Tiga

2 5 0
                                    

Assalamualaikum.....

Udah masuk part ke-3 nih. Semoga kalian sabar dan nggak bosen ya.

Sabar aja gess, diawal gini emang rada monoton tp nanti author kasih banyak kejutan deh😁😁

Tuh kan author jadi banyak bacot😏

Happy Reading

☘☘☘

Pagi ini terasa sangat panas membuat Hana sedari tadi terus saja mengipas-ngipas wajahnya dengan buku tulis. Gadis itu melihat jam yang melingkar di lengannya.

"Astaga, baru jam 09.15 tapi kenapa panas sekali?" Keluhnya.

Rea yang duduk dibelakang nya mengangguk menyetujui ucapan Hana. "Sepertinya Mr. Sun terlalu semangat menunjukkan pesonanya,"

"Oh Mr. Sun please help me," gumam Hana mendramatisir suasana.

Fani yang duduk disebelah Rea sontak menoyor kening keduanya. "Kalian gila?! Jangan mengada-ngada deh."

Fani tergolong gadis yang sedikit tomboy dan tak suka hal hal berbau alay. Makanya ia akan kesal jika mendengar atau melihat sesuatu yang alay seperti yang dilakukan Rea dan Hana.

Kringggg kring....

Suara bel disambut suka cita oleh seluruh murid tak terkecuali Rea dan Hana. Pasalnya kedua gadis itu sedari tadi terus saja mengeluh lapar, haus, panas dan sebagainnya.

"Ayo buruan kita ke kantin!" Semangat Hana. Fani menatap Hana dengan malas.

Mereka berjalan menuju kantin untuk memberi makan para cacing yang sedari tadi sudah protes diperutnya.

"Fani cantik__"

"Emang cantik, ngga usah modus!"

Hana langsung menekuk wajahnya mendengar sahutan Fani. Belum juga ia menyelesaikan rayuannya tapi Fani ternyata sudah terlebih dulu tahu.

"Ihh kan belum selesai ngomong," keluh Hana.

"Nggak usah ngomong deh lo. Gue tahu akal bulus lo. Pasti ada udang di balik bakwan 'kan?" Sewot Fani. Rea yang sedari tadi mendengar adu mulut diantara keduanya pun tertawa. Bisa bisanya Fani mengatakan ada udang di balik bakwan.

"Udah-udah jangan debat mulu. Mending kita pesen sekarang, keburu makin panjang antriannya." Ucap Rea menengahi. Jika tidak begitu maka tak akan berhenti perdebatan tak berfaedah itu.

"Yaudah pesen sendiri sendiri aja." Setelah mengatakan itu Fani langsung pergi kearah penjual Soto tanpa menghiraukan Rea dan Hana.

Sedangkan Rea dan Hana memilih pergi ke arah penjual nasi goreng. Tak membutuhkan waktu lama bagi Rea dan Hana pasalnya antrian juga tak terlalu panjang. Dan mereka benar benar bersyukur.

"Fani kok lama ya, Re?" Ucap Hana setelah mereka menemukan tempat untuk duduk.

Baru saja Rea akan menjawab ucapan Hana tapi tiba tiba ia merasakan sesuatu. Ia menarik napas dengan mata terpejam.

Hana yang tak kunjung mendapat sahutan dari Rea lantas menggoyangkan tangan gadis itu yang ada di atas meja.

"Re?!" Rea tersentak lalu membuka mata dengan paksa.

"Apa?" Mendengar itu Hana menjadi semakin kesal.

"Ihhh Rea nggak dengerin aku ngomong?! Males ah."

Aku harus mencegahnya. Pikir Rea. Ia berdiri dari duduknya berniat menghampiri Fani.

"Mau kemana?" Hana menoleh kembali kearah Rea saat melihat gadis itu akan beranjak.

Rea-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang