21

11.5K 1.1K 88
                                    



Tine menjilat bibirnya yang dirasa kering itu. Didepannya ada Fong dan Pear yang entah kenapa bisa akrab tertawa riang bersama. Tine yang merasa bosan kemudian melirik kecil kearah sebelahnya dan mendapati Earn yang menatapnya.

Tine mengalihkan pandangannya dan sedikit bergidik ngeri mengingat cara perempuan itu menatap intens kearah dirinya.

Rasanya ia seperti ditelanjangi bulat bulat.

"Hahah— astaga, kok kalian diem diem aja sih?"

Earn dan Tine menatap Pear yang ternyata menyadari keberadaan keduanya setelah sibuk tertawa bersama Fong entah tentang apa.

Fong kemudian menatap Tine dan Earn bergantian, jarinya menjetik kecil.

"Bagaimana kalau kita memesan alkohol?"

Tine membelalak kaget. Hey! sahabatnya ini ingin mengajaknya mabuk di malam pelepas kelajangan dirinya?

"Gue tau lu mikir apa Tine. Udahlah sekali kali, rasanya ga afdol kalo ga minum alkohol di hari bersejarah elu ini; malam sebelum melepas kelajangan"

Tine menggigit pipi dalamnya, kemudian mengangguk kecil menyetujui. Fong kemudian tersenyum riang dan bangkit untuk memanggil pelayan; memesan alkohol.

Sesaat setelahnya, tiga botol alkohol sudah berada di atas meja. Fong kemudian menuangkan ke gelas miliknya, Tine dan Earn. Pear? jangan ditanya. Bisa bisa anak didalam perutnya berdangdut ria menerima konsumsi alkohol.

"Ayo, cheers!"

Tine menatap sekitar yang sudah menampilkan senyum sumringahnya. Entah kenapa Tine merasa ada yang tidak beres disini.

"Tine?"

Tine cepat cepat menaikan gelasnya dan membenturkannya ke gelas gelas milik teman temannya.

"Cheerss!"

ah, hanya perasaan saja— mungkin.


Tine menghentikan acaranya minum minumnya saat merasakan pening menyapa kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tine menghentikan acaranya minum minumnya saat merasakan pening menyapa kepalanya. Sekelebat memori melintas kmbali di otaknya.

Bayangan dirinya yang berlari entah kemana.

Ia menghela napasnya karena melihat ketiga temannya masih aktif minum— dia merasa lemah sekarang.

"Gue keluar dulu ya— toilet."

Pear mengangguk setelahnya terdengar suara pintu yang dibuka menandakan Fong sudah keluar dari ruang private itu. Tine sih tidak peduli, ia kembali menelungkupkan kepala diatas meja.

Hingga keheningan melanda membuat Tine mengagkat kepalanya yang sejak tadi menelungkup diatas meja.

"Eum Tine."

pereche ; brightwin [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang