19

13.2K 1.2K 199
                                    


Terlihat sesosok lelaki manis dengan seragam sekolah yang melekat pas di tubuhnya juga kacamata bulatnya yang bertengger manis di hidung mancungny tengah duduk dibawah pohon rindang yang terletak di taman belakang sekolahnya menimba ilmu.

"BAAA!"

"HOI?! AISSH! ngagetin mulu kerjaan kamu tuh?!"

Lelaki yang barusan mengagetkan si manis hanya tersenyum jahil kemudian duduk di sebelahnya. Sesekali mengintip kearah buku yang lelaki manis itu pegang.

"Hng? kamu tertarik sm universitas itu, yang?"

Si manis mendelik tajam, kemudian menengok ke arah sana sini memastikan tidak ada yang mendengar sebutan dari lelaki disampingnya itu.

"hush! jangan sembarangan ngomong, ada yang denger gmn, hm?"

"hehe, sorry.."

Ia menggeleng gelengkan kepalanya. Kemudian menatap sumringah buku didepannya.

"Iya, aku tertarik kuliah disini. Fakultas hukum."

Kekasihnya mengangkat alisnya, "sejak kapan kamu tertarik sama hukum?"

Lelaki manis itu mengangkat bahunya tanda tidak tahu. "Gak tau. Tiha tiba aja rasanya pengen masuk hukum."

Lelaki dominan tersebut menganggukan kepalanya. Kemudian tersenyum kecil sembari menatap langit sore, "aku tertarik kedokteran"

"Hngh? kenapa?"

Yang ditanya menatap wajah si manis, "aku mau jadi orang pertama yang bisa nolong orang orang yang aku sayang kalau tiba tiba jatuh sakit, terutama kamu. aku mau jadi obat dikala kamu sakit, sampai menua nanti"

Dengan wajah memerahnya, si manis memukul kepala kekasihnya dengan sedikit keras hingga membuatnya mengaduh kesakitan.

"cheesy!"

"Hehe.." senyuman lelaki itu masih terpasang di bibirnya. Lelaki manis tersebut menatap kekasihnya yang setia menatap langit diatasnya.

"..kalau suatu saat nanti, kamu tidak berhasil menjadi obat bagiku.. gimana?"

Lelaki tersebut menatap kekasihnya, "aku akan berhenti. Kemudian aku akan mencari sumber kebahagian yang lain untukmu"

"please deh, gembel." lelaki tampan itu terkekeh.

"aku akan berusaha menjadi obat untukmu,"

DEG!

"Hhh..hhh.."

Sarawat terbangun dari tidurnya dengan sekujur tubuh dipenuhi keringat dingin. Tangannya dengan cekatan mencari handphonenya di nakas untuk memeriksa jam.

Pukul 3 pagi.

Lelaki itu menghela napasnya, kemudian mengusap wajahnya kasar.

"...kamu benar, aku gagal.."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pereche ; brightwin [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang