Jimin menumpukkan tangannya di atas meja. Menatap kearah kanannya. Pada bangku yang sudah 3 hari ini kosong karena sang pemilik yang tidak hadir.
"Mian, Tae. Aku belum bisa menemuimu dalam keadaan seperti ini." Lirih Jimin.
Jimin memejamkan matanya. Tidak peduli jika nanti dosen datang. Yang Jimin inginkan, ia hanya ingin tidur. Semalam, Jimin benar-benar tidak bisa tidur sama sekali karena memikirkan Hoseok dan Jin yang tidak ada dirumah. Perdebatan antara dirinya dengan sang ayah juga menjadi salah satu penyebab ia mengalami insomnia.
Jimin membuka matanya tiba-tiba saat mendengar kursi yang berada disebelahnya bergeser.
"Tae!"
Ya, yang menggeser kursi itu adalah Taehyung. Taehyung, adalah orang yang menempati kursi disebelahnya.
"Kenapa kau masuk?"
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"
"Ya, b..bukan begitu juga sih."
Jimin dibuat salah tingkah oleh sikap dingin Taehyung. Jimin berpikir, apa Taehyung marah karena ia tidak menemui Taehyung 3 hari ini?
"Kemana kau selama ini, Jim? Kenapa tidak datang kerumahku?"
Benar kan?
"Ahh.. Itu, maaf. Hoseok hyung sakit, jadi aku disuruh Jin hyung untuk menjaganya."
Taehyung menghela napas berat.
"Masih saja tidak mau terbuka." Lirih Taehyung namun masih terdengar oleh Jimin. Taehyung beranjak dari kursinya membuat Jimin terkejut.
"Kau mau kemana Tae?"
"Bolos."
"Yaa! Tapi dosen sebentar lagi masuk."
Taehyung tidak menggubris Jimin dan terus melangkahkan kaki keluar kelas dengan tas di pundaknya.
"Aku ikut!" Cepat-cepat Jimin juga melakukan hal sama. Membawa tasnya lalu pergi meninggalkan kelas menyusul Taehyung yang sudah beberapa langkah didepan Jimin.
"Kenapa kau ikut? Anak pintar tidak boleh bolos!"
"Ya, kau benar. Anak pintar tidak boleh bolos."
"Lalu? Kenapa kau ada disini?"
"Ya karena aku tidak pintar, jadi aku boleh bolos kan?"
"Terserah."
"Ya! Tae, tunggu!"
Jimin berteriak saat Taehyung meninggalkannya lagi. Jimin mengikuti kemana perginya Taehyung. Awalnya Jimin bingung, namun akhirnya Jimin tahu kemana tujuan Taehyung.
"Waah sudah lama tidak datang kemari."
Taehyung mengangguk tanpa terlihat oleh Jimin yang masih asik memandang hamparan rumput didepannya. Taehyung memejamkan matanya pada sofa yang sudah tersedia. Ya, mereka menghampiri tempat saat dimana dulu Taehyung pertama kali mengenalkannya pada Jimin.
"Tae."
"Hmm?"
"Bagaimana kabarmu?"
"Yang kau lihat seperti apa?"
Jimin menatap Taehyung dari atas kepala sampai kaki.
"Secara fisik baik, yaa meskipun terlihat lebih kurus dibanding 3 hari yang lalu."
Taehyung berdecak sebal. Ia kembali memejamkan matanya tanpa menimpali ocehan Jimin.
"Tapi, hatimu tidak baik- baik saja."
Taehyung menatap kearah Jimin yang sudah duduk disebelahnya.