeda disetiap tahunnya karena sang ibu yang sudah tiada.

Jimin menghela napas sejenak saat ia sudah berhadapan dengan sebuah kotak yang didalamnya terdapat satu kue yang sengaja ia pesan untuk hari ulang tahunnya. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Jimin. Jimin memang sengaja memesan cake dan meminta asisten rumah tangganya untuk memasak yang paling spesial. Karena sebelumnya, Jimin sudah menghubungi sang ayah untuk pulang lebih cepat. Begitu pula pada Seokjin dan Hoseok. Jimin menghubungi mereka untuk pulang terlebih dahulu. Meskipun ada penolakan dari Seokjin di awal, namun dengan seribu jurusnya, Jimin akhirnya bisa meluluhkan Seokjin. Hoseok? Jangan ditanya, dia pasti langsung setuju. Karena Jimin adalah adik kesayangannya, Hoseok pasti melakukan apapun yang diminta oleh Jimin. Meskipun untuk datang kerumahnya dan berkemungkinan akan bertemu dengan sang ayah. 

"Bibi, apa ayah bilang akan pulang cepat hari ini?"

"Mmm, tidak tuan. Bibi tidak mengetahui apapun. Tadi pagi tuan Jung pergi begitu saja setelah sarapan selesai. Sepertinya sedang terburu-buru karena sambil medapat panggilan diponselnya."

Jimin hanya mengangguk saja. Ia kembali menata makanan yang sudah disediakan agar tertata rapih. Jimin menepukan kedua tangannya setelah selesai menata makanan.

"Bibi, aku ingin berganti baju dulu. Panggil aku kalau ayah, Seokjin hyung dan Hoseok hyung datang ya!"

Jimin pergi meninggalkan ruang makan setelah mendapat anggukan dari sang pengasuh. Sambil bersenandung senang, Jimin memilah pakaian yang akan ia kenakan malam nanti. Ia harus terlihat tampan, bahkan dari Seokjin hyungnya. Tentu saja, hari ini ia adalah pemeran utamanya. Jadi ia harus bersiap sebaik mungkin.

Wajahnya merenggut di depan cermin dan melempar baju yang di pegangnya jika menurutnya tidak sesuai dengan keinginannya. Begitu saja terus sampai semua baju didalam lemarinya hampir ia keluarkan.

"Ahh, aku harus pakai baju yang mana?" Gumamnya dengan mata yang masih menelusuri setiap pakaian yang sudah tergeletak diatas kasurnya. Ia tersenyum, lalu kembali mengobrak-abrik lemarinya sampai ia menemukan pakaian yang ia suka.

Jimin sedang memasang dasinya saat ada ketukan pintu dari luar. Jimin sedikit berteriak untuk mempersilahkannya masuk.

"Astag, tuan? Ada apa dengan kamarmu?"

Jimin terkekeh saat bibinya berteriak dengan mata yang terkejut. Jelas saja pasti akan terkejut, kamar Jimin sudah tidak berbentuk. Hampir penuh dengan baju dan celana yang tergeletak dimana saja.

"Maafkan aku bibi Han, aku terlalu bingung. Aku janji akan membereskannya nanti ya!"

Bibi Han yang sudah mengasuh Jimin sejak kecil itu hanya menggeleng. Terlalu gemas dengan sikap si tuan muda.

"Hyungmu sudah datang. Cepat turun. Tuan Hoseok sepertinya sangat merindukanmu."

"Iya Bi, terima kasih. Sebentar lagi aku selesai."

Sang bibi mengangguk mengerti lalu pergi meninggalkan kamar Jimin. Jimin keluar setelah terakhir ia semprotkan parfum favoritnya. Ia berjalan dengan senyuman yang mengembang. Senyumnya semakin mengembang saat melihat Hoseok merentangkan tangannya pada Jimin. Jimin yang peka langsung berhambur memeluk Hoseok. Sudah lama ia tidak bertemu semenjak kejadian dimana Jimin begitu ketakutan saat bersama Hoseok.

EGO - Jung HoseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang