Tujuh

3 6 0
                                    

Rea-die • Update

Vote

Coment

Happy Reading!

Rea berjalan di koridor dengan wajah cukup riang. Pagi ini terasa begitu segar, semilir hawa sejuk, dan kicauan burung ditambah mood nya yang sangat bagus. Perpaduan yang pas.

Gadis itu terus berjalan dengan sesekali tersenyum tipis. Ada apa? Kenapa dia seperti orang gila sekarang. Ah entahlah tapi rasanya ia ingin tersenyum saja.

Biarlah. Biar dia menikmati waktu yang langkah ini.

"Hai!" Rea menolehkan wajahnya kesamping kiri melihat si penyapa. "Selamat pagi," tambahnya dengan melambaikan tangan. Dia kira dia model apa?!

Setelah melihatnya sekilas ia kembali menatap kedepan melanjutkan perjalanannya.

"Lo cantik pagi ini." Moodnya langsung anjlok seketika. Matanya mendelik tak suka. Bisa-bisanya cowok disampingnya ini mengatakan omong kosong seperti itu. Bahkan mereka belum ada lima menit bertemu. Dasar buaya buntung!

Tanpa menghiraukan laki-laki itu, Rea malah semakin mempercepat langkahnya. Ia tak mau berurusan dengan orang sepertinya. Apalagi ia merasakan ada sesuatu hal aneh yang ada di diri laki-laki itu.

☘☘☘

"Rea, tolong ambilkan buku paket di perpustakaan ya." Rea mengangguk patuh.

Dia berdiri dari duduknya. "Ajak satu teman lagi untuk bantu membawa. Pinjam sesuai jumlah siswa dikelas ini." Tambah Bu Tia, guru bahasa Indonesia.

Rea memang cukup dekat dengan Bu Tia. Walau gadis itu belum ada satu tahun di sana tapi karena semangatnya yang menggebu saat belajar mata pelajaran itu membuat Bu Tia senang. Ditambah Rea juga jago dalam hal membaca puisi.

Rea menatap kearah Fani yang ada disebelahnya tapi belum sampai ia mengucapkan kata-katanya Fani sudah menyahut.

"Jangan ajak gue Re!" Rea menghembuskan napas kesal.

"Hana, ikut ke perpus yuk." Hana langsung mengangguk. Keduanya berjalan keluar kelas menuju perpustakaan.

"Ya gimana sih Han, masa buku yang aku bawa lebih banyak dari yang kamu bawa. Aku ngajakin kamu itu buat meringankan beban, bukan malah nambahin." Protes Rea. Pasalnya Hana tak mau membawa buku lebih dari lima dengan alasan berat dan kedua tangannya tak kuat. Banyak alasan memang. Kalo begini Rea jadi menyesal sendiri.

"Rea tungguin!"

Rea berjalan dengan kesal meninggalkan Hana.

Saat diperjalanan tak sengaja Rea berpapasan dengan Dipta. Dan laki-laki itu sama sekali tak menghiraukannya begitupun dengan Rea. Seharusnya ini bukan masalah untuk Rea toh mereka memang tak kenal dan tak pernah bertegur sapa. Tapi, kenapa kali ini rasanya berbeda? Rea merasa aneh.

Buru-buru gadis itu menggelengkan kepalanya cepat. Menghilangkan rasa aneh yang hinggap di dirinya.

"Rea, kenapa geleng-gelengin kepala?" Tanya Hana saat gadis itu sudah berada di samping Rea.

Ia menatap Hana sambil menggeleng. "Enggak."

Hana tak menghiraukan tingkah aneh temannya itu. Keduanya kembali melangkah menuju kelas.

☘☘☘

"Ayo pergi!" Seru Hana.

Hana menggandeng lengan Fani dan Rea dengan semangat. Bahkan ia melakukan dengan sedikit susah payah agar kedua temannya itu dapat mengikuti langkahnya. Ia sudah merasa sangat lapar saat ini.

Rea melepas rangkulan Hana pada lengannya. "Aku mau ke perpustakaan,"

"Ada apa?"

"Cuma nyari beberapa referensi buat tugas."

Keduanya mengangguk mengerti. "Oke."

"Nanti nyusul ya kalo udah selesai!" Teriak Hana sambil melambaikan tangan. Rea mengangguk sambil terkekeh kecil.

Saat sampai di perpustakaan gadis itu langsung pergi kearah jajaran lemari besar berisi buku-buku itu dan menyusuri nya satu persatu.

Rea berjalan dengan fokus kepada deretan buku. Ia harus menemukan buku yang dicarinya itu sekarang juga. Saking fokusnya sampai sampai ia tak sengaja menabrak sesuatu yang keras seperti punggung.

"Ah maaf,"

"Kau!"

Laki-laki itu menutup buku yang dibawanya. "Khmm, kebetulan kau disini. Ikut gue ke ruang jurnalistik sekarang."

"Gak!"

Dipta menatap Rea dengan memincingkan mata.

"Hmm, maksudnya gak bisa sekarang."

"Kapan?"

"Hah?"

Dia melengos sebentar. "Kapan Lo ada waktu?"

Rea berdecak dalam hati. Ia merasa kesal sendiri. Lalu sekarang ia harus beralasan apa lagi.

"Nanti ku kabari,"

Rea langsung pergi dari sana dan melupakan buku yang dicarinya.

________________________________

TBC

Bantu telusuri Typo😊

Maafkan keterlambatan update ini ya...

Yuk Coment!!!

Tekan ⭐ nya juga:)
Karena itu gratis!!!!

#angkah6.project adalah project pemula untuk penulis pemula. Ceritanya pun benar-benar awal dan bebas genre. Jadi jika ada kekeliruan mohon dikoreksi. Karena kita lagi sama-sama belajar.

Baca cerita yang lain juga!!!!
Senin & Kamis : Sweet Door
Bermulai dari menghilangnya anak kecil secara misterius lalu secara perlahan rahasia mulai bermunculan. titaniananda
Selasa & Jumat : Rea-die
Kisah seorang perempuan yang bisa tau apa yang seharusnya tidak diketahui. (Saya)
Rabu & Sabtu : Senyawa
Ini bercerita tentang keterikatan antara dua orang. Mengupas cara mereka menyikapi takdir yang terlalu bercanda dengan kehidupan mereka. rialusiandari
Rabu & Minggu : Entah lah
Cerita masa lalu yang belum usai datang bersamaan dengan masalah lainnya. Lihat mana yang diprioritaskan. elisa49725
Sabtu & Minggu : Gas "Substitute"
Menceritakan tentang seorang wanita yang bimbang dalam memilih takdirnya serta laki-laki gagah yang tampan nan kaya. cahya0905

Satu vote dan komen dari kalian sangat berarti buat kami.......

Salam Bahagia...
05082020

Asyamaisya⚛

Rea-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang